Chapter 1

483 49 1
                                    

Tahun 2007

Seorang wanita berusia 26 tahun duduk menghadap sebuah pigura. Terdapat foto seseorang di sana. Walaupun hanya foto hitam-putih, kalian dapat melihat betapa indahnya foto itu. Foto seorang pria dewasa yang sedang menikmati kopinya di bawah butiran salju yang turun sedikit demi sedikit.

Tess....

Air mata mulai mengalir di pipi wanita yang berkulit putih dan halus itu. Kulitnya pun bertahap memerah dan terdengar isakan di setiap air mata yang jatuh.

Kenapa begitu cepat. Apa salahku Tuhan...

Suara hatinya pun menangis. Siapapun yang melihat, pasti juga ikut bersedih. Bagaimana seorang wanita cantik sepertinya bisa menangis hanya karena melihat foto itu.

"Mama.... Mama kenapa?" Tanya bocah laki-laki berumur 5 tahun yang berlari ke arah wanita tersebut.

Wanita itu segera menghapus air matanya, bagaimanapun ia tidak ingin anak semata wayangnya melihat ia menangis. Wanita itu memaksa tersenyum sambil menatap bocah tampan berambut hitam yang sekarang sedang berusaha memeluk tubuhnya dengan tangan mungilnya.

"Mama tidak apa-apa sayang. Eunsang tenang saja ya?" Jawab wanita itu yang tentu saja disangkal sang anak, Lee Eunsang nama anak itu.

"Mama.. jangan menangis. Aku ada di sini. Mulai sekarang aku berjanji untuk selalu membuat mama tersenyum. Aku yakin Papa juga ingin Mama tersenyum" Ucapnya dengan wajah yang imut.

Hihihi...

Sekarang, Sakura, nama wanita itu, sedikit tertawa dengan tingkah anak lelakinya ini. Eunsang masih berumur 5 tahun, tapi coba lihay bagaimana cara ia menghibur ibunya dan terlihat lebih tegar daripada Sakura sendiri.

"Terima kasih, Sayangku. Mama sudah tidak menangis lagi. Lihat, Eunsang berhasil membuat Mama tersenyum" Sakura mengangkat anak itu mendekat ke pelukannya. Memeluk anak itu erat dan juga mencium kening dan pipi tembemnya.

Benar, aku harus tegar. Hanya aku yang dimilikinya sekarang. Jika aku jatuh, maka ia akan ikut terjatuh. Anakku sayang, terima kasih karena tetap kuat untuk Mamamu ini nak.

Batin Sakura sambil menurunkan sang anak dari pelukannya.

"Nak, menantuku..." Terdengar suara wanita tua memanggilnya dari dalam sebuah kamar.

Sakura meninggalkan Eunsang yang sekarang sedang memandangi foto pria tadi, terlihat bibirnya sedang mengucapkan ikrar dan meminta persetujuan dari foto itu.

"Ada apa Ibu mertua?" Jawab Sakura memasuki kamar mertuanya.

Saat ini di rumah itu hanya terdapat 3 orang, Sakura, Eunsang, dan Ibu mertuanya. Ibu dari pria yang fotonya ia tangisi.

*Sakura POV*

Pria itu bernama Lee Euigeon,cinta pertamaku dan suami tercintaku. Kenapa aku menangis, karena ia membuatku menangis.

Euigeon-ku pergi seminggu yang lalu. Ada pekerjaan yang membuatnya harus pergi ke Kanada. Aku tidak pernah tahu bahwa pekerjaannya dapat membawanya ke Kanada. Suamiku hanya seorang pemilik perusahaan kecil di Busan yang bekerja dalam bidang perdagangan ikan.

Namun, ia meyakinkanku bahwa pekerjaan yang ia lakukan di Kanada dapat memberikanku dan anakku hidup yang lebih nyaman lagi. Aku tidak mengerti apa maksudnya, karena menurutku hidup kami sekarang sudah cukup bahkan lebih.

Kami bukan orang yang kaya raya, tapi setidaknya kami tidak semiskin itu. Pekerjaannya memberikan kami sebuah rumah besar dengan 4 buah ruangan, kamar utama untukku dan Euigeon, kamar ibu mertua, kamar anakku, dan ruangan kerja untuk suamiku. Jadi apa yang kurang?.

ConfusedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang