Langkah ketiga

1K 173 28
                                    

before reading this story don't forget to press the star button below


Btw,

Happy 74th Indonesian Independence Day








"Gimana, kamu merasakan sesuatu?"

Aku angkat bahu. Untuk saat ini, nggak. Aku nggak merasakan apa-apa. Xing Xing mengerutkan kening, makin mengeratkan tangannya dari genggamanku.

"Yuk," ajaknya, aku menurut.

Dengan langkah ringan, kamipun akhirnya masuk ke dalam sana: Blue Aqua Aquarium.

Suasananya tampak asing, aku merasa gak pernah pergi ke tempat ini sebelumnya. Masih heran juga kenapa bisa tempat ini masuk ke dalam mimpiku dan membuat aku menangis keras?

Karena Aku dan Xing Xing nggak tau dimana dan kapan akan mendapatkan informasi lebih lanjut soal memori di tempat ini, kami sepakat untuk jalan-jalan sebentar. Gak ada salahnya menikmati ini kan? Lagi pula, aku memang belum pernah masuk ke dalam wahana aquarium selama hidupku.

Ternyata tempat ini cukup luas. Aku sampai kebingungan harus mengunjungi ke tempat yang mana dulu untuk memulai perjalanan. Di sepanjang jalan aku sibuk merekam semua yang kulihat dengan kamera. Jalanannya, tiang lampu, stan makanan dan tempat-tempat umum lainnya. Aku sangat berharap menemukan sesuatu yang familiar.

Tapi tetap saja, aku nggak merasakan apa-apa.

Sekilas beberapa kali Xing Xing masuk dalam rekaman, walaupun aku tau ketika aku akan melihat rekaman ini di rumah nanti wajah Xing Xing tidak akan terekam. Tapi ntah mengapa aku jadi ketagihan merekamnya. Aku suka melihat gadis itu tersenyum. Sejak tiba di Tiongkok, dia memang lebih banyak tersenyum.

Walaupun dia masih saja suka cemas sendiri, tapi kali ini wajahnya tampak lebih santai. Rasanya aku kembali melihat Xing Xing 5 tahun yang lalu, saat pertama kali aku berteman dengannya.

"Kamu mau cotton candy?" tanyaku seketika. Aku ingat, di masa lalu kami suka pergi ke taman bermain dan membeli cotton candy di pinggir jalan. Saat ini, kebetulan sekali kami sedang berada di taman, mengingatkanku pada masa itu.

Xing Xing mengangguk.
"Mau mau,"

Aku menunjuk sebuah stan jajanan kecil di sebuah tempat peristirahatan.
"Yaudah, ayo kita pergi kesana," kataku sambil bersiap untuk melangkah ke sana. Tapi tertahan, karena mendadak Xing Xing menarik tanganku.

"Tapi belinya jangan dua, nanti penjualnya bingung kenapa kamu beli dua. Aku jadi ingat, tiap kali kita pergi beli cotton candy waktu itu, sebenarnya si penjual selalu menganggap kamu aneh. Tapi karna kamu rajin beli dua dan dia jadi untung, makanya dia biasa-biasa aja," ingat Xing Xing.

Aku mengerutkan kening. Ahhh .. iya aku ingat. Pantas saja dia selalu gak nyambung tiap aku ajak bicara. Ternyata dia hanya pura-pura melihat Xing Xing waktu itu biar aku tetap membeli dua.

"Yaudah, nanti aku bilang sama penjualnya. Aku beli tiga, soalnya aku suka banget cotton candy, dia pasti gak akan bingung,"

"Nanti kamu di anggap aneh karena terlalu banyak makan manis,"

"Nggak papa, kan aku emang aneh," aku terkekeh.

Xing Xing tersenyum lagi. Dia tampak terharu melihatku menjadi teman baiknya.

Aku benar-benar membeli tiga, tapi aku hanya makan satu. Xing Xing yang menghabiskan sisanya. Kalau apa yang dia makan beroengaruh sama kesehatanku, sepertinya kadar gulaku naik.

Star in Shadow | Huang Renjun [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang