Daaan..., orang pertama yang Tiara temui di kantin tak lain dan tak bukan adalah Danu. Cowok itu sudah duduk di pojokan kantin sambil menunggu pesanan bakso dan es tehnya.
"Elo kok ngikutin gue ke sini, sih? Kalau Dion nyusul berabe nih."
Yeah, some kind of friend!
Tiara memicingkan matanya kesal, "Oh, jadi elo takut sama dia?"
Danu menghembuskan napasnya pura-pura kesal, "Bukan begitu. Gue males aja harus ngejelasin ke dia kenapa elo ngikutin gue melulu. Gue nggak mau disangkain jadi orang ketiga diantara kalian." Lalu cowok itu terkekeh menyebalkan.
Tiara melemparkan benda yang terdekat dari jangkauannya ke arah Danu. Peletak, sebatang supit yang dilemparkan Tiara nyaris dengan manis mengenai kening Danu.
Danu melirik supit yang kini tergeletak di depannya sambil masih terkekeh. Sama sekali tidak tergugah. Beringsut pun tidak.
Sambil cemberut Tiara duduk di depannya dengan tangan terlipat di dada dan mulut mencebik.
"Kalau cemberut seperti itu nggak cantik."
"Biarin."
"Senyum dong...senyum...."
"Bodo ah."
Danu nyengir lebar, "Udah deh, kalian berdua kan saling ngebet, jadian aja."
Tiara mendelik, "Lucu!"
"Dion sebenarnya orangnya baik, lo," ujar Danu saat pesanan baksonya datang, "Selama ini dia nggak pernah punya masalah sama teman-teman satu klub basket. Cukup sportif dan clean playmaker. Cuma memang dia agak merasa lebih ganteng dari teman-temannya. Hehehe...."
Tiara mendengus, "Emang elo nggak gitu?"
"Kalau gue emang ganteng beneran." Cengiran di wajah Danu makin melebar. Dimasukkannya sepotong bakso besar ke dalam mulutnya, "Ya udah mau pesan apa? Gue bayarin deh, gue lagi baik nih."
Belum sempat Tiara menjawab, tiba-tiba seseorang datang dan serta merta duduk di sebelah Tiara sambil langsung merangkulkan tangannya ke leher cewek itu.
Tiara terpekik dan Danu tersedak kaget.
"Di sini rupanya kalian berdua, HAHAHA...."
DION!
"Hei men, what's up?" tanya Danu yang lebih dulu bisa mengatasi keterkejutannya.
Tiara memutar kedua bola matanya dengan kesal. Ia beranjak dari kursinya bersiap pergi meninggalkan cowok-cowok itu tapi kedua tangan Dion menahannya.
"Mau kemana cantik? Tadi ngapain di gudang berdua Danu? Lain kali kalau mau mojok gelap-gelapan sama gue aja, hahaha...."
Tiara melepaskan bahunya dari tangan-tangan gurita Dion dengan kesal.
"Sori men, tadi kita berdua bukan gelap-gelapan atau mojok," ujar Danu santai," Gue bantuin Tiara nyari tikus."
Tiara membelalakan matanya.
"Tikus?" tanya Dion dengan nada tidak percaya.
"Iya, tikus. Untuk tugas praktek biologi adeknya," jawab Danu sambil nyengir.
Dion menoleh ke arah Tiara masih tak percaya dan Tiara tidak punya pilihan lain selain buru-buru mengangguk-anggukan kepalanya membenarkan.
"Dapet?"
"Nggak, Tiara ketakutan, padahal udah muncul satu tadi."
Dion dan Danu tertawa terbahak-bahak dalam bahasa universal man to man yang menganggap diri mereka lebih superior dari perempuan. Benar-benar menyebalkan.
YOU ARE READING
Jadian Yuuk
ChickLit"Jangan cemberut, nanti makin cantik lo," goda Danu sambil tertawa. Cowok itu langsung menyalakan motornya dan menyuruh Tiara untuk naik. Dengan ragu-ragu Tiara melingkarkan tangannya di pinggang Danu. "Yaelah Tiara, jangan malu pegangan. Awas ja...