Hitam | taekook ✓

xviii. selesai

ㅡ•⅌•ㅡ

"Kau punya dua pilihan, Jungkook."

"Apa?"

"Hidupmu atau hidup Taehyung?"

"Aku ingin tetap hidup bersama Taehyung."

'Sosok' itu tersenyum kecil, "tidak bisa, Jungkook. Pilih satu."

"Aku memilih hidup Taehyung."

"Kenapa?"

"Dia bekerja untuk negara dan dihormati banyak orang. Aku tidak punya siapa-siapa lagi, hanya sekedar anak kuliahan yang sedang hamil. Hidupnya lebih berharga."

"Baiklah, aku tukar penawarannya. Kau memilih hidup bahagia bersama jodoh baru yang siap menerima bayi di kandunganmu, kaya raya, tampan, dan meninggalkan Taehyung hingga sengsara."

"ㅡatau, Taehyung hidup bahagia bersama wanita lain, sementara kau yang sengsara."

"Aku memilih Taehyung bahagia bersama wanita lain."

"Kenapa?"

"Sekali lagi, karena hidupnya lebih berharga. Aku bukan pencitraan, tapi menang benar itu adanya."

'Sosok' itu tersenyum lembut dan menghilang terhembus angin perlahan.

"Aku bisa merasakan ketulusan dalam dirimu, Jungkook."

●○●

"A-ah! K-kumohon, hentikan!"

Kedua pria berumur itu merintih saat merasa darah di seluruh tubuhnya terkuras saat akibat digantung dengan kaki diatas.

"Iniㅡ"

Satu pukulan.

"ㅡuntukㅡ"

Dua pukulan.

"ㅡsemuaㅡ"

Tiga pukulan.

"ㅡyang kalianㅡ"

Empat pukulan.

"ㅡlakukan!"

Dua korban tersebut nyaris tumbang, namun sang Penyiksa tak membiarkan hal tersebut. Pria berbahu lebar itu menyulut puntung rokok yang berapi di mata mereka tanpa ampun.

"Sakit! S-sakit! Jauhkan itu."

"Hey, Kim, kau bisa membunuh mereka. Jangan dulu."

Sosok yang dipanggil 'Kim' tersenyum lalu menatap sohibnya tersebut.

"Untuk Taehyung, Jim."

●○●

Jungkook terbangun dari tidur panjangnya. Ia menatap seluruh penjuru ruangan yang saat ini Ia naungi. Namun emosinya seketika pecah saat melihat perutnya yang tidak lagi membuncit.

"A-apa yangㅡTaehyung! Taehyung! Perutku, akuㅡ"

Jungkook menoleh saat pintu ruangannya dibuka. Ia bisa melihat Min Yoongi, salah satu teman Taehyung disana.