Sembilan

6.9K 233 0
                                    

Kini pelajaran seni budaya siang - siang biasanya murid memilih untuk tidur, bahkan kini dikelas 11Mipa2 sudah banyak yang menelungkupkan kepalanya di atas meja.

Guru di depan tak ada lelah nya untuk menjelaskan walau banyak yang menghiraukannya.

Kini Ica bahkan termasuk siswa yang menelungkupkan kepalanya, Sarah kali ini tidak masuk kembali membuat Ica duduk sendiri kembali.

Bu Dina diam karena ketukan di pintu, muncul Bu Nina selaku guru kesiswaan, setelah berbincang sebentar Bu Nina berjalan ke bagian depan kelas.

"Baik anak anak karena waktu istirahat sebentar lagi ibu meminta waktunya sebentar, ibu ingin memberi pengumuman harap mendengarkan semua."

Semua langsung merapikan duduknya karena guru ini cantik, namun galaknya nauzubillah.

Kelas menjadi hening, semua siswanya kini akan memdengarkan dengan seksama apa yang akan di informasikan oleh guru di depan mereka ini.

"Sebentar lagi akan diadakan pensi untuk sekolah, OSIS di kelas ini ada?" katanya sambil melihat kwliling ada sekitar 5 orang OSIS dikelas ini.

"Oke OSIS bahkan sudah mempersiapkan pensi dari 1 bulan lalu karena pensi kali ini akan besar bahkan kita mengundang sekolah lain, jadi ibu mohon kepada semua siswa untuk turut berpartisipasi dalam pensi." semua siswa mengangguk mengerti.

"Dan disetiap kelas akan diminta 2 orang untuk membantu beberapa persiapan pensi nanti, silahkan nanti kalian berdiskusi dan pilih siapa yang akan membantu OSIS. Baik hanya itu saja yang ibu sampaikan jika ada informasi baru akan ibu beritahu kepada ketua kelas kalian, terimakasih." Pas saat Bu Nina selesai berbicara bel istirahat berbunyi.

Tak adanya Sarah Ica kini hanya diam dikelas kini ia malas keluar untuk kekantin, lagipula perutnya masih terasa kenyang tadi pagi ia menyempatkan diri untuk sarapan dengan bubur buatan Bi Yanih.

Seseorang masuk ke kelas Ica hanya diam kini ia hafal siapa yang datang kali ini karena wangi parfum yang sungguh ia hafal.

Mungkin karena setiap harinya ia bersama orang itu kini ia hafal wangi parfumnya.

Sudah terhitung 14 hari ia menyandang sebagai kekasih Aland, lelaki itu disini duduk di sebelahnya dengan membawa roti coklat serta susu coklat kembali namun kali ini dengan susu karamel untuk Aland sendiri.

"kalo makan kenapa harus disuruh" sambil mengambil susu karamel serta menyerahkan susu dengan roti itu kepada Ica.

Ica diam kini ia menutup buku dipangkuannya dan mematikan hp nya.

"Gue males ke kantin pasti rame." jawab Ica mengambil makanan tadi.

"Nanti lo sakit"

"Gue ini yang sakit, gada yang peduli"

"Gaboleh sakit" sambil mengacak acak rambut Ica kini Aland berjalan keluar kelas, namun sebelum ia sampai di daun pintu Aland berbalik badan menghadap Ica.

"Pulang bareng gue jangan kemana mana, dah Ica sayang" blush Aland sukses membuat pipi Ica memerah seperti kepiting rebus.

Terasa jantung nya berdegup lebih kencang dari biasanya, Ica bahkan kini berhenti mengunyah rotinya.

Sementara Aland pun merasakan hal yang sama jantungnya seperti sedang melakukam party dadakan.

Ica memalingkan wajahnya yang memerah ke arah jendela mencari udara segar. Diambilnya susu coklat itu dan tersenyum kecil.

'Padahal gue udah bilang sukanya rasa strawberry' lalu menggelengkan kepalnya dan menyimpan susu itu di tas untuk nanti saja.

My possessive Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang