"Ssst,...Bisa diem sebentar nggak, sih?" bisik Tiara tidak sabar.
"Loh, gue dari tadi diem aja, kok," jawab Danu kesal.
"Nah, itu suara apaan dong?"
Cicit...cicit...
"Tikus kali."
Tanpa pikir panjang Tiara langsung melompat bangun sambil menjerit. Dengan panik ia berlari menuju pintu gudang dan berusaha secepat mungkin membuka gerendel selotnya.
Sambil menggerutu Danu ikut bangkit dari tempat persembunyiannya di bawah meja, "Yaelah Tiara, katanya disuruh ngumpet...," ia berusaha menghalangi gadis itu membuka pintu gudang. Tapi Tiara sudah terlanjur membuka gerendel sambil berlari keluar dan menabrak Dion yang sedang asik mengobrol lewat ponsel sambil merokok di depan gudang.
Sekali lagi Tiara menjerit kaget.
"Tiara! Ngapain elo sembunyi di dalam gudang?" tanya Dion tak kalah terkejutnya sambil menahan tubuh Tiara agar tidak jatuh. Lalu mata cowok itu terbelalak saat melihat tak lama kemudian Danu muncul keluar dari gudang menyusul Tiara dengan raut muka kesal sambil mengebas-ngebaskan bajunya yang kotor dan dipenuhi sarang laba-laba.
"Men, ngapain elo ngumpet di dalam situ sama Tiara?" tanya Dion dengan kening berkerut.
Danu dengan santai ngeloyor pergi, "Tanya aja, tuh, sama Tiara."
BENER-BENER SIAL, batin Danu sambil berjalan dengan langkah lebar-lebar menuju kantin. Ditinggalkannya Tiara sendirian menjelaskan ke Dion kenapa ia dan Danu harus bersembunyi di dalam gudang. Sebenarnya pengin tahu juga, sih, apa alasan yang diberikan Tiara ke Dion, cewek itu kan paling nggak bisa bohong, tapi sudahlah, Danu tidak mau ikut-ikutan. Jadwalnya hari itu sudah kacau gara-gara harus bersembunyi di gudang segala.
Tadinya rencana Danu datang ke kampus Sabtu itu untuk main basket dan kongkow bareng teman-teman di warung es teler dekat kampus. Sudah seminggu kemarin ia kerja keras untuk midtest. Ia ingin refreshing ngobrol ngalur ngidul nggak jelas sama teman-temannya. Tapi baru saja ia memarkir motor NSU Supermax-nya di bawah pohon dekat lapangan basket, tiba-tiba Tiara datang menghampiri sambil tolak pinggang. Tumben sendirian, batin Danu, biasanya Tiara selalu berendeng-rendeng dengan girls squad-nya; Aya dan Dina.
Danu langsung punya firasat buruk dan menyesali keputusannya untuk datang ke kampus pagi itu. Semalam Tiara sudah ngomel panjang lebar melalui telpon tentang Dion. Pasti ini dalam rangka melanjutkan omelannya semalam. Belum puas cewek itu ngomel lewat telpon rupanya, dia pengin face to face biar lebih afdol.
"Apa lagi sih?" tanya Danu kesal sambil membiarkan dirinya ditarik Tiara berteduh di bawah awning di depan gudang kampus. Cewek itu pasti tidak mau kulit wajahnya yang putih halus terpapar matahari langsung. Dasar cewek!
"Belum puas ngomel semalem? Kuping gue udah budek nih!"
Tiara melotot galak, "Iya, gue belum puas. Gue pengin denger langsung elo minta maaf gara-gara nyuruh gue dating sama Dion, temen elo yang punya tangan gurita itu!"
Danu mengacak-acak rambutnya frustasi, "Oke, gue minta maaf. Puas lo?"
Mata Tiara yang cantik dan berbentuk almon meredup sedikit. Bibirnya berkurang manyunnya. Nah, gitu kan lebih enak dilihat.
"Oke, gue maafin. Tapi lain kali gue nggak mau lagi ya jalan sama temen elo itu."
"Iya, kan elo udah ngomong semalem."
"Tega-teganya ya elo...,"
"Lah, kok mulai lagi?" Danu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kan elo sendiri yang minta gue cariin elo cowok untuk datang ke pesta ultahnya Marsela gara-gara elo nggak mau kelihatan jomblo di depan Erik mantan elo yang sekarang jadian sama Marsela. Jangan amnesia deh!"
YOU ARE READING
Jadian Yuuk
ChickLit"Jangan cemberut, nanti makin cantik lo," goda Danu sambil tertawa. Cowok itu langsung menyalakan motornya dan menyuruh Tiara untuk naik. Dengan ragu-ragu Tiara melingkarkan tangannya di pinggang Danu. "Yaelah Tiara, jangan malu pegangan. Awas ja...