"Sepertinya kau tidak memberitahu mereka tentang kondisimu" Wanita itu berkata santai sambil menyesap minuman hangat yang diberikan oleh lelaki yang ada didepannya."Ya"
"Bahkan tentang mata kakakmu yang sekarang menjadi milikmu?" meski tidak terlihat, tetapi sangat jelas nada berbicaranya sangat mengganggu. Seperti mempermainkan psikis seseorang.
"Apa yang kau inginkan sebenarnya?"
Wanita itu tersenyum senang melihat lelaki yang lebih muda puluhan tahun darinya ini ternyata cepat tanggap dengan maksudnya.
"Kau bisa santai saja, lelaki muda lain bersamamu itu tidak akan melihat kalau kau bisa melihat sekarang ini. Dan.. Aku ingin kau bisa melihat."
Taehyung yang sejak tadi duduk bersamanya menyernyit bingung. Tidak mengerti maksud dari percakapan ini.
"Katakan pada mereka aku adalah orang yang menemukan donor mata untukmu, kemudian segera ambil barang-barang yang kau butuhkan selama 2 minggu."
+++
Ini sudah minggu ke empat. Tepat sudah satu bulan aku tidak pergi ke sekolah.Aku hanya diberikan soal-soal dari ayah. Baik soal yang memang sesuai dengan kurikulum sekolahku saat ini maupun soal sulit yang seharusnya kudapat di tingkat akhir menuju persiapan untuk universitas.
Melelahkan dan membuat tertekan, tetapi bukan yang pertama kalinya.
Namun, hari ini aku akan kembali bersekolah seperti biasanya.
Karena sampai saat ini tidak ada tanda-tanda akan serangan teroris atau semacamnya. Dan hal itu disampaikan pihak berwajib sehingga kegiatan mulai kembali seperti biasa.
Dan tebak apa yang terjadi?
Sekarang aku sedang duduk di kelas dan menemukan seorang siswi baru yang duduk di sebelahku menjadi teman sebangku'ku, hebat bukan?
Yaa, aku tau ini sangat luar biasa hebat sampai aku tidak bisa mengeluarkan ekspresi senang.
Seperti yang kita semua tau, aku tidak terlalu suka dengan kehidupan bersosialisasi karena kebanyakan semuanya hanya kepalsuan demi menarik perhatian orang tuaku.
Itu sebabnya aku tidak memiliki seseorang yang benar-benar ku sebut teman selama bersekolah. Nama mereka yang sekelasku saja aku tidak mengingatnya dengan benar.
Dan gadis dengan rambut cepol ini, dia sejak tadi terus mengajakku berbicara. Dia berbicara tanpa henti meski aku tidak menanggapi beberapa perkataannya dan yang lainnya kutanggapi secukupnya.
"Yoonji, kau cantik yah. Mau tidak jadi temanku"
Ufft, pertanyaan itu..
"Ya, tentu.." Aku lupa namanya.
"Dami"
"Iya, dami. Tentu saja, kita semuanya berteman" jawabku seadanya sambil memainkan ponsel.
Berusaha mengabaikannya agar segera pergi menjauh dariku.
+++
Saat ini aku hanya bisa menghela napas dan menatap pada lelaki yang notabennya menjadi teman dekatku--lagi-- sejak kepindahannya.
Dan lelaki dengan mata bulat seperti kelinci itu menunjukan tatapan bertanya dengan alis yang terangkat. Merasa bingung dengan Dami yang sejak tadi duduk di sebelahku dan menatap kami berdua.
Aku memajukan wajahku, memanggilnya untuk mendekatkan wajahnya juga.
"Aku menyerah, dia tidak bisa disingkirkan Jung" Bisikku padanya.
"Wow, pertama kali aku melihat orang yang bertahan di cueki olehmu. Biasanya tidak begini" Balas Jungkook padaku.
Aku mengangguk, Iya kan?! Aneh!
Jungkook berdehem, membuat Dami fokus padanya. Tak lupa Jungkook juga menyodorkan tangannya yang di sambut oleh Dami.
"Aku Jeon Jungkook, temannya Yoonji. Kau?"
"Ah, aku Shin Dami. Aku baru pindah kesini, dan kata Yoonji aku juga teman"
Aku mengatakan itu tidak sungguh-sungguh tau!
"Menarik" kata Jungkook dengan senyum kelincinya.
Sebenarnya aku merasa sedikit aneh tentang Dami. Dia siswi baru yang memiliki paras cantik, kenapa tidak ada satu siswapun yang membicarakannya?
Bahkan tadi dikelas dia tidak diminta untuk memperkenalkan diri. Atau dia bukan siswi baru? Tapi aku tidak pernah melihatnya sebelumnya.
Tiba-tiba saja perutku terasa sakit, sepertinya aku harus ke toilet.
"Aku sepertinya harus ke toilet, Jung tolong pesankan aku jus dan roti ya." Kataku kemudian berdiri.
"Akan aku temani" Dami bersuara.
"Tidak perlu, aku sepertinya akan lama. Kalau kalian selesai makan pastikan saja membawa jus dan rotiku ke kelas." Setelah mengatakan itu aku langsung pergi menuju Toilet.
Aku mencari toilet terdekat yang ada disana. Tetapi sayangnya toilet itu rusak, sehingga aku harus pergi ke toilet yang lainnya. Kuputuskan untuk pergi ke toilet lantai 2.
Rasanya begitu lega. Tadi saat masuk toilet ini kosong. Tetapi sekarang ada beberapa perempuam di luar sana.
Begitu aku ingin keluar dari bilik, terdengar suara yang menyebutkan nama dami.
Yang teringat dikepalaku tentu saja Shin Dami yang sekelas denganku itu.
Tiba-tiba aku menjadi sangat penasaran dan mengundurkan niat untuk keluar. Memilih untuk berdiam sambil memainkan ponsel tetapi memasang kuping untuk mendengar.
"Hey, kalian sudah dengar hari ini Shin Dami itu kembali ke sekolah?"
"Benarkah? Luar biasa, kukira dia sudah berhenti sekolah!"
"Tidak, dia masih siswi sekolah kita. Kau tau? Semua orang pasti sedang bergosip dibelakang seperti kita sekarang, karena kalau Dami sampai tau kita bisa mati hihi"
"Kau benar, seperti kejadian itu bukan? Anak yatim piatu memang selalu membawa hal yang menyeramkan hihi"
Tak lama setelahnya suara mereka tidak lagi terdengar, dan suara pintu menutup yang terakhir berbunyi.
Kurasa mereka sudah pergi...
Wah, aku tidak mengerti dengan apa yang baru saja kudengar.
Aku juga siswi di sekolah ini, tapi aku tidak tau kejadian apa yang mereka maksud?
Dan juga aku sekarang mengetahui fakta bahwa Dami bukan anak baru disekolah ini. Tapi kenapa memperkenalkan diri sebagai siswi baru padaku?
Tbc
Di atas itu foto Shin Dami yaaa~~
KAMU SEDANG MEMBACA
LeGio
FanfictionTidak semua hal dapat kita percayai hanya dengan pandangan. Terkadang ada banyak hal yang tidak kita sadari. Sama seperti sebuah buku. Memiliki sebuah judul namun terdapat banyak tulisan di dalamnya. Entah apa yang akan terjadi nanti. Tapi kuharap s...