"Ini kayaknya beneran Bangchan-Hyung pelakunya deh. Liat sekarang, di saat kemungkinan Lee Know memang masih hidup, dia malah ilang." Ujar Changbin dengan nada emosinya seperti biasa.Woojin mengendarai mobil milik Bangchan menuju ke daerah Gwangju, sesuai dengan alamat pada pesan itu.
"Dia nggak ilang kok, lebih tepatnya kabur. Barang-barangnya yang ada di mobil dibawa semua sama dia." Sahut Woojin dari balik kemudi. Ia sedang berkonsentrasi dengan jalanan.
"Nah berarti memang udah keliatan banget kalau ini semua ulahnya Bangchan-Hyung. Dia bener-bener udah bohongin kita semua. Kita tinggal tunggu keterangannya Lee Know aja. Dia pasti akan ngungkap semuanya." Balas Bangchan lagi.
Jeong In sejak tadi hanya diam saja karena sebenarnya dia sedikit bingung dengan situasinya. Saat dia bangun, tiba-tiba saja Woojin menyuruhnya untuk segera mengepak barang-barangnya karena mereka akan keluar kota. Changbin berusaha menjelaskan situasinya pada Jeong In dengan cepat, bahkan terdengar seperti lantunan rap yang biasa ia nyanyikan.
Alhasil Jeong In tidak mengerti dan memilih untuk menuruti perintah Woojin.
Sudah dua jam mereka ada di dalam mobil. Tulisan selamat datang sudah mulai terlihat dari kejauhan. Akhirnya setelah sekian lama berdiam diri di dalam mobil, mereka sampai juga di Gwangju.
"Lix, pasang GPS. Aku nggak tau tempatnya." Ujar Woojin pada Felix. Felix segera melaksanakan perintah Woojin dan memberikan ponselnya pada Woojin.
Woojin mulai mengemudikan mobilnya sesuai instruksi GPS. Tak butuh waktu lama, mobil mereka telah berbelok ke jalan yang lebih sempit. Woojin agak ragu ketika melihat jalanan itu. Di sana sangat sepi sekali seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan.
"Kamu udah masukin alamatnya dengan bener? Kok...jalannya kayak gini." Komentar Woojin. Jalanan mulai bergelombang. Ada beberapa jalanan yang berlubang juga jadi Woojin harus sering mengerem mobilnya.
"Bener kok hyung. Ini alamatnya." Ujar Felix sambil melihat kiri-kanannya.
"Menurut GPS sih kita mau sampai." Balas Woojin. Tak lama dia sudah menghentikan mobilnya di sebuah rumah yang tampak kumuh. Woojin awalnya ragu tapi akhirnya ia melangkah turun.
Hyunjin, Jisung, Changbin, Felix, dan Jeong In segera mengikuti Woojin dan berhenti di depan rumah itu. Dengan ragu-ragu Woojin memencet bel yang ada di sana sedangkan Hyunjin memilih untuk mengetuk pintunya.
"Permisi..." Sapa Woojin. Tak lama terdengar seseorang membuka kunci pintu. Pintu segera membuka. Mereka benar-benar terkejut sekaligus senang begitu melihat orang yang menyambut mereka.
"Huaaa....Lee Know-Hyung..." Jeong In langsung menghamburkan pelukannya pada Lee Know. Yang lainnya segera mengikuti Jeong In dan memeluk Lee Know. Mereka benar-benar tidak menyangka bahwa Lee Know masih hidup.
"Udah ayo masuk. Kalian pasti akan lebih terkejut lagi." Ujar Lee Know yang segera melepaskan pelukannya dan mendorong mereka masuk ke dalam.
Rumah itu tidak sekumuh seperti yang mereka duga. Rumah itu masih termasuk bersih, walaupun perabotannya tampak sudah berumur dan kuno.
"Temen-temen..." Suara seseorang yang sangat mereka kenal segera membangunkan atensi mereka. Seungmin muncul dari dapur dan langsung menghambur ke pelukan teman-temannya.
"Eh...Seungmin? Ya Tuhan..." Changbin langsung menyambut pelukan Seungmin begitu juga yang lainnya. Jeong In bahkan menangis karena terlalu senang.
Berita tentang Lee Know yang masih hidup saja sudah membuat mereka senang, apalagi berita Seungmin yang masih hidup. Itu benar-benar sebuah kejutan untuk mereka.
"Guys..." Sapa seseorang lagi. Mereka langsung mengalihkan pandangannya pada seseorang yang berdiri di dekat mereka. Wajahnya tampak campur aduk, antara senang, sedih, dan juga takut.
"Eh Bangchan-Hyung kok bisa ada di sini? Bukannya-" Ucapan Changbin langsung terputus.
"Bukannya aku pelakunya? Aduh...kalian kok nggak percaya banget sih sama aku. Aku nggak mungkinlah ngelakuin semua itu." Ujar Bangchan.
"Oke memang tingkahku aneh belakangan ini. Soalnya aku mikirin kalian semua. Terus masalah telepon itu, itu bener-bener dari Jinyoung PD-nim. Orangnya ada di meja makan sekarang, dia udah nungguin kalian. Biar PD-nim aja yang njelasin semuanya." Ujar Bangchan yang langsung mengode teman-temannya untuk mengikutinya.
Ucapan Bangchan memang benar. Park Jinyoung telah menunggu di meja makan. Wajahnya tampak lusuh, bahkan kerutan di wajahnya lebih banyak daripada mereka terakhir kali bertemu. Park Jinyoung langsung melayangkan senyumannya pada Woojin dan teman-temannya yang baru saja tiba itu.
"Ayo duduk. Aku akan jelasin semuanya." Ujar Park Jinyoung. Mereka langsung menuruti perkataan PD-nim mereka itu dan segera duduk di kursi yang kosong.
"Alasan aku kabur itu karena aku ingin ngelindungi kalian semua. Aku waktu itu ceroboh sekali karena nggak paham dengan situasinya dan akhirnya manager kalian terbunuh."
"Mulai dari situlah aku sadar. Ini semua ada hubungannya sama undangan pesta topeng itu. Aku sendiri juga dapet dan artis yang lainnya juga. Tapi karena mereka semua sibuk, mereka nggak dateng dan cuman kalian aja yang bersedia buat dateng."
"Aku kenal sama ketua pesta itu. Namanya Park Sora. Dia dulu temanku waktu masih SMA. Aku paham kenapa dia dendam padaku."
Flashback
"Jinyoung-ah, apa cita-citamu kalau sudah besar?" Tanya seorang perempuan bernama Park Sora. Perempuan itu adalah sahabat Park Jinyoung. Hanya perempuan itu sajalah satu-satunya sahabat terbaik Jinyoung.
"Hmm....setelah ini aku mau masuk kuliah bagian geologi. Aku sendiri nggak terlalu tau aku ingin jadi apa nantinya. Kau sendiri?"
"Aku mau mendirikan agensi hiburan terbesar se-Korea Selatan. Aku ingin mendebutkan artis-artis yang nantinya akan dikenal di seluruh dunia."
"Wah cita-citamu hebat sekali. Aku jadi ingin melakukannya juga." Celetuk Jinyoung.
"Eh, kalau kamu juga ngelakuin hal yang sama, nanti kita berdua saingan dong. Aku nggak mau kita musuhan nantinya, jadi jangan ikut-ikut impianku ya."
Flashback end.
"Tapi waktu itu aku bener-bener berubah mimpi setelah mendengar ucapannya itu. Punya agensi sendiri dan mendebutkan artis-artis yang akan dikenal di seluruh dunia. Aku nggak bisa berhenti memikirkan itu , karena itulah aku terus bekerja keras sampai sekarang."
"Aku tau dia pasti iri padaku karena aku berhasil mendirikan agensiku sedangkan dia sendiri, aku nggak tahu keadaannya.
"Untung saja Bangchan memberitahuku semuanya sebelum perempuan itu bergerak lebih jauh. Dia dengan rajin memberikan laporan padaku. Aku sangat berterima kasih padanya." Jinyoung melirik ke arah Bangchan yang sedang tersipu malu.
"Terus gimana caranya PD-nim nyelametin Seungmin sama Lee Know?"
To be continued...
Hueee ㅠㅠ
OT9 Forever🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
The Masked | Stray Kids ✔
Fanfic"The mask that can hide your life and lie." Welcome to masquerade party, where everything happened!