Chapter 2

321 39 0
                                    

Parfum

Seorang anak laki-laki berlari cepat melewati seluruh gang di depannya. Rambut halus berwarna peach yang ia miliki, berayun mengikuti hembusan angin yang menerpa wajahnya.

Hufff......

Helaan rasa lelah keluar begitu saja dari bibir mungilnya. Masih cukup jauh dari tempat yang ia tuju.

Hari ini, di kelas, wali kelasnya meminta seluruh murid untuk berdiskusi terkait final-project akhir semester untuk kelas 11. Tiap siswa diminta menentukan sendiri apa yang ingin mereka lakukan, boleh berkelompok ataupun individu.

Beberapa siswa membuat kelompok karena ingin menampilkan hal yang sama, sedangkan bocah ini memilih ingin melakukannya sendiri karena terlalu sulit untuk membagi waktu jika berkelompok.

Tentu saja ia harus berlari sekarang, sudah terlambat, meskipun hanya 10 menit, baginya sudah sangat terlambat. Ia terus mempercepat langkah kakinya sampai matanya tertuju pada sebuah bangunan kecil di seberang jalan.

Saat itu juga ia memperlambat langkahnya, membenarkan tatanan rambutnya, dan menyeka keringat yang menetes deras di wajahnya menggunakan lengan seragam. Ia tidak peduli jika itu menjijikan bagi orang-orang yang melihatnya.

Saat ini, ia lebih memikirkan cara agar tidak terlihat kelelahan. Ia tidak ingin hal itu membuat usaha berlari kencangnya sia-sia.

Hufff......

Ia menghela nafas kembali, namun kali ini helaan itu menandakan bahwa ia sudah siap untuk masuk.

Anak laki-laki ini mendekati pintu bangunan kecil yang membuatnya merapikan rambutnya. Ia memegang gagang pintu dan masuk sambil menunjukkan senyum termanisnya pada wanita yang ada di dalam.

"Selamat datang" sapa wanita cantik berambut sebahu. Siapa saja yang mendengar dan menatap wajahnya tentu tersenyum, sama seperti anak laki-laki ini dan beberapa orang yang ada di dalamnya.

Lee's Kitchen (Dosirak)

Tulisan di tiap kaca jendela menjelaskan tempat apa itu. Warung makanan, tepatnya warung makanan korea yang menjual makanan berupa bekal berlauk lengkap yang mudah di bawa.

"Aku pulang, Ma. Boleh aku membantumu? Apa ada pesanan?" Tanya anak laki-laki itu setibanya di sana dan berjalan ke arah wanita cantik yang tadi menyapanya.

"Oh, anak tampanku. Kau pasti lelah, kenapa tidak pulang saja. Mama sudah merasa lega saat kau tidak datang seperti biasanya. Mama kira kau menurutiku untuk langsung pulang dan beristirahat di rumah" Kata Wanita cantik berumur 38 tahun itu sambil tetap tersenyum kepada anak laki-lakinya.

"Dan membiarkan Mama bekerja sendiri? Ayolah Ma, apa Mama kira Eunsang akan setega itu" Jawab anaknya dengan wajah sedih berharap Mamanya mengerti mengapa ia ingin di sini membantunya.

"Eunsangku, tugas terpentingmu sekarang adalah sekolah dan bermain dengan temanmu, Sayang. Kalau kamu di sini terus, bagaimana kamu bisa belajar dan bermain dengan teman-temanmu. Lihat, Mama hari ini tidak repot kok." Jawab wanita itu sambil mengusap kepala anaknya dengan lembut.

"Wah, Bibi Sakura, kau mempunyai anak tampan yang rajin dan menyayangimu. Kenapa menyuruhnya pulang, lihat setelah ia masuk, banyak gadis mengantre ingin masuk ke sini. Tidakkah itu menguntungkan bagi warung kita Bi?" Ucap seorang laki-laki yang sedari tadi membersihkan meja kotor.

ConfusedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang