Danu memilih tempat duduk di belakang karena ingin sedikit rebahan walau Tiara yakin kaki panjangnya tidak akan memungkinkannya untuk rebahan. Sepanjang perjalanan menuju rumah Dina, Danu diam tak bersuara, hanya terdengar dengkur halus sesekali. Rupanya cowok itu kelelahan dan tertidur. Tapi begitu tiba di depan rumah Dina, Danu langsung terbangun. Ia pun pindah ke bangku depan sepeninggal Dina.
Tiara tersenyum geli melihat Danu langsung tertidur lagi begitu mobil keluar dari kompleks rumah Dina. Ia pun menyetir dengan santai dan sebisa mungkin menghindari polisi tidur atau mengerem mendadak agar tidak mengganggu yang sedang pulas. Begitu memasuki area kampus, diliriknya Danu yang ternyata sudah bangun.
Parkiran kampus sudah sepi, hanya motor Danu yang terlihat masih tertinggal. Saat itu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Tiara menghentikan mobilnya di samping motor tersebut dan mematikan mesinnya.
"Terimakasih ya Ra," ujar Danu sambil mengusap wajahnya yang masih agak mengantuk.
"Sama-sama. Tas olahraga elo di bagasi belakang. Sebentar gue bukain, soalnya harus dibuka pakai kunci terpisah."
Danu dan Tiara sama-sama keluar dari mobil. Tiara membuka bagasinya dan Danu mengambil tas olahraganya. Setelah Tiara menutup kembali bagasi mobilnya serta menguncinya, tiba-tiba Danu mengambil tangan Tiara dan meletakkan sesuatu di telapak tangannya lalu menutupnya.
"Apaan ini?" tanya Tiara sambil membuka telapak tangannya kembali serta menemukan sebungkus coklat kecil. Ia tertawa, "Terimakasih."
"Mungkin nggak sebesar coklat yang dikirim sama Erik," ujar Danu sambil meninggalkan Tiara menuju motornya, "Dan bukan dari Belanda. Cuma dari warung sebelah."
Tiara mengeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum dan masuk ke dalam mobil.
"Jalan duluan, nanti gue ikutin dari belakang," kata Danu sambil menyalakan motornya.
Tiara pun menyalakan mobilnya dan berjalan keluar dari lapangan parkir dengan Danu yang mengiringi di belakang dengan motornya. Sambil sesekali melirik spionnya untuk memastikan Danu masih mengikutinya, hati Tiara berdendang bahagia. Sebentar- sebentar wajahnya terasa menghangat manakala teringat bagaimana Danu tadi menciumnya. Ya ampun, tidak pernah terbayang di pikiran Tiara ia bakalan dicium oleh Danu, sahabatnya sendiri, di sebuah lapangan parkir, dan disaksikan oleh teman-temannya!
Di sebuah lampu merah, Danu menjejerinya. Ia mengetuk kaca mobil Tiara.
"Di pertigaan depan kita pisah ya, gue ambil kiri," kata Danu begitu Tiara membuka kaca mobilnya.
Tiara mengangguk.
Saat lampu hijau menyala ia pun bersiap mengambil belokan ke kanan sementara Danu ke kiri. Sesampainya di pertigaan Danu membunyikan klaksonnya dan melambaikan tangannya sebelum mereka berpisah.
Tiara melanjutkan perjalanannya sendiri sambil bernyanyi-nyanyi mengikuti lagu yang diputar oleh stasiun radio favoritnya. Setibanya di sebuah jalan yang sepi ia baru sadar ada sebuah motor yang sejak tadi mengikutinya. Yang pasti bukan motornya Danu. Belum habis rasa herannya tiba-tiba motor tersebut menjejeri dan menunjuk-nunjuk ban depan kanan mobil Tiara. Penasaran karena merasa bannya tidak kempes, Tiara menghentikan mobilnya dan keluar untuk mengecek. Ia sama sekali tidak curiga dan baru menyesali tindakannya sewaktu orang yang mengendarai motor ikut berhenti dan menghampirinya sambil masih mengenakan helm dan masker sehingga Tiara tidak bisa mengenali wajahnya.
"Sendirian?" tanya si pengendara motor.
Tiara berusaha tidak menunjukkan rasa takutnya, "Iya, mau apa ya?"
Pria itu tidak menjawab namun pelan tapi pasti terus mendekati Tiara. Tiara berjalan mundur menghindar hingga punggungnya menempel di mobilnya. Ia celingukan mencari pengendara lain yang lewat, tapi jalanan benar-benar sepi, dan mereka berada di tengah-tengah kebun kosong. Sempat Tiara melihat kilatan seperti pisau kecil di tangan si pengendara motor misterius. Hatinya tercekat. Ia memang memegang sabuk hitam taekwondo, tapi Tiara juga sadar saat ini bukan waktu yang tepat untuk mempraktekkan jurus-jurusnya menghadapi lawan bersenjata tajam. Buru-buru Tiara masuk ke dalam mobilnya dan langsung tancap gas melarikan mobilnya dengan membabi buta. Masih didengarnya suara pengendara motor itu tertawa terbahak-bahak saat melihat Tiara kabur.
YOU ARE READING
Jadian Yuuk
ChickLit"Jangan cemberut, nanti makin cantik lo," goda Danu sambil tertawa. Cowok itu langsung menyalakan motornya dan menyuruh Tiara untuk naik. Dengan ragu-ragu Tiara melingkarkan tangannya di pinggang Danu. "Yaelah Tiara, jangan malu pegangan. Awas ja...