Tiga

8.5K 262 1
                                    

Di sekolah sudah terlihat ramai, karena ini hari senin jadi banyak yang sudah berdatangan.

Banyak yang memperhatikan ica sekarang, namun untungnya ia sudah terbiasa. Mungkin karena ia murid baru jadi ia terlihat mencolok.

Tak butuh waktu lama ia mencari ruang TU karena ia sudah berkeliling sekolah ini sebelum sekolah.

Ica cukup senang disini karena sekolahnya yang cukup besar, serta fasilitas yang di sediakan cukup memadai bagi warga sekolah.

Sebentar lagi upacara akan di mulai, setelah ke ruang TU dan Ica sudah mengetahui letak kelasnya dari denah yang ada di mading segera ia berlari - lari kecil menuju kelasnya.

Karena Ica siswi baru ia tak ingin terlambat.

Kini kelasnya sudah ada di depan matanya. Ia menunduk sedikit merapikan roknya namun tiba tiba.

Bruuk

Ia menabrak siswi yang tingginya lebih rendah sedikit darinya, hingga membuatnya terhayung kebelakang sedikit.

"Ah sorry sorry, are you okey?" sungguh Ica tak sengaja. Gadis yang di tabraknya mendongkak.

"Gue gapapa ko, lo anak baru ya? Hai kenalin gue Sarah." ucapnya sambil menyodorkan tangannya bermaksud bersalaman.

"Syukur deh, nama gue Alisya lo boleh panggil gue Ica" balasnya sambil balas menjabat tangan Sarah.

"yaudah ayo bentar lagi upacara." Sarah mengantarnya kedalam menyimpan tas.

Mereka pun ke lapangan.

*****

Istirahat yang di tunggu tunggu pun akhirnya datang. Ica dan Sarah kini ke kantin berdua.

Di kantin sungguh ramai Ica malas sebenarnya, namun sudah terlanjur Sarah menariknya atau bisa dibilang menyeretnya mungkin. Berbeda dengan Ica, Sarah justru bersemangat ingin membeli seblak bu Idah yang katanya enak sekali.

"Lo mau beli apa Ca?" Berbalik menghadap Ica, Sarah bertanya sementara Ica kebingungan.

"Gue jus alpuket aja Sar ga laper" Sarah mengangguk kecil.

"Lo cari tempat duduk gue ke Bu Idah dulu ya"

Segera Ica mencari tempat duduk sementara Sarah membeli makanan.

Saat sedang asik duduk bermain handphone tiba - tiba ada yang duduk di sebelahnya.

Ica mendongkak, sungguh Ica kaget. Ternyata sudah banyak yang memperhatikannya.

Terlihat Sarah dari jauh menampakan wajah paniknya. Ica masih terlihat diam karena tak tau apapun.

"Lo pasti anak baru" Ucap siswi dengan tubuh ideal, cantik namun terlihat bad dengan rok pendek dan seragam yang crop.

"Iya" jawab Ica tenang, sungguh Ica tak mengerti apapun.

"Lebih baik lo pindah" lanjut siswi tadi dengan nama Windi yang Ica lihat name tagnya.

Ica masih terdiam, sungguh kini Ica badmood. Tak ingin berdebat ia berdiri dengan mendorong bangku dengan kasar dan memberikan mata elangnya kepada mereka.

****

Sedari tadi Ica pusing mendengar ocehan dari Sarah yang memberi kan ia petuah agar ia tidak melakukan ini itu semua yang tidak boleh ia lakukan di sekolah ini. Bukan tentang peraturan di sekolah melainkan tentang geng yang berisi siswa - siswi yang sering masuk bk karena membuat masalah.

Sungguh Ica tak takut.

"Aduh lo dengerin gue ga si caaa" kesal Sarah karena merasa omongannya tidak di gubris.

"Iya gue dengerin Sarah sayaang" Helaan nafas terdengar dari mulut Sarah.

Kelas tiba tiba menjadi hening padahal tadi sungguh ramai seperti ada tawuran, Ica tak memusingkan itu bahkan kini Sarah juga diam.

Tiba - tiba pintu terbuka dan masuk siswa - siswi yang di sebut geng berprilaku buruk menurut Ica.

"Pulang sekolah kalian jangan langsung balik, bakal ada tawuran di gang merdeka SMK PELITA sama SMAN 1 jadi buat kalian cowo klo ngerasa lo cowo bantu kita lawan SMAN 1" jelas siswa tinggi dengan penampilan yang sungguh terdeskripsikan dalam kata nakal.

Semua yang ada di kelas terdiam lalu Bobby termasuk siwa nakal berdiri.

"Oke gue siapin"

Setelah itu mereka keluar dari kelas ini.

'Ko bisa diskusiin kaya gini terang terangan?'
Ica menggelengkan kepalanya tak mau ambil pusing memikirkan hal yang tak harus dipikirkan.
****

My possessive Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang