Duabelas

6K 184 0
                                    

Di taman Aland masih setia menggenggam tangan Ica yang tadi ia tarik, kini ia mulai memperhatikan pergelangan tangan Ica yang sedikit memerah.

Dengan lembut Aland mengusap tangan Ica, Ica melihatnya pun merasa ada seburat merah di pipinya. Bukannya Ica lebay hanya saja menurutnya Aland sungguh manis.

"Seharusnya lo gausah pukul dia"

Aland menghembuskan nafasnya kasar membuat Ica terdiam sebentar.

"Gue cuman gamau lo kenapa kenapa aja, dia juga pantes dipukul tadi liat tangan lo merah Ca"

Ica menatap Aland, sedekat ini membuat ia dapat melihat setiap lekuk wajah yang sungguh terlihat sempurna.

"Iya tau gue ganteng gausah diliatin gitu dong, ga akan kemana mana ko." Ica secara langsung mengalihkan kepalanya kearah lain, yang kini memandang arah jendela.

Aland selesai dengan pergelangan tangan Ica kini ia bersandar di sandaran kursi.

"Pulang yu" Aland mengangguk lalu berdiri mengikuti Ica yang sudah berdiri di hadapan nya.

Aland menggenggam tangan Ica dengan lembut lalu berjalan bersama keluar area taman.

Di parkiran Ica melihat masih ada lelaki tadi Alfa namanya, Ica merasa ia diperhatikan oleh lelaki itu namun ia tepiskan.

Lelaki itu berjalan ke arah Ica dan Aland membuat Ica mengeratkan genggaman nya pada lengan Aland.

Aland mendongkak lalu menemukan Alfa sudah ada dihadapannya.

"Mau apa?" tanya Aland terkesan membentak dengan suara yang meninggi.

"Ets tenang bro gue ga ngapa ngapain ko, tapi kalo lo ga ada bisa kali cewe lo gue ambil" setelah mengatakan itu ia tertawa dengan sinis.

Aland melepas genggamannya lalu menghantam lelaki itu kembali.

"Berani lu sentuh dia, mati lo" ucapan Aland membuat yang berada disana merinding termasuk Ica, bukannya ia tak ingin melerai namun tatapan Aland yang sungguh berubah seperti ingin membunuh orang.

Setelah berhasil membuat Alfa babak belur kini Aland kembali ke Ica lalu menggenggam nya, kali ini Aland membawa mobil.

Didalam mobil sebelum Aland melajukan mobilnya Ica menahan lengannya.

"Ada kotak P3K?" tanya Ica.

Aland mengangguk lalu menunjuk dasboard segera Ica mengambil.

"Lo ngapain si pukul dia lagi" kini Ica berauara sambil serius mengobati luka di pelipis Aland, tadi memang Alfa pun melawannya.

Luka kecil memang namun Ica khawatir dapat membuat infeksi.

"Dia mau ambil lo Ca" untuk pertama kalinya Ica mendengar lirihan Aland sedekat ini.

Ica menyimpan alat alat tadi, lalu menangkup wajah Aland, membuat Aland menatapnya.

"Emang kalo dia ngambil gue, terus gue mau gitu sama dia?" kini Ica bertanya pada Aland.

"Ya ga boleh lah" kini Aland menjawab dengan tegas.

"Yaudah sekarang percaya aja sama gue" kini Ica menyandarkan punggungnya pada sandaran.

"Lo sayang gue kan?" pertanyaan Aland membuat Ica membuka matanya yang sebelumnya ia tutup.

"Kalo iya kenapa, kalo ngga kenapa?" ucapan Ica tenang lalu memejamkan matanya kembali.

"Percuma aja kalo gue jawab, pastinya lo cuman mau jawaban iya kan?" lanjut Ica menatap Aland.

Aland tersenyum menanggapinya dan mengangguk - anggukkan kepalanya senang.

My possessive Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang