TATAP
*Eunsang POV*
Aku menoleh ke arah suara itu berasal. Suara lengkingannya sempat membuatku ketakutan. Secepat kilat kudekati si pemilik suara dan menutup mulutnya agar tidak membangunkan telinga-telinga lainnya."Hyung, hentikan! Aku aksn melepaskan tanganku kalau kau janji akan bersuara pelan" Pintaku pada Sihoon hyung.
"Tapi orang itu. Dia paman Euigeon kan?" Ucap Sihoon hyung setelah kulepas bekapan tanganku dari bibirnya.
Tentu saja ia kenal Papa, Hyung dan aku sudah berteman sejak kecil. Ia sering bermain di rumahku dan sekarang tinggal di sana, sudah pasti ia sangat kenal wajah Papa.
"Itu bukan dia. Dia Tuan Kang Daniel, pemilik rumah besar di ujung gang sebelum gang rumah kita" Ucapku menjelaskan.
"Tidak mungkin! Dia mirip sekali, kau juga tahu itu kan. Kalau Bibi tahu, ia juga pasti mengira itu suaminya. Darimana kau bisa kenal orang itu?" Tanya Sihoon lagi masih tidak percaya.
"Sst!! Aku tidak ingin Mama tahu. Tolong rahasiakan ini darinya. Aku tidak ingin keduanya bertemu, tidak saat ini. Aku tidak ingin Mama menangis" Ucapku sedikit memohon pada Sihoon hyung.
"Baiklah, baiklah. Aku tidak akan bilang pada Bibi, tapi kau harus ceritakan padaku darimana kau bisa bertemu orang itu dan apakah kalian begitu dekat sampai orang ini mengantarkau ke warung" Kata Sihoon hyun padaku.
Tidak ada cara lain selain menceritakannya pada hyung. Mungkin dengan begitu, rasa penasarannya sedikit berkurang dan membuatnya bisa menjaga rahasia.
Aku menceritakan seluruhnya pada hyung, sejelas-jelasnya mulai dari hari pertama aku bertemu Tuan Daniel, bagaimana reaksiku, dan mengapa ia mengantarku ke sini. Sojoon hyung tampak benar-benar memperhatikan ceritaku. Sesekali ia merespon dengan ber-'oh' atau dengan ekspresi wajahnya.
"Hmm.. orang yang unik. Entah mengapa sikapnya mengingatkanku pada Paman Euigeon. Kau yakin ia bukan Paman? Mungkin ia reinkarnasi dari Paman?" Tanyanya padaku dengan wajah yang menyebalkan.
"Reinkarnasi? Apa yang sedang kalian bicarakan di sini?" Aku dan Hyung terkejut, Mama membuka pintu warung dan bertanya pada kami. Aku berharap Mama tidak mendengarkan pembicaraan tadi.
"Eunsang, apa ysng kalian bicarakan?" Tanya Mama padaku.
Aku hanya diam mematunh sambil menatap Mama. Tentu saja responku ini yang membuat Mama semakin curiga dan membalas menatapku kalu beralih ke Sihoon hyung.
"Oh, Bibi ingat kucing yang dulu pernah Eunsang bawa ke rumah? Siapa namanya, hmm Mixie. Tadi ia bertemu kucing yang sangat mirip dengan Mixie, jadi aku jawab mungkin itu reinkarnasi dari Mixie" Ucap Sihoon hyung. Inilah mengapa aku kagumg dengan Sihoon hyung, ia sangat pintar membaca situasi dan mencari solusi yang pas.
"Oh, Mixie. Warna kucing itu sangat cantik. Apakah kucing yang tadi benar-benar mirip?" Mama langsung terlihat antusias dengan cerita kucing ini, maklum saja Mama adalah seorang pecinta kucing.
"Entahlah, Aku tidak terlalu mempercayai penglihatan Eunsang. Is bahkan tidak memfotonya, darimana Aku bisa tahu itu benar atau tidak" Ledek Sihoon hyung sambil mengajak Mama masuk ke dalam.
Untunglah kejadian tadi teratasi dengan baik. Memiliki Sihoon hyung sebagai orang yang tahu tentang fakta ini adalah hal terbaik. Sekarang aku tidak harus menjaga rahasia ini sendiri.
"Hyung, terima kasih" Kataku pada Sihoon Hyung. Hyung hanya membalas dengan senyuman khasnya seperti biasa.
"Kau tidak kuliah hari ini Hyung?" Tanyaku pada hyung kesayanganku ini.
"Hari ini hanya ada kelas malam, dimulai jam 7. Nanti saja kalau sudah jam 6 aku berangkat" Jawabnya sambil melap meja yang baru saja ditinggalkan pelanggan.
Tepat jam 6 Sihoon hyung berpamitan. Aku dan Mama menyelesaikan semua pekerjaan di warung. Jam 8 kami sudah selesai, aku menaikkan semua kursi ke atas meja sedangkan Mama mencuci sisa peralatan kotor.
Tugas telah selesai dan saatnya untuk meninggalkan warung, lalu pulang ke rumah. Aku dan Mama berjalan bersama. Aku sangat suka menggenggam tangan Mama. Tangan yang sangat lembut untuk ukuran seseorang yang bekerja untuk memasak dan mencuci peralatan makan.
Beberapa Ahjumma dan Halmoeni di sekitar warung menyapa kami. Beberapa dari mereka menganggap Mama dan Aku seperti pasangan yang sedang kencan. Maklum saja meskipun Mama sudah menginjak kepala 3, ia tetap terlihat awet muda, sangat cantik.
Tinggiku yang sekarang 180 cm membuat Mama berdiri sejajar dengan dadaku. Kalau kata para siswi di sekolahku, itu adalah tinggi idaman mereka jika ingin memelukku, tapi aku tidak tertarik dengan hal itu.
Kami pun sampai di rumah. Jam di dinding masih menunjukkan pukul 8.30 pm. Aku segera menuju kamar mandi. Seharian badanku lengket karena berkeringat. Aku memilih berendam di kamar mandi kamarku, sedangkan Mama di dapur menyiapkan makan malam untuk kami malam ini.
Aku sangat menikmati berendamku, sampai-sampai tanpa sadar aku tertidur. Aku terbangun karena tiba-tiba mendengar bunyi bel pagar dibunyikan. Aku mengambil handphone, jam 9 malam. Sihoon hyung bilang ia akan pulang sekitar jam 9 karena hanya ada 1 mata kuliah malam ini.
Aku menyudahi mandiku dan segera memakai baju yang sudah kusiapkan sebelumnya, memakai cologne, dan menepukkan beberapa tetes serum ke wajaku yang sudah kubersihkan sebelumnya. Lalu, aku langsung berlari menyambut Sihoon hyung.
Ternyata Mama sudah berdiri di samping pintu yang belum terbuka sepenuhnya. Mungkin Mama baru saja membukakan pintu, Aku mulai mendekati Mama.
"Mama, kenapa diam di situ. Sihoon hyung kok belum masuk?" Tanyaku sambil berjalan mendekat.
Aku heran dengan Mama, mengapa Mama hanya diam saja di sana dan Sihoon hyung juga, kenapa tidak segera masuk.
Aku sudah berada di belakang Mama, menepuk pundaknya sampai kusadari sosok laki-laki gagah di balik pintu. Sosok tinggi besar yang membuat Mama mematung.
"Tuan Daniel??!" Ucapku sedikit berteriak karena kaget melihat laki-laki kaya itu di rumahku.
Darimana dia tahu rumahku dan apa yang ia lakukan di sini?
_______________________________________
Semoga masih ada yang menantikan ini.
Terima kasih karena sudah menunggu..
Love,
🌹🍒🍎🍑🌸👑
KAMU SEDANG MEMBACA
Confused
FanfictionMiyawaki Sakura atau yang lebih dikenal sebagai Sakura Lee, seorang single-mother dari remaja laki-laki bernama Lee Eunsang. Suatu hari ia dikagetkan oleh anaknya yang pulang ke rumah dengan wajah pucat. Sakura mengira anaknya adalah korban Bullying...