Delapan Belas

3.9K 157 21
                                    

Tamara, siswa populer yang dikenal dengan aksi bullying nya yang tak segan segan. Kedua orang tua yang selalu sibuk gila kerja membuat Tamara merasa selalu kesepian tanpa ada yang menyayanginya. Tamara hidup hanya di jejali harta tanpa merasakan kasih sayang seutuhnya dari orang tuanya.

Kini dirumah besar yang hanya di tinggali oleh dirinya dan beberapa asisten rumah tangga terasa sangat sunyi, memandang ke arah langit gelap di atas balkonya. Memikirkan kedua orang tuanya yang ia rasa sudah melupakan dirinya.

Di genggamannya sudah ada Handphone yang berwana kuning kesukaannya, tertera nama sang mamih. Dengan segera ia menekan layar memanggil sang mamih.

Untuk beberapa saat panggilan tak terjawab, hingga untuk yang kedua kalinya ia menelfon kini di angkat.

"Hallo sayang maaf, mamih lagi ada kerjaan nanti dulu ya. Nanti mami telfon kembali." tanpa repot repot mendengar jawaban dari sang anak sang mamih langsung memutuskan sambungannya. Tamara hanya menampilkan wajah datarnya.

Kali ini ia mencoba menelfon sang dady. Sambungan tak terhubung dan untuk kali ini Tamara hanya bisa menghembuskan nafas kasar.

Berbaring di atas kasung king size nya, iseng ia membuka IG dan tak sengaja melihat ada akun yang men tag Ica mantan sahabatnya dulu.

Setelah beberapa saat kini ia memejamkan matanya dan tertidur.

Pagi yang cerah, langit sungguh indah pukul 7 pagi ini. Tamara menghirup udara sebanyak banyak nya di balkon kamar. Sekolahnya hari ini diliburkan entah ada apa guru guru sedang mengikuti penyuluhan katanya, namun Tamara tak perduli.

Memikirkan apa yang akan ia lakukan hari ini, mungkin memang benar ia adalah siswi populer, namun dengan kepopulerannya ia hanya memiliki fake friend semua. Membuat ia kadang merasa tak memiliki teman seutuhnya bahakan sahabat sekali pun ia tak punya.

Beranjak dari kasur lalu bersiap untuk pergi ke suatu tempat yang ia senangi.

*🌹*🌹*🌹*🌹*

Kini Ica sedang menggerutu karena ia fikir telat bangun untuk sekolah, namun ia si pelupa ini baru ingat sekolah sedang diliburkan.

Hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke cafe hari ini. Dengan kaos dan celana jeans hitam kini ia siap pergi.

Tak lupa mengunci pintu, sambil bersenandung ia berjalan namun begitu kagetnya ia mendapati Aland di depan gerbang dengan bersandar di mobil hitamnya.

Ica memutar kedua bola matanya malas, semalam ia marah pada Aland yang lagi lagi membuat Ica kesal.

Hari ini Ica tak mau perdulikan ia, dengan segera masuk ke mobil dengan kesal menekan klakson terus menerus membuat Aland mengerti dan memundurkan mobilnya.

Ica melaju dengan kecepatan kencang membuat Aland cemas mengikutinya, sengaja Ica memilih jalur sepi.

Dengan segera Aland mendahului Ica, hampir Ica menabrak habis mobil Aland untunglah Ica tepat menginjak rem.

Cepat cepat Aland menggedor kaca mobil Ica, membuat Ica membuka mobil dengan malas namun sedikit raut cemas dengan kejadian tadi.

Aland menarik Ica kedalam pelukannya, mengusap kepala Ica dengan lembut.

"Maaf"

"Jangan begitu lagi, bahaya"

Ica hanya bisa diam dengan perlakuan Aland yang selalu manis. Ica mengeratkan pelukannya dengan Aland, membuat Aland tersenyum kecil.

My possessive Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang