Malamnya Dina mengabarkan di grup whatsapp TADAA! bahwa polisi sudah menciduk Erik yang terbukti memiliki motor dengan pelat dan jenis yang sama dengan milik pengendara motor misterius yang melakukan beberapa tindakan yang mengancam keselamatan Tiara dan Danu. Di kantor polisi Erik mengakui semua perbuatannya dan terancam akan dikenakan pasal berlapis mengingat ia juga memiliki kendaraan curian.
Diam-diam sempat terbersit rasa kasihan di hati Tiara kepada Erik, tapi ketika ia teringat betapa takutnya ia waktu dicegat di jalan sepi tempo hari dan betapa Erik hampir mencelakakan Danu, rasa kasihannya pun hilang. Mungkin benar kata Dina, cowok itu sakit jiwa.
Keesokan harinya berita penangkapan Erik langsung tersebar cepat di kampus. Semua orang seolah ingin bertanya dan meminta konfirmasi langsung dari Tiara hingga Tiara merasa kewalahan. Ia dan Danu bahkan kemudian dipanggil oleh Pudek untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai berita penangkapan Erik tersebut karena mau tidak mau nama fakultas dan universitas mereka tersangkut.
Danu mengajak Tiara berkumpul dengan teman-teman yang lain di kantin seusai bertemu Pudek. Di kantin sudah ada Dina, Aya dan Dion yang menunggu mereka berdua sambil menikmati bakso.
"Nah, udah kumpul semua nih," kata Dina begitu Tiara dan Danu duduk bergabung dengan mereka di satu meja, "Ada kabar terbaru dari papa, keluarga Erik klaim kalau Erik mengidap bipolar, mereka sudah memberikan surat keterangan dari psikiatris yang menangani Erik selama ini."
"Jadi dia tidak bisa diproses lebih lanjut?" tanya Danu dengan kerutan di dahi.
"Betul sekali."
"Tentang motor yang pelat nomornya palsu bagaimana?"
"Ternyata, motor itu punya supirnya bokapnya Erik yang suka dipinjam-pinjam Erik. Jadi Erik tidak terlibat curan motor."
"Yaaaah, bebas dong dia?" tanya Dion setelah menelan kunyahan baksonya, "Enak banget!"
Dina mengangguk, "Keluarganya setuju membayar denda ganti rugi untuk mobil morris bokapnya Danu yang kebaret kemarin."
"Daaannn.... ada satu berita seru banget nih yang tadi gue dengar di toilet," celetuk Aya yang sedari tadi diam, "Katanya, Marsela sampai sekarang belum masuk kuliah karena kaki kirinya patah gara-gara jatuh dari tangga sewaktu pertandingan basket di Senayan kemarin. Dan menurut teman-teman yang ngeliat kejadian itu, Marsela jatuh karena didorong sama Erik!"
"Buseeeet, tuh orang benar-benar sakit ya!" komentar Dion sambil menggeleng-gelenggkan kepalanya.
Danu dan Tiara saling berpandang-pandangan.
"Menurut elo gimana Ra? Erik bebas tanpa hukuman?" tanya Danu kepada Tiara yang tampak sedang berpikir.
"Tiba-tiba semua jadi make sense untuk gue. Selama gue pacaran sama dia, kadang sikapnya memang suka berlebihan. Kadang girang, kadang murung. Gue pikir karena dia anak Mama banget. Tapi untungnya dia nggak pernah berusaha mencelakakan gue waktu itu. Bisa jadi memang dia mengidap bipolar."
Danu mengangkat kedua bahunya, "Ya udah kalau begitu. Case is closed. Tapi awas aja nanti kalau dia masuk kuliah lagi coba-coba deketin elo Ra."
"Eiiittss, Erik bakalan dibawa ke Belanda sama tantenya untuk berobat ke sana. Dia nggak bakalan kuliah lagi di kampus ini," kata Dina tersenyum penuh kemenangan, "Jadi elo nggak usah kuatir Dan."
"Lagipula, kampus juga pasti akan ngeluarin dia karena kasus ini," komentar Aya sambil mengaduk-aduk minumnya, "Udah bikin jelek nama fakultas."
Semua mengangguk setuju.
"Oya Ra, besok gue jemput jam berapa?" tanya Danu kemudian.
"Jam lima sore deh Dan, acaranya kan jam setengah tujuh ya."
"Cie... cie..., ada yang mau dating malam minggu nih," goda Aya sambil mengedip-ngedipkan matanya, "jangan depan kita dong janjiannya. Bikin iri aja."
"Hehehe, apaan sih? Gue sama Danu kan ada job nyanyi bareng Nia di pesta pernikahan guru gitarnya Nia besok," jawab Tiara sambil nyengir, "Tuh kalau ngiri mendingan elo dating sama Dion daripada nungguin Tommy pulang."
Aya terbatuk-batuk pura-pura keselek. Wajah ayunya sedikit memerah.
"Males ah, nanti gue disuruh bikin PR lagi."
"Kagak Ya," tukas Dion sambil menaikkan sebelah alisnya, "Gue lagi jomblo nih. Elo mau makan di mana? Gue traktir deh."
"Ogaaah...." jawab Aya sambil lari terbirit-birit keluar kantin seperti dikejar setan.
"Sukurin lo!" kata Danu sambil tergelak dan menepuk pundak Dion keras.
Tiara dan Dina terkekeh. Sekali-kali boleh dong godain Aya yang super jahil.
YOU ARE READING
Jadian Yuuk
ChickLit"Jangan cemberut, nanti makin cantik lo," goda Danu sambil tertawa. Cowok itu langsung menyalakan motornya dan menyuruh Tiara untuk naik. Dengan ragu-ragu Tiara melingkarkan tangannya di pinggang Danu. "Yaelah Tiara, jangan malu pegangan. Awas ja...