Aku hanya mencuci piring saja, tetapi kenapa ia begitu mengkhawatirkanku? Ketika aku tertidur pulas dia yang menyelimutiku.
Ketika aku membuka mata ia tidur di sampingku. Sepertinya ... tidak menikah pun aku akan baik-baik saja. Jimin sudah menjadi teman hidupku. Tidak punya istri pun aku akan tetap bahagia jika bersamanya.
Aku masih menatap Jimin yang masih terlelap, pipi gembilnya begitu menggemaskan, bukan itu saja, bibir merahnya yang tebal sedikit terbuka. Membuatku ingin menciumnya saja.
Gila.
Aku memukul kepalaku sendiri. Aku Kim Taehyung dan masih normal, kenapa berpikiran yang macam-macam dengan teman terbaikku.
Alasannya hanya satu.
Jimin pria yang begitu menggoda. Tetapi dia sangat manis kadang cantik. Dia tampan dan sexy, dia juga cantik dan manis.
Pletak
Sebuah jitakan mendarat di kepalaku.
"Hey paboya, apa yang kau lakukan?"
Meskipun kaget, aku tak bisa melewatkan suara sexy Jimin. Suara khas orang yang baru bangun tidur.
"Tadi ada nyamuk, makanya aku jagain kamu."
"Uhhhh, manis sekali temanku." Jimin menarik kedua pipiku. Aku merenggut dan dia tertawa.
"Kau tak lupa kan ini hari apa?"
"Tentu saja hari senin." Jimin menjawab dengan cepat.
"Oh, aku kira hari selasa."
Aku bergegas beranjak dari ranjang yang kami tempati. Kesal rasanya, Jimin tak mengucapkan apa-apa di hari ulang tahunku.
"Kau marah?"
"Tidak."
"Jangan bohong."
"Aku tidak bohong."
"Duduklah sebentar, aku punya sesuatu untukmu."
Aku tersenyum, pasti Jimin akan memberiku kado. Tentu saja Jimin tak akan melupakan ulang tahunku.
Benar saja, ditangannya terdap sebuah kado.
"Apa ini?"
"Sebuah camera."
"Boleh aku membukanya?
"Tentu saja boleh. Mulai hari ini kau boleh merekam apapun yang kita lakukan. Karena, kau adalah teman hidupku. Taehyung-ah, aku mencintaimu, hiduplah bersama denganku selamanya. Taehyung-ah Saenghil chukae hamnida."
"Kita sudah lama menjadi teman hidup, aku juga mencintaimu. Aku berjanji akan selalu bersamamu. Kita berdua kan anak bulan, dan saat kita bersama kita tidak akan kesepian. "
Pagi ini sungguh membahagiakan, aku memeluk Jimin dengan penuh perasaan. Jimin bukan sekedar teman, tetapi Jimin adalah teman hidupku. Tempat ternyaman untuk melabuhkan seluruh hatiku.