Accept Me

2K 238 20
                                    

Love me.
Vote me.






"Gimana Renjun?"

"Panasnya udah turun sih,"

"Kenapa bisa sakit sih, dia kehujanan?"

"Gak ngerti juga,"

"Akhir-akhir ini dia agak aneh memang hyung,"

"Aneh gimana?"

"Sering melamun gitu,"

"Bawa ke rumah sakit aja apa?"

"Nanti kalau panasnya naik lagi, kita bawa ke rumah sakit deh,"

Mataku terpejam, tapi aku bisa mendengar beberapa suara di sekitarku. Mereka sedang membicarakan aku, kurasa. Dengan sedikit paksaan, aku membuka mata.

Anggota NCT Dream lengkap, tanpa Haechan.

"Ren, kamu sudah sadar? Mau minum?" Kata Mark-hyung yang duduk paling dekat denganku.

Aku mengangguk, lalu berusaha untuk duduk sementara Mark-hyung mengambil minum di nakas.

"Gimana keadaanmu sekarang, mendingan?" Kata Jeno khawatir.

"Iya,"

"Mendingan apanya, matanya masih bengkak gitu?" timpal Jaemin.

Bengkak?

Aku mengambil HP, melihat pantulan wajahku sendiri disana. Kenapa bisa mataku bengkak?

"Kamu semalaman nangis Ren," kata Jeno seakan menjawab pertanyaanku.

Aku meringis. Sebagai teman satu kamar dengan Jeno, aku merasa tak enak, aku pasti membuatnya tidurnya gak nyaman.

"Ma-maaf," ucapku pelan. Lalu menunduk dalam.
"Sepertinya aku habis mimpi buruk,"

Aku memang merasa tubuhku berat, seperti kecapean. Aku ingat aku bermimpi sesuatu yang tidak menyenangkan, tapi tak ingat mimpi apa itu.

Ntah hanya perasaanku saja atau bagaimana, mereka tampak salah tingkah dan saling pandang satu sama lain. Aku mengerutkan kening.

"Ren, kamu benar gak papa?" Jaemin menghampiri.

Aku mengangguk.

Ada suasana yang aneh disini, suasananya berat.

"Ada apa?"

"Ren," Mark-hyung menghela napas lalu menepuk pundakku. "Kalau kamu ada masalah, sesuatu yang buruk, kamu bisa berbagi dengan kami. Kamu tau kan?"

Aku menatap Mark-hyung bingung. Lalu mengangguk perlahan. "I-iya, hyung .."

"Jadi, ada apa?"

"Apanya?"

Teman-temanku menghela napas, lelah bermain tebak-tebakan seperti ini.

"Ren, semalam kamu tidur sambil menangis," kata Jeno lagi.

Aku mendengarkannya dengan seksama.

"Dan ... sambil menyebut nama Xing Xing,"

Ngiiiiiiiiiiing!

Seketika telingaku berdenging lagi. Aku spontan menutup telingaku kuat-kuat dan meringkuk kesakitan.

"Renjun!!!" Panggil Mark-hyung yang langsung memelukku.

Suasana mendadak panik saat ku lihat Jeno dan Jaemin tengah sibuk sendiri dan Jisung-Chenle yang malah saling berpelukan karena takut.

Aku tak bisa berbuat banyak. Hanya bisa meringkuk dan mencoba mempertahankan diriku sendiri.

Star in Shadow | Huang Renjun [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang