Akhirnya Up lagiii, have fun ya!!💜
"Kau dimana?"
"Di luar korea, kenapa?"
"Kenapa bisa?" Lelaki itu bingung. Setahunya perempuan yang sedang melakukan panggilan dengannya ini adalah rekan kerjanya. Tapi bagaimana bisa dia ada di luar korea tanpa kabar?
"Oh boy, aku punya banyak tugas yang harus kulakukan. Dan kau tidak perlu tau tentang itu bukan"
Tidak lama setelah kata-kata itu, terdengar suara seperti lelaki entah siapa. Tetapi jelas bahasanya bukanlah bahasa korea.
Pikiran-pikiran aneh mengisi kepalanya. Mungkin saja rekannya ini sedang menghabiskan malam dengan orang asing itu atau sesuatu yang sejenisnya.
"Terserahlah, kalau begitu aku akan mengerjakan tugas kali ini sendirian. Kau lanjutkan saja kegiatanmu itu"
Perempuan yang diseberang terkekeh. Dia bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh lelaki yang ada di korea ini.
"Tentu"
Tepat setelahnya terdengar suara yang keras.
Mata lelaki yang sedang memegang ponsel itu membola. Dia merasa baru saja mendengar suara yang sangat menakutkan, itu suara tembakan. Benar-benar tembakan yang keras dan bukan hanya sekali.
+++
Pria tampan yang tak bisa melihat itu mengelus bulu hewan berbulu yang ada didepannya. Anjing hitam bernama yeontan itu mengibaskan ekornya.
Saat ini pukul satu malam, yang tersisa didalam toko roti itu hanyalah dirinya, Yeonjun dan juga Yeontan.
Yeonjun menatap aneh pada Taehyung sepupu angkatnya. Karena Taehyung berencana untuk membawa yeontan berjalan-jalan pada jam ini.
Dengan alasan yeontan bosan karena jarang di bawa olehnya. Padahal jam sangat tidak memungkinkan untuk berjalan-jalan.
Tetapi Yeonjun juga tidak melarang, karena menurutnya Taehyung sudah dewasa dan bukanlah orang yang gampang tersesat ditambah dengan adanya Yeontan sebagai penuntunnya.
"Aku pulang dulu ya kak, gunakan jaket ini, lalu hati-hati jangan lama-lama di luar sana"
Taehyung terkekeh, Yeonjun itu terbilang sangat cerewet apalagi padanya. Tapi Taehyung menyayanginya.
"Iya, pulanglah jangan sampai bibi menunggu lama"
Yeonjun kemudian pergi, ditandai dengan bunyinya lonceng pada pintu toko.
"Ayo kita Jalan-jalan Yeontan"
+++Yoonji memukul dahinya. Dia lupa mengerjakan pr matematika, dan sialnya itu adalah pelajaran pertama hari ini.
Dalam hati Yoonji memaki-maki dirinya. Semua tentu salahnya sendiri, dia semalaman berusaha mencari tau tentang Dami dan juga tentang kejadian, tragedi atau apapun yang pernah terjadi di sekolahnya dulu. Dan hal itu yang membuatnya sampai tidak mengerjakan tugas.
Tetapi nihil, tidak ada apapun. Yoonji memang bukan siswa yang sejak awal di sekolah ini, kalau tidak salah Yoonji masuk ke sekolah ini saat dia kelas satu semester 2 dan kemungkinan hal yang dia cari terjadi pada semester pertama saat itu.
Yoonji bingung harus mencari informasi pada siapa, apa ia harus mendekati siswa lain?
"Ayolah Yoonji, berhenti memikirkan itu." Dia mengangkat buku matematikanya, menatapnya dengan tersenyum "Nah, matematika sayang saatnya kau denganku. Untung saja aku cukup menyukaimu meskipun menyusahkan"
Pulang sekolah hari ini Yoonji memilih naik bus lagi. Dia menghirup udara sekitarnya sambil tersenyum.
"Aaah, akhirnya bisa langsung ke rumah tanpa singgah untuk belajar lagi"
Mood Yoonji sangat baik sekarang. Memikirkan bahwa dia tidak perlu les lagi membuatnya bahagia.
Meskipun sebagai gantinya dia harus belajar di rumah dengan soal yang disiapkan ayahnya. Tetapi bagi Yoonji itu biasa saja dan bukan hal baru juga untuknya.
Ohia, sekarang Yoonji juga tau alasan dirinya tidak perlu mengikuti les lagi. Itu karena kejadian ledakan itu. Ayahnya mengatakan bahwa dia khawatir jika Yoonji sampai larut di luar rumah. Takut terjadi sesuatu.
Tetapi hal itu bertentangan dengan yang dipikirkan Yoonji. Yoonji masih berpikir alasan sebenarnya adalah ayahnya takut tidak memiliki penerus yang sudah dia siapkan dengan baik seperti buku paket ini.
Kemudian hari ini gadis misterius bernama Shin Dami itu tidak masuk. Tidak ada kabar juga, guru dan teman-teman juga tidak menanyakan atau semacamnya.
Saat menunggu bus, 10 meter jarak darinya ada seorang anak lelaki berkacamata. Yoonji tau anak itu.
Meskipun agak aneh, tetapi anak ini tau banyak hal disekolah ini. Bisa dibilang dia adalah gudang informasi berjalan milik sekolah ini.
Saat istirahat tadi Yoonji pergi ke perpustakaan dan melihat lelaki ini, dan saat itu juga Yoonji tau dimana dia harus mencari informasi.
"Permisi, kau Noah dari kelas 3-2 kan?"
Lelaki berkacamata itu menatap Yoonji dan mengangguk.
"Begini, aku perlu sesuatu yang hanya bisa aku dapat darimu. Aku akan memberikan ini untukmu jika kau mau bekerja sama"
Mata Noah menatap pada amplop putih yang ada pada tangan Yoonji. Dari ketebalannya Noah bisa tau kalau isinya sama dengan uang jajannya selama 5 bulan.
"Ini uang jajanku selama sebulan. Kau bisa memilikinya. Bagaimana?" Noah tau siapa Yoonji, Yoonji termasuk orang yang cukup berpengaruh disekolah.
Bukan hanya karena ayahnya adalah pendonasi terbesar untuk sekolah, Yoonji juga berprestasi. Namun Yoonji berbeda, dia tidak pamer atau mencari masalah. Setidaknya itu info tentang Yoonji yang Noah miliki.
"Apa yang kau mau?"
Yoonji senang tentu saja. Dia tidak sabar mendapatkan informasi yang sangat ia inginkan itu.
"Gampang saja. Aku ingin tau tentang murid bernama Shin Dami dikelasku."
Saat itu juga Noah membatu. Dia tidak tau harus menunjukan ekspresi seperti apa pada wanita didepannya.
Takut? Kaget? Atau curiga... Mana yang harus dia pilih?
Tbc
Coba bayangin anak berkacamata dengan tinggi 175, tapi parasnya lumayan+tatapan tajam. Itu Noah 😀

KAMU SEDANG MEMBACA
LeGio
FanfictionTidak semua hal dapat kita percayai hanya dengan pandangan. Terkadang ada banyak hal yang tidak kita sadari. Sama seperti sebuah buku. Memiliki sebuah judul namun terdapat banyak tulisan di dalamnya. Entah apa yang akan terjadi nanti. Tapi kuharap s...