"... Jadi, menurut gosip yang gue dengar, Erik udah mutusin Marsela, dan udah dua hari ini Marsela nggak masuk kuliah," ujar Dina sore itu di salah satu gazebo taman kampus.
"Dengar-dengar dia sakit," timpal Aya.
Tiara mendesah, "Gue jadi kasihan sama Marsela. Mungkin dia benar-benar nggak rela diputusin Erik."
Tiara, Dina dan Aya sudah tidak ada kelas yang harus diikuti sore itu, tapi Tiara belum bisa pulang karena masih harus menunggu Danu yang ikut kelas sore. Mereka berdua mulai berangkat dan pulang kuliah bareng sesuai kesepakatan kemarin. Teman-teman satu geng Tiara dengan setia menemani Tiara menunggu hingga Danu keluar kelas. Mereka menghabiskan waktu di taman kampus sambil menikmati Thai Tea.
"Elo nggak usah merasa bersalah Ra, kan bukan salah elo kalau Erik mutusin Marsela karena kepingin balikan sama elo," kata Dina setelah menyeruput Thai Tea-nya hingga tandas.
Aya terkekeh, "Erik aja tuh yang G-R, padahal elo kan nggak mau balikan sama dia ya Ra."
Tiara menggeleng, "Nggaklah. Bukannya gue dendam karena dia dulu selingkuh sama Marsela ya, tapi emang gue udah nggak suka lagi, gimana dong?"
Lalu Tiara menceritakan secara singkat tentang ia dan Danu ketemu Erik di sebuah restauran di sebuah pertokoan hari Minggu lalu.
"Kok kayak kebetulan banget sih dia bisa ada di restauran yang sama?" komentar Aya curiga, "jangan-jangan dia ngebuntutin elo berdua."
"Masak sih? Untuk apa?" tanya Tiara tidak percaya.
"Ya karena dia cemburu mungkin," jawab Aya sambil tertawa.
"Ah kayak sinetron aja," gumam Tiara masih tidak percaya.
Aya nyengir, "Abis elo sama Danu kayak pacaran beneran sih."
Dina menggeser duduknya lebih mendekati Tiara, "Ra jangan bikin kita berdua penasaran terus dong, sebenarnya perasaan elo sekarang ke Danu gimana sih?"
"Iya Ra, gimana?" tanya Aya sambil ikutan menggeser duduknya.
Tiara menatap ke kedua sahabatnya berganti-ganti.
"Loh kok jadi ngomongin Danu sih?"
"Buruan Ra, sebelum Danu datang. Apa elo mau kita tanya di depan Danu?" ancam Aya jahil.
"Ah norak lo!" jawab Tiara kesal, tapi ia pun lalu menjelaskan, "sebenarnya gue sendiri akhir-akhir ini juga bingung, yang pasti perasaan gue ke Danu udah nggak kayak dulu lagi."
"Elo baru sadar kalau Danu ganteng?" tanya Dina menyelidik.
Tiara mengangguk dengan enggan.
"Tapi emang dari dulu Danu ganteng kan, banyak cewek yang naksir."
"Baru sadar juga kalau Danu baik hati?"
"Kalau itu sih gue tahu dari dulu. Makanya gue sahabatan sama dia bertahun-tahun. Menurut elo aneh nggak sih kalau tiba-tiba perasaan gue berubah?"
Dina dan Aya saling melempar pandang.
"Ya nggak juga sih," jawab Dina sambil tersenyum, "Rasa benci aja bisa berubah jadi cinta. Kayak gue sama Rizky dulu. Bertahun-tahun gue menganggap dia temen kakak gue yang sombong karena dia suka ngeledek gue. Dia bilang gue manja, induk semangnya Barbie karena gue punya banyak boneka Barbie, Ratu Oreo karena gue suka makan cookies, dan banyak lagi deh. Ternyata sebenarnya dia cuma pengin gangguin gue aja karena dia naksir gue."
"Nggak apa-apa Ra kalau perasaan elo datengnya telat, mumpung sama-sama jomblo ini," celetuk Aya menambahkan.
"Ssstt, yang diomongin dateng tuh," kata Tiara segera memotong obrolan teman-temannya begitu melihat Danu dan Dion berjalan melintasi taman menuju gazebo tempat Tiara dan teman-temannya menunggu.
YOU ARE READING
Jadian Yuuk
ChickLit"Jangan cemberut, nanti makin cantik lo," goda Danu sambil tertawa. Cowok itu langsung menyalakan motornya dan menyuruh Tiara untuk naik. Dengan ragu-ragu Tiara melingkarkan tangannya di pinggang Danu. "Yaelah Tiara, jangan malu pegangan. Awas ja...