Chapter 15

2.7K 314 50
                                    






Godt dan Bbas saling menempel satu sama lain seperti lem, Tee tidak tahu apa yang terjadi sekarang. Satu saat ia melihat Bbas tidak tahan dengan Godt, tapi hari ini mereka terlihat sangat dekat.

Di sisi lain, Kimmon terus menggoda Copter meski Copter terus memarahinya, bahkan menendangnya. Malam inu hanya mereka berlima di restoran, Tae sibuk dengan pekerjaannya.

"Bbas, Copter, kalian mau udang?" Tanya Tee. Copter dan Bbas sangat menyukai udang, dan itulah satu-satunya hal yang sama-sama mereka sukai.

"Kau bisa makan punyaku." Godt menawarkan pada Bbas dan Kimmon menawarkan pada Copter. Tee mengembalikan udang ke piringnya. Dia menggigit bibirnya dan terus makan dalam diam. Mereka berempat sudah berada di dunia mereka sendiri.

"P' ke kamar kecil dulu." Kata Tee kepada mereka, tapi tidak ada yang memperhatikannya. Sekarang Tee merasa sedih.

Tee berjalan ke kamar kecil, air matanya hampir jatuh tapi dengan cepat dia mengusapnya. Tee tidak tahu kenapa, tapi ia merasa seperti kehilangan sesuatu hari ini. Kedua adiknya bahkan tidak menyadari jika ia pergi.

Tee mengeluarkan ponselnya dan menekan satu nomor. Dia berharap Ray akan menjawab panggilannya dengan cepat. Dia membutuhkan seseorang untuk bicara sekarang. Setelah beberapa saat, panggilan terjawab.

"Ray, maaf karena mengganggumu. Apa kau sibuk?" Tee bertanya pelan. Hari ini adalah hari kencan Ray, tapi Tee ingin bicara dengan seseorang.

"Maaf jika kau sedang sibuk. Aku akan matikan teleponnya. Terima kasih sudah menjawab panggilanku." Tee ingin mematikan panggilan, tapi dia mendengar suara dari ponselnya.

"Kau dimana?"

"Eh, P' Tae? Kenapa P' bersama Ray. Oh?! Apa kau kekasihnya?!" Tee berteriak, membuat Tae harus menjauhkan ponselnya dari telinganya. Dia mungkin saja bisa kehilangan pendengarannya.

"Itu konyol dan menjijikkan. Kau menelpon orang yang salah." Tae ingin memukul kepala Tee karena bicara omong kosong.

"P', maaf." Sekarang Tee merasa bersalah. Dia memukul kepalanya sendiri karena menghubungi nomor yang salah. Kenapa dia menekan kontak yang salah dimana nama Tae dan Ray itu sangat jauh?

"Katakan, di mana kau sekarang?" Tanya Tae lagi.

"Dalam perjalanan pulang." Tee memutuskan untuk pulang karena ketika dia kembali dari kamar kecil, empat orang itu sedang berbincang riang dan tertawa tanpanya. Dia tahu dia terlalu sensitif. Tapi, cobalah untuk berada di posisinya, maka kita akan melakukan hal yang sama.

"P'? P' Tae?" Dan tiba-tiba panggilan sudah terputus.

"Bahkan P' Tae tidak ingin bicara denganku." Tee merajuk sendirian dan berjalan menyusuri jalanan dengan hati dan langkah yang berat.

Ketika sampai di gedung apartemennya, Tee terkejut melihat Tae berdiri di depan gedung apartemen mereka. Tae terlihat keren dengan jas dan kedua tangannya berada di saku celananya.

Entah mengapa Tee merasa sangat bahagia dan lega pada saat yang sama. Dia mulai berlari dan melompat ke tubuh Tae. Syukurlah Tae cukup kuat untuk menangkap Tee, atau mereka akan jatuh ke tanah yang keras.

"P' Tae! Aku sangat senang." Teriak Tee.

Tae menurunkan Tee dan sedikit tersenyum. Tae mengusap rambut Tee lembut dan menyeka bekas air mata di pipi Tee.

"Ayo masuk ke dalam. Aku akan membuatkanmu kopi." Tee menarik tangan Tae, mereka berjalan bersama menuju lift. Tae? Dia hanya menurut seperti biasa.

Love Is Here (bahasa translate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang