Pada kesucian cinta aku pernah bercerita, tentang setiaku yang berjelaga. Walau akhirnya jatuh telak, terhianati masa. Cintaku karam, kandas di tengah segara perbedaan.
***
Adakah yang lebih indah melebihi kesetiaan hujan pada hamparan padang?
Adakah yang lebih tulus melebihi ketulusan udara pada rongga dada yang bidang?
Adakah yang lebih sungguh melebihi kesungguhan langit yang menjulang? Memayungi, menjaga bumi. Walau keduanya tidak akan pernah bisa saling bersama.
Tersebab bersama hanya akan meluluh lantahkan dunia beserta isinya.
Adakah?"Tidak ada, Mas. Kesetiaan dan ketulusan itu tanpa suara, bukan? Ada tanpa harus terlihat wujudnya. Menjaga tanpa harus menyentuh raganya."
"Kamu, kenapa ada di sini, Sya?"
"Syakira mau nganterin Ummi, Mas."
"Dimana Binda Raudah sekarang, Sya?"
"Malik!"
"Binda Raudah? Binda Raudah sudah kembali?"
"Iya, Malik. Binda titip Syakira, ya!"
"Binda, kita harus segera kembali ke Masjid! Satu jam lagi Syakira akad."
"Binda percayakan semuanya padamu, Malik. Tentang Syakira dan kebahagiaannya. Tentang masa depan dan kehidupannya."
"Tapi Binda, bukankah sudah ada Mas Raja?
"Nama kalian tertukar. Dalam surat wasiat tertulis namamu, Malik, bukan Ikmal."
"Lalu, apa yang harus saya lakukan, Binda?"
"Binda khawatir dengan pertunangan syakira dengan Raja! Binda mohon jaga dia. Binda akan pergi jauh."
"Kemana? Dan, apa lagi yang harus saya lakukan?"
"Tidak ada, cukup jaga dia! Karena sekarang, Binda tidak bisa menjaga Syakira lagi. Kekuatan Binda adalah senyuman Syakira. Dan kamu, selalu bisa membuat Syakira tersenyum, Malik"
"Binda.. Tolong binda jangan pergi dulu! Syakira masih membutuhkan Binda Raudah. Saya mohon, Binda, sebentar saja!!"
"Tidak bisa, Malik. Sekarang juga, Binda harus pergi."
...
"Mas Malik, Ummi di mana, Mas?"
"Pasien sudah mengeluarkan banyak darah, Pak. Ruang hidupnya sudah menipis!"
"Tidak ada yang tahu takdir manusia, Pak. Berjuanglah! Ambil semua darah saya jika bisa, saya rela!"
"Kenapa diam, Mas? Jawab! Ummi di mana?"
"Binda Raudah. Beliau wafat, Sya."
"Bohong! Ummi masih hidup, tadi beliau bilang akan kembali."
"Malik.... Malik! Jaga Syakira, yaa!"
"Dasar pembunuh!"
"Tidaaaaaaaak!!!!!!!!!!!!!!!"
YOU ARE READING
MAHKOTA SANG RATU (SUDAH DINOVELKAN)
Aktuelle LiteraturAlfi Syakira Awwaliya Hussein, seorang Ratu Ruham As-Salafiyah yang dianggap sebagai wanita berdarah Ardanareshwari, wanita hebat yang kelak akan melahirkan raja-raja. Tirakatnya sejak ia belia, membuatnya tumbuh menjadi wanita anggun yang agung. Di...