"Gak hanya ingatanmu yang kembali, tapi ingatanku juga. Aku sekarang ingat, siapa aku,"
Malam itu, Xing Xing bercerita Tentang jawaban yang selama ini dia cari dan yang ingin dia ketahui. Tentang siapa dia sebenarnya dan mengapa dia bisa ada bersamaku selama ini. Tentang tujuan hidupnya dan alasan kenapa dia berada di sini.
"Saat itu, aku berdoa pada Tuhan. Selama ini, aku nggak pernah meminta hal yang sulit, jadi aku ingin Dia mengabulkan satu permintaanku sebagai permintaan terakhir sebelum aku mati," cerita Xing Xing.
Aku mendengarkan.
"Doa ku adalah, aku ingin melihat bayiku. Aku ingin memastikan dia tumbuh dengan baik .."
Aku bergumam panjang sambil mengusap rambutnya dengan lembut di dalam pelukanku. Kami sedang tidur bersama di hotel tempat aku menginap, menghabiskan malam yang panjang dengan menceritakan soal Ning Ning atau Yiyi, bayi Xing Xing. Rasanya aneh, kami masih muda tapi sudah membicarakan anak yang kini bahkan sudah berusia 17 tahun.
"Lalu?"
"Lalu .. Tuhan mengabulkannya,"
"Benarkah?"
Xing Xing mengangguk. "Dia .. menjadikanku malaikat pelindung untuk Yiyi,"
Aku tersenyum kecil. Kemarin dulu saat berdebat tentang siapa Xing Xing sebenarnya, dia pernah sempat mengira bahwa mungkin saja dia memang malaikat pelindung. Tapi aku malah tak percaya dan menganggap dia terlalu narsis. Nyatanya, dia benar.
Dia memang malaikat pelindung, tapi bukan milikku. Dia milik Yiyi.
Aku nggak mengerti bagaimana cara Tuhan menjadikan seorang ibu sebagai malaikat pelindung untuk anaknya, tapi ku rasa itu memang sering terjadi. Baik semasa hidup atau meninggal, seorang Ibu memang di takdirkan untuk menjadi malaikat yang melindungi anak-anaknya.
Sebenarnya aku cukup penasaran dan ingin banyak tanya soal rahasia Xing Xing dan Tuhan, tapi .. ku rasa ini saja cukup.
"Tapi .. tetap saja, keputusan itu seimbang. Menjadi malaikat pelindung nggak semudah kelihatannya .." kata Xing Xing lagi. "Aku nggak bisa menyentuhnya, aku nggak bisa hadir di mimpinya, aku tak bisa membuatnya merasakan kehadiranku. Yang ku lakukan hanyalah melindunginya dari berkah buruk .. dan tugasku akan selesai sampai usia anak-anaknya berakhir,"
Aku mengerutkan kening.
Begitukah? Aku baru tau."Intinya, waktu yang ku miliki juga terbatas, keberadaanku hanya sementara," jawab Xing Xing dengan suara yang semakin kecil.
Aku mengangguk lagi. Aku rasa itu sepadan dengan sebuah kesepakatan. Ada kelebihan dan kekurangan yang tercipta di dunia ini.
Xing Xing menghela napas. "Suatu hari, Yiyi menangis .. sendirian,"
"Kenapa?"
"Merindukanku .."
Aku mengangguk paham, lalu mengusapnya sekali lagi.
"Dia menjadi begitu sedih karena nggak punya ingatan tentang aku. Dia merasa bahwa dia gagal mencintai aku. Aku tau, semua ini mustahil untuknya, tapi dia ingin mengenalku lebih banyak, tentang siapa aku .. bagaimana aku .. dia ingin tau bahwa aku pernah hidup .."
"Keluarga Ning nggak mengatakan apa-apa padanya?"
Xing Xing tersenyum sedih kemudian menggeleng. "Mereka nggak tau tentang aku, Renjun,"
"Lalu, kenapa mereka bisa mengangkat Yiyi menjadi anak mereka kalau mereka nggak tau siapa kamu?"
"Hmmm .." Xing Xing mengerutkan kening, berpikir sejenak kembali mengais ingatannya. "Kepala Keluarga Ning adalah teman dokter yang mengoperasiku. Mungkin .. dokter tersentuh saat aku ingin menyelamatkan dua anak dengan nyawaku, dia membicarakan itu dengan temannya yang kebetulan menginginkan bayi. Hanya itu yang ku tau,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Star in Shadow | Huang Renjun [√]
Hayran KurguDia berasal dari pikiranku. Aku tidak boleh salah paham. Tentang sebuah ilusi, Dimana hanya aku yang bisa melihatnya dengan jelas. Januari, 2019 ©Akashimy #1 mind-blowing 220719 #3 hrj 310119 #3 nctrenjun 130220 #3 ilusi 130220 #5 adventure 260119