Yoonji turun dari bus dan berjalan menuju sekolahnya yang berjarak beberapa belokan dari halte yang ia turuni.
Ya, dia lebih memilih untuk naik bus hari ini. Ingin mengganti suasana katanya. Mungkin dia berpikir menaiki bus yang ramai lebih baik daripada menaiki mobil pribadi yang hanya di tumpangi oleh dirinya sendiri dengan supir didepannya.
Matanya menatap lurus ke depan. Pada seseorang yang berjarak sekitar satu meter didepannya.
Ia mengenal pria itu-Tidak benar mengenal sebenarnya'. Tetangga Yoonji dulu sebelum pindah kerumahnya yang sekarang.
Benar. Yoonji sangat ingat dengan wajah anak tampan yang sombong itu. Sangat tidak disangka bahwa dia akan satu sekolah lagi dengannya.
"Hey! Jeon!" Panggil seorang lelaki lainnya. Sepertinya teman sekelas si jeon itu.
Nama lelaki itu Jeon Jungkook. Seperti yang sudah dikatakan dia adalah mantan tetangga Yoonji.
Setahunya -dari sang Ibu- Jungkook bersekolah di Amerika, tapi siapa sangka ketika semester terakhir kelas dua dia akan pindah ke sekolah ini.
Jangan salah sangka. Yoonji tidak ada memiliki niat untuk menyapanya sama sekali. Belum tentu juga Jungkook masih mengingatnya.
Jungkook hanya beruntung, Yoonji mengingatnya karena Yoonji tidak memiliki teman yang harus benar-benar ia ingat saat ini.
Bahkan teman sekelas saja dia masih melupakan nama mereka. Kasihan sekali.
Bagi seorang Park Yoonji itu tidak terlalu penting. Karena saat lulus mereka akan berpisah. Benar bukan?
Namun untuk teman masa kecil harus ada pengecualian, setidaknya mengingat nama. Benarkan?
Yoonji meraih tasnya dan mengambil earphone. Menyambungkannya pada smartphone miliknya dan memutar sebuah lagu yang baru saja dikeluarkan oleh grub idol kesukaannya.
Berjalan tidak perduli. Bahkan melewati mantan tetangganya itu tanpa berbalik melihat.
Jungkook yang sedang mengobrol bersama teman barunya itu berhenti berbicara dan menatap seseorang yang baru saja melewatinya.
Gadis dengan gelang perak itu seperti tak asing dengannya. Seperti pernah bertemu sebelumnya entah dimana.
"Ada apa?" tanya temannya.
Jungkook terkejut. Ia baru menyadari bahwa sejak tadi memperhatikan gadis dengan gelang perak itu. Bahkan sekarang gadis itu sudah menghilang diantara kerumunan siswa yang masuk ke sekolah.
"Tidak, Kukira orang yang kukenal. Tapi sepertinya salah orang."
Temannya hanya mengangguk dan mereka berdua melanjutkan pembicaraan yang sempat terhenti tadi sambil berjalan memasuki area sekolah.
<<_>>
Aku berjalan menyusuri koridor sekolah sambil membawa setumpuk buku pada kedua tanganku.
Masih sangat sepi, hanya ada satu atau dua murid yang terlihat.
Tidak aneh, karena ini masih jam pelajaran. Aku ditugaskan oleh guru untuk mengembalikan semua buku ini. Kebetulan ini adalah hari bertugasku diperpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LeGio
FanfictionTidak semua hal dapat kita percayai hanya dengan pandangan. Terkadang ada banyak hal yang tidak kita sadari. Sama seperti sebuah buku. Memiliki sebuah judul namun terdapat banyak tulisan di dalamnya. Entah apa yang akan terjadi nanti. Tapi kuharap s...