Cemburu

299 22 0
                                    

Cemburu

Cast: Reader || Jungkook || Jimin

=======================
Malam ini kau kembali menenggelamkan dirimu dalam dunia yang kau anggap obat bagimu. Mempermainkan jemari lentikmu sembari menyapu lembut permukaan ponselmu.

Kau tersenyum ketika melihat hal lucu yang muncul melalui video, gambar, ataupun hanya sekedar status tidak jelas yang terbaca olehmu begitu saja.

Hanya saja, senyummu tidak bertahan lama. Park Jimin, pemuda yang kau sukai di kelasmu sedang asyik berbalas komentar dengan gadis-gadis yang menurutmu asing.

Mereka bukan teman sekelasmu ataupun Jimin. Tetapi kenapa mereka begitu akrab?

"Dasar tukang tebar pesona!" Kau kesal, lalu kau banting ponselmu dengan asal. Untung saja tempat berlabuh ponsel tak berdosa itu, sebuah bantal empuk bernama Chimy. Hingga ponselmu pun selamat dari kekejaman pemiliknya.

Aneh rasanya kau sangat kesal melihat Jimin bertegur sapa dengan gadis lain.
Dia bukanlah siapa-siapamu, dia hanya teman sekelasmu.

Tetapi ... kau merasa begitu tersakiti jika Jimin tidak menghiraukanmu. Hatimu terasa terbakar melihat Jimin bersama gadis lain.

Cemburu?

Menurutmu itu bukan cemburu, cuma kesal saja melihat Jimin tak pedulikanmu. Kau merasa kau tak menarik, kau merasa Jimin enggan melirik. Disaat seperti itu air matamu tiba-tiba mengalir tanpa permisi.

Kau kembali memungut ponselmu, ada rindu yang kian menusuk dadamu. Rasa kesal karena ulah Jimin mendadak kau tepis, akibat rindu yang tiba-tiba mengusik.

📨 Kau sudah tidur?

Kau memberanikan diri berbasa-basi dengan mengirimkan pesan untuk Jimin,  sembari merancang alasan, jika Jimin membalas pesanmu dengan kalimat ; 'Mau apa malam-malam mengirimiku pesan?'

Kau kembali menepis ponselmu, lalu menutup wajahmu dengan selimut.

'Malu'

Itulah kata yang keluar dari bibir ranummu.

Rindu dan cemburu memang selalu datang walau tak diundang. Mencoba ditahan, rasanya akan begitu menyakitkan.

Semenit, dua menit, berakhir dengan kantuk yang terlanjur menjemputmu. Tanpa sempat menerima balasan pesan dari Jimin, kau terlanjur terlelap dan terbuai dengan mimpi indahmu.
.
.
.

Pajar hadirkan binar, diiringi sejuknya udara yang menerpa kulitmu. Kau kedinginan, perasaan hatimu pun tidak sedang terlalu baik.

Ketika kau membuka mata, kau masih teringat akan pesan yang kau kirimkan terhadap Jimin. Sayangnya, Jimin tidak membalas pesanmu dan sangat jelas itu membuat perasaanmu tidak baik.
Jimin penting bagimu, tapi kau bagi Jimin, entahlah.

Seperti biasa, pagi harimu kau isi dengan kegiatan yang sangat kau sukai. Menyiram tanaman di pagi hari adalah hal yang membuat hatimu bahagia. Bagimu merawat tanaman samadengan memberi cinta.

Bibirmu mengukir senyuman, ketika bunga mawar yang kau siram sedang bermekaran, kau begitu bahagia, rasanya seperti menjadi seorang ibu yang berhasil merawat anaknya dengan begitu baik.

Sejenak kau terlupa, bahwa malam tadi kau sempat diabaikan Jimin. Sehabis menyiram tanaman kau langsung duduk di beranda rumahmu sembari menyesap mocacino kesukaanmu.

Kau putar musik dari ponselmu mendengarkan lagu BTS sebagai sumber inspirasimu, sekaligus menjadi sumber bahagiamu.

"Ishhh, menyebalkan!" Kau memukul kepalamu sendiri ketika sepenggal lirik lagu kembali mengingatkanmu tentang Jimin.

Ingin sekali kau menghapus bayangan pemuda itu dari benakmu, sayangnya kau selalu gagal melakukan itu. Sudah terlalu lama, Jimin bersemayam di hatimu sehingga kau begitu sukar untuk menghapusnya.

"Annyeong haseo," Kau terperanjat, ketika sebuah suara mengagetkanmu. Sesosok pemuda tegap bermata bulat sedang menatapmu sembari memamerkan senyum kelincinya.

"Jungkook, ada apa pagi-pagi sudah ke sini?" Kau kaget, ketika melihat kehadiran Jungkook; adik kelasmu yang tiba-tiba muncul di depan matamu.

"Aku ingin menitipkan ponsel Jimin, kemarin saat Jimin bermain denganku ponselnya ketinggalan. Tetapi, hari ini aku tak masuk sekolah, aku akan menjenguk nenekku di Rumah Sakit."

"Jadi semalam kau yang memakai ponsel Jimin?" Kau menatap Jungkook penuh selidik.

"Ne, mianhe pesanmu tak aku balas, aku bingung menjawab apa. Aku kan bukan Jimin ... hehe."

Seketika pipimu memerah, malu rasanya Jungkook mengetahui kau begitu peduli kepada Jimin.

"Yasudah, mana ponselnya?"

Kau mengulurkan tanganmu, untuk menerima ponsel Jimin dari tangan Jungkook.

Setelah kau mendapatkan ponsel tersebut kau langsung berlari ke dalam rumah. Kau ingin secepatnya mandi, lalu dandan yang cantik, pergi ke sekolah dan bertemu dengan Jimin.

Tanpa disengaja hari ini kau mempunyai alasan untuk bisa berdekatan dengan Jimin. Tidak apa-apa hanya beberapa menit saja, yang penting kau punya alasan untuk berbicara dengannya. Memulai hari dengan orang yang kau sukai, adalah hal terbaik bagimu.

Senyum semakin mengembang di bibirmu, lucu rasanya, semalam kau merasa kesal dan cemburu.

"Dasar Jeon Jungkook! Berani-beraninya dia menggunakan akun sosmed Jimin untuk menggombali gadis-gadis. Awas saja, aku akan menyuruh Jimin untuk menghajarmu."

Pagi ini kau berangkat ke sekolah dengan hati yang riang. Satu alasan yang membuat kau ada alasan untuk menemui Jimin kau anggap keberuntungan.

Namun, tanpa kau sadari semakin hari senyum Jimin semakin menjadi candumu. Bahkan kau tidak tahu, akan dibawa kemana rasamu.

Kau menyerahkan segalanya kepada takdir, kau hanya melakukan apa yang ingin kau lakukan. Kau hanya menyayangi Jimin, tanpa berharap Jimin membalas perasaanmu. Untuk saat ini kau hanya ingin mencintai Jimin dengan tulus dan melihat Jimin tertawa bahagia. Bagimu, itu sudah cukup, untuk menghangatkan hatimu.

#Tamat

JIMIN || Oneshoot & SongficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang