Seungmin, Hyunjin, Felix, Jisung, Changbin, Woojin, Bangchan, dan Lee Know sedang berkumpul mengelilingi Jeong In yang terbaring di tempat tidur rumah sakit. Kepalanya diperban dan pria itu juga belum sadarkan diri. Sudah dua hari teman mereka itu terbaring di sana.
"Ikut aku sekarang." Changbin berbisik ke arah Bangchan dan menarik tangannya keluar dari kamar rawat Jeong In.
Begitu sampai di luar, Changbin membanting tubuh Bangchan ketembok hingga Bangchan mengerang kesakitan. Ia menatap Changbin bingung. Kenapa ia tiba-tiba diperlakukan seperti itu?
"Ngaku aja sekarang. Hyung yang buat Jeong In gitu,kan? Ayo ngaku aja!" Ujar Changbin dengan nada meninggi. Ia sudah tidak peduli dengan orang-orang yang menatap mereka kebingungan.
"Aku nggak tahu apa-apa, Seo Changbin! Sungguh!" Balas Bangchan dengan penuh penekanan. Ia berusaha untuk mengontrol emosinya.
"Nggak! Hyung pasti bohong! Hyung sebenernya nggak dipanggil sama ketua rumah itu, kan? Hyung bersekongkol sama laki-laki tua itu supaya hyung bisa negbunuh Jeong In. Iya, kan?"
"Changbin, aku nggak gila! Tolong deh. Buat apa aku ngebunuh Jeong In kalau dia aja udah kuanggap kayak adikku sendiri?" Tanya Bangchan. Changbin hanya diam saja.
"Aku sungguh-sungguh nggak tahu kejadiannya. Aku aja baru dapet kabar tentang Jeong In dari kalian. Aku bener-bener ke ruangan pemilik rumah itu. Aku nggak kemana-mana selain ke sana." Jelas Bangchan lagi.
Drrttttt...drrrttt
Sebuah panggilan masuk menginterupsi perkelahian mereka. Bangchan mengambil ponselnya dari saku celana dan melihat kontak nama yang tertera di sana.
"PD-nim telepon. Aku tinggal dulu." Ujar Bangchan lalu berjalan menjauh dari Changbin.
Untuk meluapkan rasa kesalnya, Changbin menendang tembok dengan keras. Woojin dan yang lainnya keluar dari ruang rawat Jeong In begitu keadaannya sepi. Iya, mereka mendengar semua pertengkaran Bangchan dan Changbin, tapi tidak ada satupun yang ingin melerainya.
"Udahlah. Sabar aja..." Woojin menarik Changbin dan menepuk-nepuk punggungnya pelan.
"Kapan sih dia mau ngaku? Padahal udah keliatan banget!" Ucap Changbin. Woojin mengernyit bingung.
"Memangnya bener dia yang ngelakuin?" Tanya Woojin.
"Min, ceritain ke mereka!" Ujar Changbin pada Seungmin. Pria itu berdehem sejenak sebelum memulai ceritanya.
"Jadi gini. Waktu aku ngeliat kepala Jeong In berdarah-darah, nggak jauh dari badannya Jeong In itu ada topeng yang mirip sama punya kita. Topengnya nggak mungkin punyaku sama Jeongin soalnya punya kita berdua masih nempel dimuka." Cerita Seungmin.
"Terus kan aku lari ke kalian buat cari pertolongan. Aku nggak sengaja ngeliat Bangchan Hyung lari nggak tahu kemana sama nggak pakai topeng juga. Aku yakin itu topengnya Bangchan Hyung." Lanjut Seungmin.
"Tapi masa iya sih Bangchan-hyung setega itu?" Ujar Jisung begitu selesai bercerita.
"Ya sapa tahu aja. Namanya juga disuruh sama seseorang. Aku kan pernah cerita waktu itu." Balas Changbin.
"Tapi masa iya sih PD-nim nyuruh Bangchan buat nyelakain Jeong In. Nggak mungkin banget." Ujar Jisung.
"Ya juga sih." Balas Changbin. Ia langsung menunduk lesu.
"Tapi kayaknya ini ada hubungannya sama orang-orang yang ada di pesta itu deh." Mereka langsung mengalihkan perhatiannya pada Felix yang sejak tadi hanya diam.
"Kalian inget nggak waktu Jeong In mau ngebuka topengnya di ruang tunggu terus Bangchan-hyung ngelarang dia. Aku denger Bangchan-hyung bilang kalau dia akan kena masalah kalau masih nekat buka. Tapi kan Jeong In waktu itu nggak dengerin dan tetep buka. Jadinya dia sekarang kayak gini. Inget nggak kalian?" Mereka diam sejenak mendengar pernyataan Felix.
"Iya sih. Waktu itu Bangchan-hyung bilang gitu." Ujar Jisung.
"Kesimpulanku sih ya, kalau kalian ngebuka topeng atau ngelanggar peraturan yang lainnya, kalian akan bernasib sama kayak Jeong In atau parahnya lagi kayak manager kita. Jeong In pernah ngelepas topeng sedangkan manager kita nggak pakai sama sekali. Masuk akal, kan?" Balas Lee Know.
"Iya sih masuk akal banget. Terus hubungannya sama Bangchan-hyung apa?" Tanya Seungmin.
"Ya kayak kata Changbin tadi. Dia kemungkinan disuruh sama seseorang tapi bukan PD-nim. Menurutku sih laki-laki yang waktu itu atau nggak ketua pesta. Waktu itu kan dia dipanggil ke ruangannya." Balas Lee Know. Mereka langsung mengangguk serempak. Mereka paham dengan arah pikiran Lee Know.
"Aku setuju sama Lee Know. Dengan alasan ini kita bisa nyudutin Bangchan-Hyung kalau nanti dia masih nggak ngaku." Balas Woojin.
"Udah ah. Pusing...."Changbin sejak tadi memijat-mijat pelipisnya. Kepalanya berkedut-kedut karena terlalu banyak teka-teki yang harus dipecahkan.
Changbin dan Woojin memilih untuk masuk ke dalam ruang rawat lagi. Seungmin dan Lee Know pergi ke kantin karena sejak pagi mereka belum makan apapun. Hyunjin, Felix, dan Jisung memilih untuk duduk di depan ruang rawat. Felix langsung mengeluarkan ponselnya untuk bermain game.
"Kenapa semuanya jadi kayak gini sih?" Gumam Jisung.
"Nggak tahu. Rasanya semua jadi aneh. Kalian tahu nggak, aku malah curiga sama Changbin-Hyung." Balas Hyunjin. Jisung langsung menatap Hyunjin dengan tatapan bingung.
"Eh? Kok jadi Changbin-Hyung? Dia kan nggak ngapa-ngapain." Ujar Jisung.
"Dia suka nuduh-nuduh orang. Siapa tau aja ternyata Changbin-Hyung yang sudah berbuat tapi Bangchan-Hyung yang kena? Kan kasihan Bangchan-Hyung..." Jelas Hyunjin. Jisung mengangguk paham.
"Ya bisa aja sih. Kalau gitu kita bertiga awasi gerak-geriknya Changbin-Hyung diem-diem aja. Jangan sampai ketahuan sama yang lainnya." Ucap Jisung. Hyunjin langsung mengangguk setuju.
"Eh...ehh...ada berita baru..." Felix memukul-mukul Hyunjin yang duduk di sebelahnya.
"Apa sih?" Hyunjin segera mengalihkan perhatiannya pada ponsel Felix yang diarahkan padanya. Jisung yang penasaran segera mendekatkan tubuhnya untuk melihat isi ponsel Felix.
BREAKING NEWS!
PENDIRI JYP ENTERTAINMENT, PARK JINYOUNG, DIKABARKAN MENGHILANG!
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Masked | Stray Kids ✔
Fanfiction"The mask that can hide your life and lie." Welcome to masquerade party, where everything happened!