I'm OK-Jhs

784 60 23
                                    

Budayakan Vote ya gaes :)
***

Jung Hoseok & Hwang Hee Jin (you)

***

Sekarang aku sedang menunggu seseorang di depan gerbang rumahku. Aku memang selalu menunggunya seperti ini. Karena dia tidak pernah datang tepat waktu, sungguh menyebalkan.

Tin tin

Suara klakson motor baru saja ku dengar, aku menoleh ke samping kananku.

Benar saja, dia yang ku tunggu datang juga. Aku memasang wajah kesalku.

"Yak! Kenapa wajahmu begitu?" Tanyanya.

Kurasa dia menyadari raut wajah kesalku.

"Yak, Jung Hoseok, Aku bisa terlambat ke sekolah, jika kau terus terusan begini" jawab ku seadanya.

"Ey~jika kau terlambat, maka aku juga akan terlambat, kau ini" dia memang pandai mengelak.

"Sudahlah, ayo kita berangkat" ucapku, kemudian aku menaiki kursi belakang motor classic nya itu.

Seperti Moge, tapi tidak terlalu besar. Entahlah, aku tidak tahu namanya.

***
Jung Hoseok. Ya, dia adalah temanku, mungkin bisa di sebut Sahabat, karna aku selalu bersamanya, dia memang selalu menemani ku kemana pun aku ingin pergi.

Dia selalu ada untuku saat aku butuh, saat aku kesulitan.

Tapi, entahlah. Apa dengan seperti itu bisa di sebut sahabat?. Sedangkan, salah satu nya menyimpan rasa.

Ya, aku memang menyimpan rasa pada Hoseok. Tapi aku tidak mau mengungkapkan nya, bukan tidak berani mengungkapkan. Aku hanya takut, jika kita akan canggung satu sama lain.

Itu akan buruk.

Salahkah aku? Menyembunyikan rasa, demi pertemanan ini?.

"Heejin-ahhh~" panggil Hoseok merengek yang duduk di sampingku.

Saat ini kita berada di kelas. Kelas XII IPA 3.

Aku hanya diam, aku tidak menghiraukanya, aku tetap fokus membaca novelku. Karena ini jam  istirahat aku lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca novel.

"Heejin-ahhh~" panggilnya lagi, kali ini dia menggoyang-goyangkan lengan ku.

"Ah waeee~! Kenapa kau mengganggu ku?" Jawab ku.

"Yak, jangan diamkan aku seperti ini, ajak bicara aku, eoh? Aku tidak tahan jika kau marah padaku, ayolah, jebal" ucap Hoseok sambil menggenggam tanganku.

Dia memang seperti itu, jika bicara tidak ada spasinya.

Aku memang tidak mengajak dia bicara sejak tadi. Aku kesal? sesungguhnya tidak. Bagaimana aku bisa kesal dengan nya? Dia adalah sumber kebahagiaanku.

Dia seperti sunshine yang selalu menyinari hari-hari ku. Aku tidak bisa membayangkan, bagaimana nanti jika kita berpisah?.

BTS × youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang