8| Dia Rahmat!

1.6K 132 0
                                    

🌿🌿🌿

"Kia!" Sapa Nanda riang saat melihat Kia yang sedang duduk di kantin fakultas ditemani buku-buku yang tebalnya Allahuakbar.

"Assalamualaikum!" Sindir Kia.

Dari Abu Hurairah Ra. Nabi saw. bersabda, "Ketika Allah Ta'ala menciptakan Adam, Dia berfirman, 'pergilah, hai Adam, lalu ucapkanlah salam kepada mereka, yaitu para malaikat yang sedang duduk-duduk, kemudian dengarlah bagaimana cara mereka memberikan penghormatan itu padamu karena sesungguhnya yang sedemikian itulah cara engkau harus memberikan penghormatan dan juga cara penghormatan untuk semua keturunanmu.' Adam lalu mengucapkan, 'Assalamu'alaikum.' Kemudian para malaikat menjawab, 'Assalamu'alaika warahmatullah.' Jadi mereka menambahkan untuknya kata-kata warahmatullah." (HR. Bukhari-Muslim).

Nanda terkekeh dan menggaruk tengkuknya yang dirasa tak gatal sama sekali, "Ehehe ... Waalaikumsalam. Masih adaptasi, Ki," dalihnya menyelamatkan diri.

"Ehh, tadi gue ketemu sama kak Rahmat loh," ungkapnya seperti sebuah laporan pada Kia yang masih sibuk dengan bollpoint di tanganya.

Nanda mendengus kesal karena tak ada respon dari Kia. "Kianga!" Pekauan Nanda membuat Kia mendongak."Gue itu lagi ngomong sama lo." Ucapnya merajuk.

"Apa?" Jawab Kia cengo, pasalnya sedari tadi ia tidak mendengarkan apa yang diucapkan Nanda karena terlalu fokus pada angka-angka yang ada di hadapanya yang membuat sakit kepala.

"Tadi gue ketemu sama kak Rahmat. Terus dia nanyain lo," jelasnya sekali lagi dengan nada ketus.

"Kak Rahmat?" Beo Kia.

Nanda mengerutkan dahinya. "Iya, Kak Rahmat."

"Kak Rahmat siapa?" Tanyanya lagi yang membuat Nanda membulatkan mata tidak percaya.

"Lo nggak tahu siapa kak Rahmat?" Kia menggeleng acuh.

Nanda mendengus kesal. "Ya Allah Kia." Nanda semakin frustasi. "Kak Rahmat itu orang yang kemaren-kemaren dihajar sama Fajar."

Kia terdiam, ia lupa bertanya siapa namanya pada lelaki itu. Padahal ia seharusnya banyak berterimakasih pada Rahmat yang sudah membantu Nanda masuk Islam. Kia akan secepatnya menemui Rahmat untuk mengucapkan banyak terimakasih dan kata maaf untuk kejadian salah paham yang menyangkut dirinya dengan Fajar.

***

Hari yang cukup melelahkan bagi Kia. Dengan setumpuk tugas, skripsi yang harus revisi lagi dan lagi ditambah dengan jadwal bimbingan skripsi. Akhir-akhir ini memang ia sedang tidak fokus.

Duduk menikmati senja yang sedang berkuasa di atas langit cakrawala sedikit menenangkan hatinya yang terasa resah.

"Masyallah," pujinya lirih dengan bibir yang terangkat membentuk bulan sabit.

"Begitu indah ciptaan Allah," seru Rahmat yang sudah duduk di sebelah Kia. Tatapannya sama menuju ke atas sana, senja.

Kia tidak menyadari sedari kapan Rahmat sudah duduk di teras Mushola, seperti yang dilakukan saat itu. Jaraknya agak jauh dari Kia tapi Rahmat masih mampu mendengar gumaman wanita yang akhir-akhir ini menguasi pikiranya.

"Mas?" Tanya Kia sedikit terkejut. "Sejak kapan di sana?" Tanyanya lagi.

Kia rasa tidak perlu berkenalan langsung dengan Rahmat, toh Rahmat juga sudah mengetahui siapa namanya. Kia juga sudah tahu siapa nama pria itu.

Kianga |ᴇɴᴅTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang