Seperti biasa selesai kelas kedua siang itu geng TADAA! berkumpul lagi, kali ini di bangku taman yang teduh sambil masing-masing membuka bekal yang dibawa dari rumah. Hari itu hari Kamis, sesuai dengan perjanjian yang diamini bersama sejak terbentuknya geng mereka, setiap hari Kamis mereka membawa bekal dari rumah untuk makan siang dan menghindar jajan di kantin. Selain baik untuk diet, juga sehat untuk kantong.
Sedang giat-giatnya mereka menyuap makan siang mereka sambil diselingi obrolan ngalur ngidul, tiba-tiba Dion melintas. Untungnya cowok itu sepertinya sedang terburu-buru dan hanya sempat mengedipkan matanya ke arah ke Aya sebelum berlari-lari melintasi taman.
Tiara dan Dina dengan mulut ternganga menoleh ke arah Aya yang membalasnya dengan cengiran lebar.
"Nggg...girls, gue lupa bilang kalau besok gue pergi ke pesta Debby bareng Dion," ujar Aya seperti menjatuhkan bom Hiroshima di siang bolong. Keduanya temannya terbelalak kaget.
"Serius lo?" tanya Dina yang paling duluan pulih dari kagetnya.
"Yah daripada nggak ada pasangannya, terus si Dion mau, ya udah gue bareng dia aja," jawab Aya santai.
"Bukannya elo mau bareng sama Tommy, pacar antah berantah elo?" tanya Tiara masih tidak percaya.
Aya mengedikkan bahunya, "Seperti biasa, Tommy dadakan nggak bisa. Dia ada tugas kuliah dan nggak bisa pulang."
Pacar Aya, Tommy, adalah mahasiswa semester akhir di sebuah PTN di Jogja. Sudah setengah tahun ini tidak pulang karena kesibukan jadwal kuliahnya yang padat.
Tiara mengernyitkan matanya, "Elo tau kan konsekuensi pergi bareng Dion si gurita?"
"Eiiittss... dia nggak bakalan bisa sembarangan sama gue. Gue udah ngancem dia supaya jangan main-main sama gue. Dia setuju."
"Beneran?" tanya Dina skeptis.
Senyum Aya melebar, "Beneran. Nilai ekonomi syariahnya ada di gue. Kebetulan gue satu kelompok sama dia. Kalau dia macam-macam, gue nggak akan bagi tugas gue ke dia."
"Jiaaaaah," sorak Dina dan Tiara berbarengan sambil tertawa terbahak-bahak membuat beberapa mahasiswa yang melintas di depan mereka melempar pandang ingin tahu.
"But eniwei, kita mau pakai dress code yang sama untuk ke pesta Debby nggak nih darling?" tanya Aya dengan gaya bicara meniru Marsela dan membuat teman-temannya kembali tergelak.
"Nggak ah," jawab Tiara diantara tawanya, "Emang pada mau pakai baju apa? Garis-garis melintang ala napi atau zebra? Kayak pesta hallowen dong."
"Iya, nggak usahlah," timpal Dina, "Elo kenal Rizky pacar gue kan? Mana dia mau pakai baju-baju tematik atau samaan warna begitu."
Aya mengangkat tangan menyerah kalah, "Ya udah nggak usah. Gue aja sama Dion yang pake baju kembaran warna kalau begitu."
"WHAAATTT?" Tiara dan Dina berseru bersamaan.
Tepat pada saat itu Danu dan beberapa temannya tampak berjalan melintasi taman. Melihat geng TADAA! ngerumpi heboh di tempat yang teduh Danu pun memisahkan diri dari teman-temannya dan menghampiri mereka.
"Berisik amat!" sapa Danu tanpa basa-basi, "Ada apa sih?"
Tiara dan Dina berebut menjelaskan ke Danu apa yang mereka ributkan sementara Aya cengar-cengir melihat polah teman-temannya.
"Menurut gue sih nggak masalah," komentar Danu santai.
"Tenang... tenang, tentang baju kembaran warna gue cuma bercanda girls," ujar Aya setelah puas membuat teman-temannya heboh, "Gampang banget dikibulin sih? Lagipula Tiara, elo harusnya lega, Dion udah gue tanganin, gue yakin dia nggak akan macam-macam lagi sama elo."
YOU ARE READING
Jadian Yuuk
ChickLit"Jangan cemberut, nanti makin cantik lo," goda Danu sambil tertawa. Cowok itu langsung menyalakan motornya dan menyuruh Tiara untuk naik. Dengan ragu-ragu Tiara melingkarkan tangannya di pinggang Danu. "Yaelah Tiara, jangan malu pegangan. Awas ja...