Aland benar benar melanjutkan pertandingannya di lapangan basket, Ica hanya diam memandangi dari jauh. Aland kuat memang namun Ica merasa cemas melihat lututnya yang kini memiliki darah yang sudah mengering.
Tadi Ica hanya sempat membersihkan pelipisnya saja karena pihak lawan ingin mempercepat permainan.
Permainan akan segera selesai, namun poin kali ini tetap dipimpin oleh sekolahnya.
Wasit meniupkan peluitnya tandanya permainan selesai, Ica menghembuskan nafas lega. Selesai Aland bersalaman dengan anggota lawan kini ia menghampiri pacarnya.
Ica memandang Aland sebal dengan bibir yang cemberut membuat pipinya semakin besar jangan lupakan matanya yang membesar menggemaskan.
"Udah ayo ke uks gue obatin dulu" ditariknya tangan Aland menuju arah Uks di ujung lorong sebelah kanan.
Aland diam "katanya mau turutin permintaan gue klo gue menang, mending ke kantin aja yu" dirangkulnya pundak Ica membuat Ica hanya bisa mengikuti Aland.
Tentu saja dengan banyak pasang mata yang memperhatikan mereka berdua. Ica ingin memberontakpun pasti kalah dengan tenaga Aland yang lebih kuat darinya.
Di kantin kini bahkan sangat ramai, tadi banyak anggota basket yang menuju kekantin sekolah bahkan yang menjadi lawan pun kini berada disini membuat kantin menjadi sesak.
Karena besok adalah hari sabtu dan sekolah Ica memang jika hari sabtu libur membuat mereka semua ingin menghabiskan waktunya bersama teman, atau kekasihnya seperti Ica sekarang ini. Duduk dihadapan Aland sambil menopang dagunya dengan tangan kiri.
Aland memperhatikan Ica yang kini memperhatikannya juga "Lo mau pesen apaan cepet pusing gue disini Land" keluh Ica karena Aland malah memeperhatikannya bukannya ia mengajak ke kantin untuk makan?
"Iya lo mau apaan?" tanya Aland sambil mengacak acak rambut Ica lalu terkekeh melihat wajah merah Ica.
"Rambut gue Land" menepis tangan Aland yang berada di atas kepalanya "Gue mau jus alpukat aja ah" lanjutnya.
Aland kini menuju stand yang ia ingin kan lalu ke tempat yang menjual jus.
Ica menunduk memainkan hp sambil menunggu Aland. Tiba - tiba ada yang duduk dihadapannya. Ica tidak mengenal siapa lelaki dihadapannya ini.
Mencoba mengabaikan namun lelaki dihadapannya ini terlihat terus memperhatikan Ica membuat ia merasa risih.
"Lo ngapain si?" kini Ica jengah dengan lelaki ini.
Lelaki dihadapannya hanya diam, terus memperhatikan Ica. Ica mulai gelisah duduk ditempatnya mengapa Aland sangat lama?
Kini Ica tau bahwa lelaki dihadapannya bukan termasuk siswa di SMA nya.
Ica baru ingat lelaki dihadapannya ini adalah lelaki yang mencoba mencelakai Aland di pertandingan basket tadi.
Ica memandang datar lelaki dihadapan nya ini, entah Ica merasa tidak nyaman berada di dekat dia dan kesal mengingat kejadian tadi bahkan lelaki ini tak minta maaf pada Aland.
Lelaki itu menjulurkan tangannya kehadapan Ica."Alfa" sambil memberikan smirk nya yang membuat Ica malas melihatnya.
Ica tak kunjung membalas uluran tangan Alfa membuat lelaki itu geram namun ia tahan karena ini masih area sekolah perempuan ini.
Dengan cepat Alfa menarik tangan Ica untuk bersalaman, namun Ica memberontak dan kini malah pergelangan tangannya yang dicengkram erat membuat tangan Ica memerah dibuatnya.
Aland datang melihat Ica memberontak seperti itu tanpa fikir panjang Aland memberi sebuah bogeman mentah yang diterima Alfa dengan tidak siap.
Banyak siswi yang melihat pun menjerit kaget. Segera Agam selaku teman Aland menjauhkan Aland dengan Alfa menenangkan Aland yang sudah marahbahkan wajahnya memerah.
Setelah itu Aland menarik tangan Ica lembut dengan cepat pergi dari sana.
Banyak yang memperhatikan kejadian tadi bahkan ada yang memotret.
KAMU SEDANG MEMBACA
My possessive Bad Boy
Random"Lo jadi pacar gue sekarang" perkataan Aland membuat Ica kaget. "apa apaan lo ga bisa gitu, gue aja baru kenal nama lo kemarin" Ica menggelang kuat, posisinya yang kini di pojok membuat ia merasa semakin takut. "Lo ga boleh nolak" Ica terdiam bebera...