Nath terus berlari menuju villa,ia terus menyeka air matanya yang terus saja mengalir. Dirinya bingung mengapa air matanya terus-terusan keluar,ia tak mengerti kenapa air matanya tak bisa berhenti.
Dia tak peduli Kavin terus-terusan memanggil namanya,ia hanya ingin berhenti menangis dan melupakan kejadian tersebut. Tapi mengapa kali ini rasanya sulit,mengapa ia terus menangis karena hal tersebut,padahal dirinya itu kuat,dirinya itu tidak menangis jika seperti ini.
"Nath,tunggu!" Teriak Kavin sambil mengejar Nath
Kenapa?kenapa Kavin begitu? Gua benci,i hate you-batin Nath
Hingga akhirnya Nath telah sampai di villa,ia langsung memasuki kamarnya. Ia tak perduli dengan teman-temannya yang memanggil dirinya.
Bloom
Nath mebanting pintu kamar,semua yang ada disana terkejut. Mereka semua langsung berlari menuju kamar,mereka semua mengetuk pintu kamar.
Terlebih lagi Rein,ia sangat khawatir akan diri Nath. Ia bingung mengapa Nath seperti itu,mungkin bukan hanya Rein saja yang khawatir tapi mereka semua yang berada disana pun khawatir.
"Minggir" ucap Kavin menerobos mereka semua
Kavin mengetuk pintu kamar sambil memanggil Nath,semua orang bingung apa yang sebenarnya telah terjadi diantara mereka berdua. Pasalnya tidak biasa mereka berdua ribut setelah pacaran,selama pacaran ini mereka berdua sangat romantis dan tidak pernah ribut.
"Nath,buka pintunya pleas" ujar Kavin
"Lu kenapa sama Nath?" Tanya Rein
"Ceritanya panjang"
Dorr dorr dorr
"Nath,buka pintunya cantik" teriak Laras di samping telinga Kavin
"Bisa gak gausah teriak kenceng!" Omel Kavin
"Ya maaf"
"Nath gua mohon buka pintunya" kata Kavin
"Iya Nath,dengerin penjelasan Kavin dulu" ujar Aldo
"Nath tolong buka pintunya"
Mereka semua terus saja berusaha agar Nath mau membuka pintu kamarnya.
🌼🌼🌼
Sementara itu Nath terus saja menangis,dia menangis dalam dia. Tidak ada orang yang tahu bahwa dirinya menangis,ia benci lelaki.
Kenapa dirinya harus percaya kepada lelaki selain ayah dan abangnya,mengapa dia mudah sekali percaya akan omongan lelaki itu. Bahkan dirinya terus saja menangis dikasur sambil menutup wajahnya dengan bantal,ia tak percaya akan menangisi lelaki yang ia cintai itu. Lelaki tersebut sudah menghianati dirinya.
Ia terus mendegar ocehan dari teman-temannya dan Kavin,tapi ia tak perdulu akan hal tersebut. Sekarang dirinya hanya ingin berhenti menangis dan tak mengingat kejadian tersebut,ya kejadian Kavin yang memeluk dan bahkan hampir mencium Febby. Ah kejadian tersebut selalu saja terbayang-bayang di pikirannya.
Setelah beberapa menit berlalu,Nath berhenti menangis. Ia bangkit dari kasur dan berjalan kearah kamar mandi,ia mencuci wajahnya di wastafel. Dia bercermin disana,ia melihat wajahnya yang lusuh akibat air mata,matanya bengkak akibat tangisannya tersebut.
Nath membuang nafasnya secara gusar,ia berjalan kearah pintu dimana Kavin masih saja memanggil dirinya. Tangannya gemetar ia tak siap untuk melihat wajah Kavin,akhirnya dengan beraninya dia memutar kunci pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy VS Tomboy Girl (Completed)✔✔
Ficção Adolescente"Lu tuh cewe beneran apa cuman cewe jadi jadian doang si?" Tanya Kavin "Gw cewe beneran lah gila kali ya lu!" sewot Nath "Jijik tau gk gw liat cewe tingkahnya kaya lu!" omel kavin "Eh gw lebih jijik daripada lu! lu tuh manusia apa es si?" tegas Nath...