Setelah kehilangan Seungmin, mereka harus kehilangan seorang teman lagi. Woojin dan Changbin sampai kehilangan kata-kata begitu menerima kabar dari Bangchan.Untuk kedua kalinya mereka berdiri di depan foto teman mereka untuk memberikan penghormatan terakhir. Ibu Lee Know bahkan tidak bisa berhenti menangis begitu mengetahui anaknya itu sudah meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.
"Kenapa harus Lee Know Hyung sih? Padahal dia hampir aja nyelesain teka-teki semua ini." Gumam Hyunjin pelan.
"Kita semua nggak pernah duga kalau Lee Know Hyung jadi kena kayak gini. Kan selama ini cuman yang masuk ke pesta aja yang bisa kena." Balas Jisung dengan suara pelan.
"Nggak. Manager kita yang dulu aja juga bisa kena. Pelakunya ini memang bener-bener nargetin kita dan dia milih orang yang lagi sendirian kayak Seungmin sama Lee Know Hyung...." Ujar Hyunjin.
"Tapi kayaknya memang pelakunya ketua pesta itu deh. Aku udah dapet sedikit keterangan kemarin." Sahut Jisung.
"Keterangan apa?" Tanya Hyunjin. Jisung diam sesaat sambil memperhatikan orang-orang yang ada di sekitarnya. Jisung memberi kode pada Hyunjin untuk mengikutinya keluar. Tak lupa Jisung menepuk pelan bahu Felix dan menyuruhnya untuk mengikuti mereka.
Mereka bertiga sampai di depan mobil van mereka. Manager yang melihat mereka ada di sana segera menghampiri mereka.
"Hyung, bisa bukain mobilnya nggak?" Tanya Jisung pada managernya. Laki-laki itu segera menuruti permintaan Jisung dan mereka bertiga segera masuk ke dalam. Jisung memilih tempat itu untuk membicarakan hasil temuannya tadi malam supaya tidak ada yang bisa mendengar mereka.
"Jadi kemarin aku omong-omongan sama seorang perempuan yang katanya temen ketua itu. dan kalian tau..." Jisung menjeda kalimatnya,
"Ternyata ketua itu temen SMAnya Park Jinyoung PD-nim." Lanjut Jisung. Kedua temannya itu langsung terkejut.
"Jadi bisa jadi semua ini memang berhubungan? Termasuk ilangnya PD-nim juga." Balas Hyunjin. Jisung langsung mengangguk.
"Memang aku nggak bisa buat dugaan sejenius Lee Know Hyung, tapi aku ngerasa PD-nim kita ilang gara-gara dia terancam. Bangchan-hyung bisa jadi memang kerjasama sama ketua pesta itu. Mungkin aja dia disuruh ngebunuh PD-nim dan PD-nim kita itu udah tau duluan jadi dia langsung kabur." Jelas Jisung.
"Bisa juga sih. Tapi kayaknya masih ada yang janggal deh. Gimana ceritanya Bangchan-Hyung bisa kenal sama ketua itu bahkan sampai kerjasama buat ngehancurin JYP?" Balas Felix yang sejak tadi hanya diam.
"Nah itu aku yang nggak tahu." Ujar Jisung. Ia langsung menghela nafas pasrah. Saat Jisung hendak menyenderkan punggungnya, matanya menangkap suatu benda yang tergeletak di bawah kursi. Jisung segera mengambilnya dan menunjukkannya pada Hyunjin dan Felix.
"Ini bukannya buku milik Lee Know-Hyung ya?" Ujar Felix. Jisung menelisik buku itu dengan cermat lalu membukanya. Ada sebuah catatan di sana dan tulisannya mirip dengan tulisan tangan milik Lee Know.
"Bener, kan? Ini pasti buku catetan milik Lee Know-Hyung. Coba kita baca catetannya." Ujar Hyunjin. Jisung segera menaruh buku catatan itu di tengah-tengah supaya Hyunjin dan Felix bisa membacanya.
Buku catatan milik Lee Know itu berisi segala rangkuman kasus yang sudah mereka hadapi. Mulai dari kejadian manager mereka hingga kematian Seungmin.
Jisung membalik halaman yang berisi rangkuman itu. Di halaman selanjutnya, mereka menemukan catatan berisi hasil diskusinya dengan perwakilan agensi waktu itu. Pada bagian akhir kesimpulan, kalimatnya terputus.
"Apa jangan-jangan Lee Know-Hyung dibunuh waktu dia lagi nulis ini ya? Jadinya kalimatnya keputus gini." Ujar Jisung.
"Bisa jadi. Tapi kayaknya kita udah dapet clue baru deh." Balas Hyunjin. Ia menunjuk sebuah kalimat yang ada di catatan itu.
"Disini ditulis artis yang paling deket sama PD-nim itu, Jaebum-Hyung sama Bangchan-Hyung. Tapi karena akhir-akhir ini GOT7 lagi sibuk dan sering pergi ke luar negeri, akhirnya tinggal Bangchan-Hyung." Ujar Hyunjin.
"Terus di sini ada catetan kalau PD-nim akhir-akhir ini sering nyeritain masalahnya ke Bangchan-Hyung. Perwakilan agensi pernah sempet dengerin percakapan PD-nim sama Bangchan ditelepon yang bahas tentang masalah pribadi PD-nim." Lanjut Hyunjin.
"Lalu sehari sebelum PD-nim ilang, dia pernah bilang niatannya untuk libur sebentar ke perwakilan agensi itu. Tapi karena dia sendiri nggak bisa ninggal artis-artisnya jadinya perwakilan agensi itu nggak bisa ngasih izin." Lanjut Hyunjin lagi.
"Eh sejak kapan PD-nim mau liburan kayak gitu? Setauku dia bukan orang yang kayak gitu deh. Dia kan pekerja keras dan malahan dia seneng kalau dirinya lagi sibuk. Aneh banget." Balas Jisung. Ia merasa kalimat terakhir yang diucapkan Hyunjin itu terdengar tidak masuk akal.
"Ya siapa tahu kayak katamu tadi, dia udah tau duluan kalau dirinya itu mau dibunuh jadinya dia minta izin kayak gitu. Tapi karena nggak disetujui, akhirnya dia ngilangin dirinya, kabur gitu." Balas Hyunjin.
"Hmm....masuk akal. Terus kita sekarang harus gimana?" Tanya Jisung pada Hyunjin.
"Nggak tahu. Aku udah pusing jadi nggak bisa mikir apapun." Balas Hyunjin.
Tok...Tok...Tok...
Mereka bertiga segera mengalihkan perhatiannya pada kaca jendela yang baru saja diketuk itu. Orang misterius berjubah hitam dan bertopeng hitam itu berdiri di sana sambil tersenyum penuh arti. Orang itu bahkan melambai-lambaikan tangannya dan seakan menantang mereka untuk mengejarnya.
Hyunjin dengan sigap membuka pintu mobil dan mengejar orang itu yang sudah berlari terlebih dahulu. Lagi-lagi Hyunjin kehilangan jejak orang itu. Dia benar-benar sebal kali ini. Sudah dua kali dia tidak bisa mengungkap orang itu.
Mata Hyunjin terarah ke tanah. Dia melihat ada sebuah kertas di sana dan segera menyambarnya. Ia tahu, kertas itu pasti milik orang misterius itu. Hyunjin kembali masuk ke dalam mobilnya dan menyerahkan kertas itu pada Jisung.
Jisung segera membuka lipatan kertas itu dan membacanya.
Gimana? Masih penasaran denganku? Semakin kalian penasaran. Semakin semangat aku mempermainkan kalian.
Jisung segera meremas kertas itu dan membuangnya keluar jendela. Ia sudah muak dengan tulisan-tulisan semacam itu. Menurutnya tulisan itu tidak membantu sama sekali, malah makin membuatnya pusing.
Ting!
Sebuah pesan tiba-tiba masuk melalui ponsel Felix. Ia sangat terkejut begitu tahu siapa yang mengiriminya pesan itu. Ia menunjukkan layar ponselnya pada Jisung dan Hyunjin. Mereka berdua langsung memasang ekspresi yang sama seperti Felix.
"Ini gila!"
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Masked | Stray Kids ✔
Fiksi Penggemar"The mask that can hide your life and lie." Welcome to masquerade party, where everything happened!