Lima belas menit kemudian mereka tiba di depan rumah Debby. Beberapa mobil kepunyaan tamu-tamu pesta ulang tahun Debby tampak sudah berjejer terparkir manis di pinggir jalan. Untung mereka datang lumayan tepat waktu. Tiara tidak kebayang kalau telat setengah jam pasti mereka tidak akan dapat slot untuk parkir.
Danu dengan mulus memarkir mobil kecilnya diantara dua mobil sedan tidak jauh dari mobil yang dibawa Dion dan Rizky. Lalu mereka berenam bersama-sama memasuki rumah Debby yang luas yang ternyata mulai dari teras luar hingga ke dalam sudah didekorasi dengan begitu meriah. Ada photo corner di pojok taman, ada stand lukis tangan yang berdampingan dengan stand lemonade tidak jauh dari deretan kursi-kursi lipat, ada stand cupcakes dan balon, dan tak ketinggalan ada organ yang dilengkapi dengan sound system dan microphone serta lantai dansa, yang kesemuanya bermotifkan polkadot warna-warni.
Debby yang malam itu berdandan ala-ala Minie Mouse menyambut mereka dengan senyum cerah dan mempersilahkan teman-temannya masuk. Ruang pesta yang berhiaskan lampu disco kelap-kelip sudah hinggar-bingar dengan lagu ajib-ajib. Seorang DJ asik memainkan perangkatnya di pinggir lantai dansa sambil mengangguk-anggukan kepalanya megikuti irama lagu yang dipilihnya.
"Nanti nyumbang lagu ya," pesan Debby kepada Tiara dan Danu sebelum meninggalkan mereka untuk menyambut teman-teman lain yang berdatangan.
Dina menyenggol kedua temannya, "Lebih keren dari pesta Marsela kemarin ya."
Aya dan Tiara mengangguk setuju.
"Kita lihat saja reaksinya Marsela nanti kalau dia datang," komentar Aya sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, "Dia kan paling tidak suka kalau ada yang lebih dari dia."
"Girls, kita cari makan dulu ya, laper nih," kata Rizky mewakili Danu dan Dion.
"Oke," jawab Dina, "Kita duduk di situ ya," katanya sambil menunjuk deretan bangku di sisi barat ruangan dekat stand lemonade dan cupcakes.
Mereka pun berpisah setelah janjian untuk bertemu kembali di tempat yang sama setelah cowok-cowok selesai makan.
Tiara dan teman-temannya langsung mengambil tempat duduk di pojok setelah mereka mendapatkan segelas lemonade dan sebuah cupcakes untuk masing-masing. Sambil ngobrol sana-sini, mereka mengedarkan pandangan melihat siapa saja yang datang dan bersama siapa, plus menyelipkan gosip-gosip ringan seputar kampus. Sesekali mereka tertawa dan saling melontarkan candaan. Saking asiknya mereka mengobrol, mereka tidak sadar pasangan yang sedari tadi mereka nanti-nanti sudah berdiri di hadapan mereka; Barbie dan Ken. Tapi mereka tidak cuma berduaan saja karena di samping Barbie ada sesosok cewek lain dengan baju cantik warna ungu yang sedang membelakangi mereka.
"Helooo girls," sapa Marsela dengan suara diseret sok seksi seperti biasa. Malam itu Marsela tampak menakjubkan dengan gaun tanpa lengan berwarna hitam semata kaki dengan taburan batu Swarovski yang indah. Dandanannya begitu tanpa cela, jelas-jelas kreasi dari seorang make up artist yang menurut Tiara kelihatan agak terlalu berlebihan untuk sebuah pesta ulang tahun, mungkin lebih cocok untuk acara pesta pernikahan atau pemberian penghargaan dan semacamnya. Sementara itu Erik yang setia mendampinginya mengenakan celana panjang hitam dan kemeja warna senada dengan lengan panjang yang digulung hingga ke siku. Wajahnya terlihat kemerahan, entah karena malu atau karena kegerahan. Kasihan Erik. Walaupun tetap tampan ia terlihat seperti kepiting rebus.
"Halooo..." balas geng TADAA! serempak bagai dikomando.
"Mana pasangan kalian?" tanya Marsela sambil mengedarkan pandangannya mencari-cari.
"Lagi cari makan," jawab Dina singkat.
"Eniwei, gue mau memperkenalkan kalian dengan Yovita," ujar Marsela sambil mencolek cewek yang sedari tadi membelakangi mereka, "Ada yang sudah kenal? Yovita ini mantannya Danu."
YOU ARE READING
Jadian Yuuk
ChickLit"Jangan cemberut, nanti makin cantik lo," goda Danu sambil tertawa. Cowok itu langsung menyalakan motornya dan menyuruh Tiara untuk naik. Dengan ragu-ragu Tiara melingkarkan tangannya di pinggang Danu. "Yaelah Tiara, jangan malu pegangan. Awas ja...