Saat kamu bisa merelakan,
Artinya kamu berada di titik tertinggi dalam mencintai.
Demi permintaan terakhir Xing Xing, di sinilah aku berada. Pada sebuah cafe tak jauh dari pemakaman dan membuat janji temu dengan Ning Ning atau .. Yiyi. Aku bersyukur, aku sempat menyimpan nomor HP anak ini kemarin, jadi tak sulit bagiku untuk menghubunginya.
Ning Ning tampak rapi, duduk di depanku mungkin sambil menerka-nerka, dia masih belum tau tujuanku yang sebenarnya di tempat ini.
"Aku mau kamu percaya padaku," kataku kemudian setelah basa-basi panjang sebagai pembuka pembicaraan. Ku pikir, aku harus menyelesaikan ini dengan cepat.
"Percaya .. gimana?"
Aku menghela napas. Tentu sulit sekali mengatakan sesuatu yang 'nggak mungkin' pada orang lain.
"Ning Ning,"
"Iya, Renjun ssi?"
"Mungkin, ini aneh .." bahkan alasanku untuk bertemu denganmu lebih aneh lagi. "Dan gak semudah itu untuk membuatmu percaya .. "
"Memangnya kamu mau ngomong apa?" Tanya Ning Ning, dari wajahnya, dia mulai tak nyaman.
Sekali lagi aku menghela napas. "Begini saja, aku akan mengatakan sesuatu yang hanya kamu yang tau, semua itu sebagai jaminan bahwa apapun yang aku katakan nanti setelah ini, adalah benar. Dan kamu jangan meragukan aku,"
Ning Ning mulai menatapku cemas, dia hanya berusaha tetap sopan sambil tersenyum kecil. "Renjun ssi, apa maksudnya? Jangan buat aku takut .."
"Anggap saja itu sebagai jaminan," kataku sekali lagi. "Karena apa yang ingin ku sampaikan nanti ada banyak sekali. Aku nggak bisa membuatmu percaya padaku begitu saja,"
Ning Ning mengangguk ragu, mencoba menerima.
"Nung Ning, Aku bisa melihat apa yang kamu gak bisa, mendengar apa yang kamu gak bisa, aku bisa tau apa yang kamu gaktau,"
"Maksudmu?" Ning Ning tersenyum kecil, lalu meneguk minumannya sebentar.
"Baiklah, aku akan mulai. Dengarkan aku baik-baik,"
Wajah Ning Ning spontan ikut menegang, dia menatapku serius. Aku tau ini pasti sulit untuknya, tapi aku nggak punya banyak waktu dan kehabisan akal untuk membuatnya percaya.
"Pada suatu malam saat kamu masih kecil, kamu terbangun sambil menangis .." kataku menirukan cerita Xing Xing tadi malam.
Ning Ning mengangguk-angguk. Tentu dia berpikir, hampir semua orang pernah merasakan itu.
"Lalu, saat itu kamu melihat ada kupu-kupu berwarna putih. Dia datang menghampiri dan hinggap di jarimu. Kamu bingung, di tengah malam yang gelap dan kamar yang tertutup rapat, ada sebuah kupu-kupu di depanmu, bukankah itu aneh?"
Sesaat, raut wajah Ning Ning berubah.
"Kamu pergi ke balkon kamar, meletakkan kupu-kupu itu pada salah satu bunga yang ada di sana. Tapi kupu-kupu itu enggan meninggalkanmu. Jadi semalaman aku menghabiskan waktu sambil menatap kupu-kupu itu sampai pagi menjelang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Star in Shadow | Huang Renjun [√]
Fiksi PenggemarDia berasal dari pikiranku. Aku tidak boleh salah paham. Tentang sebuah ilusi, Dimana hanya aku yang bisa melihatnya dengan jelas. Januari, 2019 ©Akashimy #1 mind-blowing 220719 #3 hrj 310119 #3 nctrenjun 130220 #3 ilusi 130220 #5 adventure 260119