Hang Out

1.8K 189 21
                                    

Hari ini cuaca cerah. Masih tetap dingin, tapi ... cerah. Langit biru, matahari bersinar dan awan awan bergerak. Di cuaca yang cerah seperti ini, sayang rasanya kalau hanya menghabiskan waktu di dalam rumah.

"Kamu udah ganteng kok,"

Aku memoles lipbalm sekali lagi, mengabaikan komentar itu. Sementara si pemilik suara sedang berdiri di depan cermin, merapikan rambutnya sendiri.

Aku meliriknya, agak aneh melihat sosoknya yang masih bisa tertangkap oleh pantulan cermin dan sedang berias selayaknya manusia pada umumnya. Membuatku selalu lupa bahwa dia tidak nyata.

Ah ralat.
Dia nyata, tapi hanya untukku saja.

"Sini aku rapihin kerah bajunya,"

Gadis itu kini berbalik, menghampiri dan sedikit berjinjit demi membenarkan lipatan bajuku yang masih tampak berantakan.

Aku masih diam memperhatikan semua gerak-geriknya yang benar-benar normal. Membiarkan tangan kecilnya merengkuh kerah bajuku. Sebentar dia menepuk bahuku pelan.

"Kamu gak pakai bantalan bahu lagi?" Tanyanya.

Aku menggeleng.

"Kamu keliatan kecil kalo gak pake,"

Aku menghela napas
"Aku gak suka pakenya, gak nyaman," jawabku.

Gadis itu ber-oh kecil.
"Hari ini kamu mau kemana?" tanya gadis itu, masih menepuk-nepuk bahuku seolah membersihkannya dari sesuatu.

"Nonton,"

"Nonton apa?"

"Film,"

"Film apa?"

"Apa aja pokoknya yang Rated 18+,"

Gadis itu menatapku panik seketika.
"Heh, Renjun! Adik kecil gak boleh nonton film dewasa!" Katanya setengah teriak, dia bahkan spontan mendorong bahuku.

Aku menatapnya tak percaya, kemudian tertawa kecil.
"Aku udah legal Xing Xing, sekarang yang adik kecil itu kamu,"

Xing Xing-- gadis itu, terpaku sebentar sebelum akhirnya cemberut dan tidak menjawab lagi. Sepertinya dia kesal di panggil kecil, aku jadi mengerti sekarang kenapa dulu dia suka sekali memanggilku adik kecil.

Seperti yang ku bilang, Xing Xing masih sama seperti dulu, dia tidak berubah sama sekali. Struktur tubuh, wajah, suara bahkan umur badannya tidak berbeda dengan terakhir kali aku melihatnya 5 tahun lalu.

Manakala aku terus tumbuh dan dewasa, berubah menjadi tinggi dan lebih tenang dari sebelumnya, Xing Xing masih tetap menjadi seorang gadis berusia 18 tahun.

Dia tidak seperti kakak lagi, sekarang usianya di bawahku. Dia juga tidak tinggi lagi, aku sudah mengungguli tinggi badannya. Aku rasa itulah yang membuat dia kesal denganku kadang-kadang. Karena dia pikir aku masih menggemaskan seperti dulu, padahal sudah tidak lagi. 

Kali ini aku bisa menatap Xing Xing dalam sudut pandang yang berbeda. Kalau dulu dia sangat tenang dan dewasa, sekarang aku bisa melihat bahwa dia hanyalah gadis biasa. Kadang-kadang dia cemberut, tampak murung karena terlalu sering aku abaikan dan tersenyum polos seperti anak kecil. Hal-hal yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

Ngomong-ngomong, kami sudah seminggu bersama. Dan kami sepakat untuk merahasiakan ini dari semua orang agar aku baik-baik saja. Aku juga membatalkan jadwal terapi kejiwaanku, kata Xing Xing segala bentuk yang membuatku menolak kehadirannya akan membuatku sakit baik secara fisik maupun mental. Tentu saja aku percaya, dulu aku sudah pernah merasakannya kan?

Aku sangat menyesal tidak bisa mengatakan ini semua pada Dream, aku tidak mau mereka khawatir. Nanti, setelah ini semua selesai, aku akan menceritakan segalanya. Saat ini semuanya kurang tepat.

Star in Shadow | Huang Renjun [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang