SENJA YANG TERDUAKAN 2

3.4K 195 6
                                    

***

Akulah Dewi Arimbi. Dan benar, aku orang ketiga dari pernikahan Mas Raja dan Syakira. Tapi aku bukan perebut suami orang. Aku bukan wanita simpanan dan selingkuhan. Karena aku hadir sebelum Syakira datang ke dalam kehidupan Mas Raja. Justru Syakiralah yang patut disalahkan. Gadis itu telah menjadi peghalang di antara cinta suciku dan Mas Raja.

Syakira, perempuan manja yang datang dari keluarga berada lalu kemudian memporak-porandakan nahkoda kapalku bersama Mas Raja. Sebuah tradisi konyol dengan menjodohkan anak di atas landasan harta, tahta dan martabat keluargalah yang membuat aku menjadi wanita yang tersisih, terbuang, tercampakkan.

Panggil aku Arimbi, gadis buruk rupa yang telah disihir menjadi cantik jelita oleh Dewi Kunti. Bukan dengan mantra indah penuh kasih sayang, melainkan dengan hinaan dan cemoohan membuatku bangkit menjadi aku yang jelita rupa. Aku bisa membuktikan pada seluruh wanita, bahwa hanya akulah yang pantas mendampingi Putra Pandu dan Dewi Kunti Bimasena Raja. Kelak, aku akan melahirkan putra mahkota yang akan diabadikan dunia karena kehebatannya, Gatot Kaca.

Ya. Akulah yang akan melahirkan putra mahkota yang selama ini ditunggu-tunggu seantero Ruham As-Salafiyah. Hanya aku. Bukan Syakira.

Lihat saja!

Dulu, sebelum bertemu dengan Mas Raja, aku hanya seorang rashaksi, buta raksasa besar yang buruk rupa. Kehidupanku yang hanya sebatang kara membuatku semakin nelangsa.

Terbiasa hidup susah dengan segala keterbatasan membuatku tidak memiliki waktu memikirkan penampilan. Rambutku terkuncir seadanya, wajah polos tanpa make-up dan beberapa bintik bekas jerawat menjadi pemandangan wajib di wajahku. Celana jeans dan kaos lengan pendek yang terlihat kebesaran menjadi ciri khas penampilan hari-hariku.

Aku, gadis yang terbiasa hidup keras. Dan aku tidak menyukai gadis-gadis manja seperti Syakira. Aku juga tomboy. Dan aku tidak menyukai gadis-gadis kemayu yang sok cantik saat berjalan di depan para pria.

"Kamu cantik Arimbi, tubuhmu tinggi seperti model," begitu setiap kali Huanran mencoba menghiburku.

"Tinggi besar itu cacat, Ran."

"Ah, jangan salah. Kamu bukan tinggi besar, tapi tinggi semampai. Banyak orang yang justru mengharap bisa sepertimu. Mungkin kita merasa aneh, tapi justru para model di majalah-majalah dan koran bakal iri kalau ngeliat kamu. Aku saja iri, rata-rata postur tubuh keluargaku kecil, Ar, hehehe."

"Gombal!"

"Serius, kamu tahu Pavo Cristatus?" Dahiku mengernyit.

"Merak biru, India?"

"Yups, jenis burung besar yang memesona. Matamu indah, ada lingkaran kebiruan yang menambah pesonamu, Ar. Ah, cuma orang yang rusak matanya aja yang gak tertarik sama merak cantik," Huanran menyikut pundak seraya melirikku. Gadis bermata sipit itu tersenyum sumringah.

"Kamu hanya butuh make-over dan merubah penampilan menjadi lebih feminim, Ar." Huanran kembali tersenyum, kali ini sambil mengangguk-angguk seolah meyakinkan.

Feminim? No more!

Ketraumaanku pada lelaki membuatku tidak lagi ingin dianggap sebagai perempuan. Menjadi perempuan? Ah, rasanya hanya akan ditindas. Ibuku dinodai, dia harus menanggung beban melahirkan aku. Sementara suaminya melenggang entah ke mana tanpa rasa bersalah, pun tanpa beban yang harus ditanggung. Setelah menikahi ibuku di bawah tangan, pria itu melarikan diri dan memilih kembali pada istri pertamanya.

Sempurna. Ibuku memilih membuangku lalu kemudia lari entah ke mana. Aku memaklumi, mungkin dia jijik melihatku setelah ditinggal suami yang lebih memilih istri pertamanya.

MAHKOTA SANG RATU (SUDAH DINOVELKAN)Where stories live. Discover now