Esoknya, aku sakit.
Aku demam tinggi dan berkeringat sangat banyak. Jeno dan Jaemin kembali merawatku seperti saat aku sakit dulu, tapi nyatanya sakitku jauh lebih buruk sehingga aku di larikan ke rumah sakit khusus milik SM.
Untuk sementara aku tak mau banyak berpikir tentang hal-hal yang membuatku sakit, aku hampir dehidrasi karena kehilangan banyak cairan. Xing Xing tak mau menghilang seperti yang ku suruh padahal seharusnya dia menuruti perintahku. Dia selalu duduk di samping ranjang rawatku sambil sesekali menangis karena menyesal.
Sudah tiga hari berlalu dengan aku yang masih di rumah sakit, membuatku seperti ketinggalan banyak hal. Padahal aku bisa melakukan sesuatu, tapi hari-hariku terbuang sia-sia.
Dengan begini aku yakin, aku tidak akan memaksakan diriku untuk hipnoterapi lagi. Aku harus pergi sendiri mencari ingatanku, untuk mengingatnya pelan-pelan. Mungkin aku kuat, tapi tubuhku tidak kuat, mentalku tidak siap.
Ah dasar pengecut.
Sepanjang malam Xing Xing menjagaku, menggenggam tanganku tanpa bicara apa-apa. Aku tau dia tidak bisa mengatakan banyak hal karena apa yang kulakukan juga untuk kepentingan kami bersama.
Walau begitu aku bersyukur. Hanya dia yang tidak menutup mata dan terus terjaga untuk menemaniku. Hanya dia yang selalu ada jam berapapun aku bangun di tengah malam yang sepi. Pelan-pelan saat masa sakitku, aku sadar bahwa aku sangat bergantung pada Xing Xing.
Aku menjadi resah, saat dia tidak ada.
"Jangan bicara dulu, kamu sembuh dulu baru bicarakan yang lain," kata Xing Xing padahal aku baru saja ingin membuka mulut.
Xing Xing memejamkan matanya, membawa kedua tanganku di pipinya yang lembab namun hangat.
"Tidurlah," kata Xing Xing dengan wajah sedih. Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi dan aku terbangun karena gelisah.
Aku ingin cepat sembuh dan pergi dari sini. Aku ingin melakukan sesuatu. Aku ingin terus melanjutkan apa yang sudah ku mulai.
"Xing Xing,"
"Ssssst," bisik Xing Xing.
"Tidur, kamu harus istirahat,"Akh menghela napas. Tak punya tenaga untuk berdebat.
Baiklah.
Aku harus sehat dulu.
Ada banyak hal di otakku, yang harus aku lakukan mulai dari sekarang.
Pertama-tama, aku harus sehat dulu.
✨
Beberapa hari setelah aku keluar dari masa perawatan, aku hangout lagi, sendirian.
Teman-temanku sangat ingin menemaniku karena masih khawatir dengan kondisi tubuhku, tapi aku tentu saja menolak mereka dengan sopan. Maksudku, aku kan punya rencana yang hanya aku sendiri yang tau.
Ada banyak alasan juga kenapa aku menolak di temani oleh mereka, pertama Jaemin dan Jeno sudah cukup sibuk, mereka punya schedule masing-masing seperti menjadi MC di panggung musik atau ikut dalam varian reality show di Korea.
Pada akhirnya ada Jisung dan Chenle di dorm, aku bisa saja bergabung dengan mereka tapi mereka lumayan berisik. Sedangkan aku butuh suatu tempat dimana aku bisa berpikir dengan baik.
Tidak apa, lagi pula, aku kan tidak benar-benar sendirian.
Bersama Xing Xing, aku masuk ke dalam sebuah cafe dan mengambil tempat duduk di sudut ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Star in Shadow | Huang Renjun [√]
FanfictionDia berasal dari pikiranku. Aku tidak boleh salah paham. Tentang sebuah ilusi, Dimana hanya aku yang bisa melihatnya dengan jelas. Januari, 2019 ©Akashimy #1 mind-blowing 220719 #3 hrj 310119 #3 nctrenjun 130220 #3 ilusi 130220 #5 adventure 260119