Sisi Renjun

1.2K 171 41
                                    

Aku melihat sebuah mimpi, seperti pecahan ingatan yang terpisah, ntahlah. Apapun itu yang jelas, aku melihat diriku sendiri. Di Blue Aqua Aquarium, tahun 2003.






"Ma-Mama .."

Aku kecil, berbisik pelan sambil melihat ke sana kemari demi mencari Mama. Kurasa inilah yang di maksud Mama bahwa aku hilang waktu itu. Aku melangkah cepat menghampiri diriku sendiri yang masih berusia 3 tahun itu.

"MAMAAAA," teriaknya.

Aku menunduk di depan aku yang kecil itu, mencoba meraihnya tapi tak bisa. Aku menghela napas, mungkin memang kehadiranku di sini hanya sebagai penonton saja. Jadi aku mulai berdiri di sampingnya dan memperhatikan diriku yang ini dengan seksama.

Dia tampak pucat, mulai gemetaran. Mungkin dia baru saja sadar bahwa dia adalah anak hilang. Sekarang dia memandang sekeliling dengan wajah cemas.

Aku tau bagaimana rasanya. Di dunia yang besar ini, dia yang kecil ini hanya sendirian. Orang-orang memandangku pintas lalu, tampak tak begitu peduli. Mereka seperti menghukum dengan semua tatapan yang tak ku kenal. Aku pasti merasa asing.

Aku bisa mendengar suaraku sendiri di kepalaku, mungkin sesuatu yang sedang dia rasakan sekarang.

Aku takut.

Aku takut.

Aku takut sendirian.

Mama, tolong aku.

Seseorang menyenggolnya dari belakang, membuat aku yang kecil itu hampir terjatuh.

"Aduh, anak siapa sih ini di tengah jalan," kata mereka lalu pergi.

Aku takut.

Aku melihatnya menangis ketakutan, menunduk dalam sambil memanggil nama Mama beberapa kali.

Aku nggak mau sendirian. Jangan tinggalkan aku, Mama. Aku takut.

Sekarang aku tau, kenapa aku selalu takut sendirian. Mungkin perasaanku di sinilah yang membuatku tak mau di tinggalkan sendiri lagi.

Aku hanya bisa menatap diriku menangis, mau bagaimana lagi, aku nggak bisa berbuat apapun untuk membantunya.

"Adik kecil, kenapa nangis?"

Seperti anak ini, aku ikut menoleh pada sumber suara, pada seseorang yang baru saja memanggilku. Seorang perempuan, dengan perutnya yang besar, perempuan itu tersenyum ramah dan lalu menghampiriku pelan-pelan.

Dia .. Xing Xing.

Aku membelalakkan mataku.

Benar-benar .. Xing Xing?

Aku baru saja mau meraih dan memeluknya, tapi lalu kembali sadar bahwa aku transparan di sini.

Wajah Xing Xing tak berubah. Masih sama seperti yang selama ini menemaniku. Senyumnya .. matanya .. suaranya ..

Hanya saja, dia sedikit lebih kurus.

Suara tangis terdengar lagi. Rupanya aku kecil kembali menangis mengabaikan kehadiran Xing Xing yang menyapanya. Aku menghela napas melihatnya begitu.

"Mamaaaaaaaaa huhu," isaknya sedih.

Xing Xing meringis bingung. "Hayo hayo jangan nangis. Kamu berpisah sama Mamamu ya?"

Dia tak menjawab, masih terus menangis.

Xing Xing menoleh ke kanan dan ke kiri, seperti mencari sesuatu. Tak lama, dia pergi.

Melihatnya meninggalkanku membuat tangis anak ini berhenti sebentar, dia melihat kepergian Xing Xing yang semakin lama semakin jauh.

Kakaknya pergi ..
Renjun di tinggalin ..

Star in Shadow | Huang Renjun [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang