Chapter 7

161 33 2
                                    

MUNGKINKAH

Eunsang sangat terkejut melihat sosok bertubuh besar di depannya. Namun, yang membuatnya lebih terkejut adalah saat Ia menyadari Mamanya sedang menatap dalam diam ke arah laki-laki ini.

Sial!

Batin Eunsang, hal Ia takutkan selama ini terjadi. Ia tahu apa yang ada di pikiran Mama. Ia paham betul karena Ia sendiri juga merasakan hal itu saat pertama kali bertemu Tuan Daniel.

Akan tetapi, kejadian setelah itu membuatnya panik bukan main.

Bagaimana tidak, Mama tiba-tiba ambruk. Badan Eunsang memang lebih tinggi dari Mama, tapi itu tidak membuatnya mampu menahan bobot tubuh yang tiba-tiba jatuh disertai dengan gaya gravitasi.

Eunsang berusaha mencari tumpuan menggunakan kedua kakinya, namun tangan besar tiba-tiba membantunya.

Tuan Daniel dengan cekatan meraih pinggang Mama ke arahnya, membuat Mama bersandar di dada bidang lelaki itu.

Romantis, jika itu adalah adegan sepasang kekasih atau pasangan suami istri. Namun, dua orang asing berdiri dengan posisi seperti itu, orang lain yang melihat pasti akan salah paham.

Eunsang hanya terdiam, sedangkan Tuan Daniel mulai memapah Mamanya seperti sepasang pengantin baru.

Tuan Daniel masuk ke dalam rumah Eunsang dan berhenti sebentar hanya untuk berbalik menatap Eunsang yang masih berdiri di samping pintu.

"Eunsang, dimana Aku harus merebahkan Mamamu? Dan segera carikan air serta minyak mint, kau tentu punya kan?" Tanya Tuan Daniel meskipun Ia sedikit terkejut dapat menebak bahwa keluarga kecil ini pasti memiliki minyak seperti itu.

Tuan Daniel mulai melanjutkan langkah kakinya mengikuti arah tangan Eunsang yang menunjuk ke sebuah tempat.

Entah mengapa wanita yang pingsan di tangannya ini, membuat dirinya merasakan sesuatu yang aneh. Ia merasa pernah melihat wanita ini di suatu tempat, terasa familiar, bahkan terpancar kehangatan dari raut wajah wanita cantik ini.

Daniel berhenti di ruang tamu dengan beberapa sofa minimalis tertata rapi. Tetap dalam posisi memapah Mama Eunsang, matanya menyoroti tiap inci ruangan kecil itu.

Terlihat sebuah foto dengan tone sepia di atas sebuah laci kayu walnut. Tidak seperti laci kayu yang terlihat tua, foto di meja itu terlihat masih berumur beberapa tahun. Daniel tahu dengan pasti bahwa fotografernya menginginkan suasana hangat dan klasik dari tone sepia yang ia pilih.

Daniel meletakkan Mama Eunsang pada sofa terpanjang di sana, lalu mulai mendekat ke arah foto yang baru saja mencuri perhatiannya.

Betapa terkejutnya Daniel saat melihat wajah dirinya yang ada pada bingkai foto itu, memakai sweater dengan mug dan piring kecil di kedua tangannya.

Kapan aku pernah berfoto seperti itu dan darimana mereka memiliki foto diriku?

Pikir Daniel dan sepertinya dapat dibaca oleh Eunsang yang baru kembali dari dapur untuk mengambil segelas minum untuk Mamanya.

"Itu Papaku. Lee Euigeon. Ia wafat 12 tahun silam saat aku berumur 5 tahun." Ucap Eunsang sambil membuka laci mencari sebotol minyak mint sesuai permintaan orang kaya ini.

ConfusedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang