Chapter 17

79 16 0
                                    

TAK PERCAYA

[SAKURA POV]

Aku sudah bersiap pagi-pagi sekali, menyiapkan makanan untuk sarapan kedua laki-laki muda di rumah, menyiapkan makanan untuk di bawa, dan bersiap untuk pergi sebelum mereka bangun. Entah mengapa aku tidak ingin terlihat mencurigakan bahkan terlihat sedang menyembunyikan sesuatu dari mereka, termasuk dari anak semata wayangku. Namun, seperti kataku semalam, aku harus pergi. Aku harus segera ke rumah orang yang sudah membuatku tidak tenang sejak kejadian di warung terakhir kali.

"Mama akan ke makam Halmeoni untuk berdoa. Sudah ada makanan di meja makan dan beberapa lauk di kulkas. Sihoonie, jaga adikmu dan Eunsanga, dengarkan hyungmu. Hubungi Mama kapanpun"

Tulisku pada memo yang kutempelkan di pintu kulkas, aku yakin mereka tidak akan curiga karena ini adalah hal yang biasa kulakukan sebelum pergi. Aku bergegas keluar dari rumah, hal pertama yang lakukan setelah cukup jauh dari sana adalah menghubungi panti asuhan. Bagaimanapun, panti asuhan adalah tempat tinggal suamiku sebelum diadopsi oleh Ibu dan Euigeon sering mengajakku ke sana bersama Eunsang sebelum akhirnya Ia pergi meninggalkan kami.

"Ibu Ma, selamat pagi." Ucapku setelah suara dering berhenti menandakan bahwa teleponku sudah diangkat.

"Oh, malaikat cantikku. Ada apa kau menelpon?" Jawabnya padaku tak lupa dengan panggilan kesayangannya untukku.

"Maafkan aku menghubungimu pagi-pagi sekali Ibu dan sudah lama aku tidak berkunjung ke sana" Ucapku.

"Hahaha, tidak apa-apa. Aku tahu kau pasti sibuk sekarang. Semenjak Nyonya Lee pergi, Kaulah yang mengurusi urusan warung dan mengasuh kedua anak laki-laki itu. Bagaimana kabar Sihoon dan Eunsang?" Tanyanya padaku dengan suaranya yang menyenangkan untuk didengar.

"Mereka baik Ibu, kapan-kapan aku akan mengajak mereka berkunjung ke sana untuk membantumu dengan anak-anak panti" Jawabku.

Ibu Ma sudah kuanggap sebagai ibuku sendiri, Aku menceritakan semua, termasuk keputusan untuk mengasuh Sihoon dan menjadikannya anak tertuaku.

"Hahaha, ide yang bagus. Kebetulah malaikat-malaikat kecilku ini sering menanyakan hyung mereka. Tapi, jika menelpon sepagi ini, apakah ada sesuatu yang mendesak, nak?" Tanyanya khawatir, untunglah Ibu Ma sangat peka sehingga aku dapat langsung mengungkapkan niatku padanya.

"Maaf Ibu jika aku mengganggumu. Tapi, ada yang ingin kutanyakan tentang Euigeon. Sehari sebelum ia pergi ke Kanada, bukankah ia mengunjungimu bu?" Tanyaku.

"Apakah kau juga bertemu Tuan muda itu, Sakura?" Ibu Ma justru berbalik bertanya padaku.

"Tuan Daniel, Bu? Apakah Ibu mengenalnya? Darimana Ibu tahu tentangnya?" Ucapku kaget mendengar bahwa Ibu Ma ternyata mengenal Tuan Daniel. 

"Tenanglah, tidak perlu panik. Beberapa minggu yang lalu ia berkunjung ke sini. Aku yakin kau juga merasakan hal yang sama ketika melihatnya bukan? Akupun begitu. Ia datang karena ingin menanyakan tentang Euigeon" Jelas Ibu Ma.

"Tentang apa bu? Mengapa ia tahu kalau Euigeon adalah bagian dari panti ini?" Tanyaku

"Maafkan aku nak, sebenarnya, ada hal yang belum sempat kusampaikan padamu tentang Euigeon. Benar, ia mendatangiku sehari sebelum kepergiannya ke Kananda. Mungkin, ini saatnya aku memberitahumu kenyataan yang ia rahasiakan padamu dan Nyonya Lee" Jelas Ibu Ma.

"Rahasia apa bu? Kenapa Ibu tidak pernah memberitahuku sebelumnya?" Tanyaku menahan emosi negatif yang mulai memuncak.

"Maafkan aku, kalau bukan karena Tuan muda itu, mungkin aku akan lupa untuk memberitahukanmu dan mungkin Tuhan menginginkanku bercerita sekarang tepat saat kau menelponku. Dengarkan, alasan utama mengapa Euigeon terburu-buru pergi ke Kanada karena ia mendapat kabar tentang keluarga kandungnya. Ia tidak berani menceritakan padamu dan Nyonya Lee karena Ia sendiri belum yakin tentang itu. Ia ingin memastikannya terlebih dahulu sebelum memberitahukan hal ini kepada keluarga kecilnya. Aku menceritakan hal ini kepada Tuan Muda itu, karena ia benar-benar ingin tahu tentang Euigeon dan sepertinya Ia juga terkejut tentang fakta kepergian Euigeon ke Kanada, tapi Aku tidak tahu alasannya terkejut hari itu. Ibu juga tidak sempat menanyakannya karena Ia segera pamit dan kembali ke mobilnya" Ibu Ma mencoba menjelaskan secara detail kepadaku.

ConfusedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang