Chapter 5

247 28 10
                                    

Rahasia

*Eunsang POV*
Jam di kelas menunjukkan pukul 03.55 pm. Kurang 5 menit lagi bel tanda jam sekolah berakhir berbunyi.

Hari ini tidak ada hal khusu sepulang sekolah seperti kemarin, jadi aku bisa segera pergi ke warung untuk membantu Mama.

Aku masih merasa bersalah dengan apa yang kulakukan kemarin. Untunglah saat di rumah, keadaan sudah kembali seperti semula.

Aku juga sangat berterima kasih pada Sihoon hyung. Berkatnya, Mama bisa tertawa lepas tadi malam. Hyungku satu ini memang hebat dalam hal menghibur orang lain. Seharusnya ia magang saja jadi pelawak daripada harus menjadi pelayan di warung.

Tapi kalau ia mendengarku berkata begitu, ia pasti akan menjitak kepalaku sambil berkata:

"Wajah setampan ini tidak cocok jadi pelawak. Mungkin seharusnya aku menjadi idol" Ujarnya narsis.

Tring... Tring... Trinng...

Bel sekolahpun berbunyi. Aku mengemasi seluruh barang yang berserakan di mejaku dan memasukkannya ke loker.

"Mau bantu Mamamu lagi ya?" Tanya Junho, orang yang duduk di sebelahku.

"Yup. Mampirlah kalau ada waktu" Ucapku pada Junho, Sahabat terbaikku.

"Aku akan ke sana jika butuh kau ajarkan. Lumayan, makan gratis. Hahaha" Gurauannya mendapat sentilan dahi dariku.

"Aduh! Sakit tahu" Omelnya.

"Hahaha. Makanya jangan usil denganku" Jawabku lalu merangkul pundaknya dan mengajaknya pulang bersama.

Sudah sebuah kebiasaan pulang bersama Junho, hanya saat-saat tertentu saja yang tidak, salah satunya kemarin. Junho-lah yang menyuruhku segera pulang karena ia tahu bahwa Mama pasti kerepotan.

"Bagaimana kemarin? Mamamu tidak mengomel karena kau terlambat datang?" Tanya Junho.

"Justru ia senang aku tidak datang. Katanya 'Akhirnya Eunsangku pulang ke rumah'. Mama sangat ingin aku pulang ke rumah atau bermain bersama teman daripada membantunya" Curhatku pada Junho.

"Mamamu hanya ingin kau menikmati waktu remajamu seperti anak lain. Aku tahu karena Mamamu sendiri yang memintaku mengajakmu untuk pergi sepulang sekolah daripada pergi ke warung" timpal Junho.

Begitulah Junho, terkadang ia seperti anak yang konyol, tapi tiba-tiba bisa berubah menjadi anak yang sangat bijak. Aku ingat Mama selalu memujinya sebagai anak baik, tapi pujian Mama memang benar.

"Wow, Eunsang, ada apa di sana. Kenapa banyak murid yang berkumpul di sana? Oh, apakah ada idol yang datang ke sini? Wah. Ayo kita lihat" Junho menarik tanganku sebelum aku menjawab apapun darinya. Orang yang baru saja jadi bijak sekarang kembali menjadi konyol.

Tapi tidak hanya Junho yang penasaran, melihat begitu banyaknya kerumunan membuat rasa penasaranku pun timbul.

Kami berdua berlari ke arah kerumunan. Terdengar ucapan kagum dari setiap anak yang kami lewati.

"Wah, siapa itu?"

"Gila, siapa yang membawa mobil semewah itu ke sekolah?"

ConfusedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang