NCT Dream Show
hari ketiga.Mark-hyung tiba-tiba membelakangi panggung, padahal sesaat tadi dia masih mengucapkan terimakasih kepada para member dan fans yang selama ini mendukung dan menemaninya di panggung NCT Dream.
"Jangan nangis dong hyuuuuung,"
Mark-hyung terkekeh lalu kembali menatap audience dan kami --para member yang masih setia menunggunya bersuara.
"Maaf, kok jadi melow gini ya?" Katanya sambil mengusap sudut-sudut matanya. Dia tersenyum canggung.
"Pokoknya, kalian sangat berharga untukku. Kita sudah seperti keluarga, menghabiskan hampir seluruh waktu dan masa kecil bersama-sama, jadi ..." Mark-hyung tak kuasa melanjutkan kalimatnya. Dia segera membalikkan badannya kembali, menutupi kenyataan kalau dia menangis.
Haechan mundur kebelakang. Sekarang dia sudah menangis dengan airmata yang deras mengalir di pipinya.
Jisung juga, Chenle juga.
Jaemin tampak sok tegar, sesekali dia mengusap airmatanya dengan tisu, padahal aku tau dia kan cengeng.
Jeno menunduk dalam.
Dan aku ..
Huang Renjun.
Menangis dalam diam.
Hari ini, Panggung Show terakhir kami sebagai NCT Dream. Bukan berarti kami bubar, hanya saja salah satu dari kami harus graduate tahun ini. Dia adalah Mark-hyung. NCT Dream yang awalnya hanya 7 orang, tahun depan akan tinggal 6 orang saja.
Akan ku jelaskan sedikit.
NCT Dream adalah salah satu unit NCT, kalian tau kan? Sebuah Boygrup besar yang terkenal karena membernya yang terlalu banyak. Iya, itulah kami. Dan Konsep NCT Dream berbeda dengan unit lainnya, kami adalah Boygrup remaja dengan usia belasan tahun. Ketika seseorang dari member kami memasuki usia dewasa, maka dia kan lulus, dan berkesempatan untuk ikut ke Unit lain dalam NCT.
Ini pertama kalinya kami melepas Mark-hyung, sebagai orang pertama yang lulus dalam grup. Padahal kami tidak berpisah, hanya berganti unit, tapi ntahlah. Rasanya kami sudah rindu.
Kenyataan bahwa Mark-hyung tidak akan membimbing kami lagi, tidak masuk di dorm yang sama lagi, tidak bernyanyi lagu Dream lagi, tidak memandu 'yo dream' lagi ...
Dan, air mataku mengalir.
Aku sadari aku takut kehilangan Mark-hyung dalam grup.
Cengeng memang.
Bagiku, NCT Dream adalah segalanya. Keluarga, Sahabat, dan Rumah. Mark adalah orangtua kami. Tempat kami bersandar, tempat kami mengeluh, tempat penengah saat berdebat.
Aku tau, tidak ada yang berubah. Mark hanya pindah, itu saja. Tapi pada dasarnya aku memang kecil hati dan penuh ketakutan. Di Seoul yang luas ini, hanya mereka yang aku punya. Yang mengerti tentang aku, yang menerimaku dengan tangan terbuka, yang tau soal masalaluku yang pedih. Aku takut Mark-hyung hanyalah awal dimana aku akan di tinggal dan kembali sendirian.
Aku menekan dadaku, sakit.
Aku takut menjadi kesepian.
Aku takut kesepian.
Aku takut.
"Sini, Renjun!"
Aku mengangkat kepala.
Melihat teman-teman --keluargaku, kini sedang berkumpul di tengah panggung, hampir berpelukan. Tangan mereka terentang kearahku, menungguku untuk masuk kedalam lingkaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Star in Shadow | Huang Renjun [√]
FanficDia berasal dari pikiranku. Aku tidak boleh salah paham. Tentang sebuah ilusi, Dimana hanya aku yang bisa melihatnya dengan jelas. Januari, 2019 ©Akashimy #1 mind-blowing 220719 #3 hrj 310119 #3 nctrenjun 130220 #3 ilusi 130220 #5 adventure 260119