Karena Xing Xing tidak bisa dilihat oleh orang lain, tentu sangat sulit untuk kami benar-benar hangout di tempat umum, di ruang terbuka. Jadi apa yang kami lakukan?
Simpel, kami ke pantai. Kami pergi ke ujung Jilin. Kalian mungkin berpikir kalau pantai tentu ramai oleh manusia, tapi nggak, pantai pilihan kami adalah sebuah pantai yang tak begitu terkenal. Makin tak banyak peminat karena ini masih akhir musim dingin. Terimakasih kepada Tangxin yang memberiku informasi soal pantai ini dan membantuku untuk menuju kemari.
Dia bilang, selamat pacaran, tapi terserahlah. Toh dia sama sekali gak bisa melihat Xing Xing di sampingku saat ini.
Ngomong-ngomong, mungkin kalian penasaran kenapa bisa Tangxin tau soal Xing Xing dan mengira dia adalah pacar rahasiaku. Itu semua karena dihari dia menjemputku di bandara, aku sempat ketiduran sebentar di dalam mobil dan mengigau.
Ku bilang,
"Kamu kemana, kenapa kamu gak disini. Xing Xing, jangan pergi,"
Yah, sesuatu seperti itu.
Kemudian dia mulai salah paham dengan mengira aku sedang kasmaran dan merindukan gadis itu. Dia pikir tujuan aku pulang ke Jilin adalah untuk menemui Xing Xing dan memperbaiki hubungan kami. Gak semuanya benar, tapi aku gak bisa mengoreksi pendapatnya, jadi aku diam saja. Membiarkan dia tersenyum sok dewasa dan Xing Xing malah tertawa kecil di sampingku.
"Pantaiiiiiiiii.. Renjun, aku mau nyebur yah?" Kata Xing Xing sambil berlari-lari ke arah air begitu kami sampai.
"Jangan, nanti kamu basah. Nanti mandinya gimana?"
"Aku bisa ngeringin badanku sendiri," jawab Xing Xing polos.
Aku menatapnya iri, tapi kemudian melangkah lagi.
Kami berjalan cepat menuju tempat di balik batu pantai, biar pun di sini sepi, aku tetap ingin di tempat yang sempit agar mudah memantau keadaan. Aku menggelar tikar, meletakkan beberapa makanan dan membuka sepatu, sementara Xing Xing sudah berlarian kesana kemari.
"Sini Renjun .."
"Iya," jawabku sambil berjalan pelan menghampirinya. Sepanjang perjalanan aku menyempatkan diri melihat sekitar. Kalau nanti aku ke dapatan tertawa sendiri, rasanya gak masalah. Disini terlalu luas dan mungkin orang-orang tidak akan sadar bahwa aku bersama sesuatu yang tidak nyata.
Xing Xing menyipratku dengan air, kemudian dia tertawa melihatku kaget.
"Hei, jangan siram aku. Aku gak bisa ngeringin badan sendiri kayak kamu,"
Dia tak menghiraukan aku, terus menyipratku dengan air sampai aku kesal dan berlari mengejarnya.
Begitulah cara kami membunuh waktu.
"Udah ah, capek. Mau minum," kata Xing Xing setelah tertawa dan berlarian sejak tadi.
"Emang kamu bisa capek juga?" Tanyaku dengan napas terengah-engah.
"Kamu, kamu yang capek," kata Xing Xing sambil menuntunku kembali ke tikar karena aku tampak gak fokus karena lelah.
Enak ya jadi Xing Xing, tenaganya gak habis habis.
"Renjun makasih ya," kata Xing Xing sambil menuangkan minuman, lalu menyerahkannya padaku.
"Makasih kenapa?"
"Karena udah pergi berlibur. Aku senang liat kamu seharian ini ketawa sama aku," Xing Xing tersenyum tulus, dia menunduk malu tapi jelas wajahnya tampak benar-benar senang.
Aku tersenyum kecil.
"Yaudah jangan mikir yang aneh-aneh lagi, jangan sedih mikirin aku terus,""Ya kan memang tercipta buat mikirin kamu aja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Star in Shadow | Huang Renjun [√]
FanfikceDia berasal dari pikiranku. Aku tidak boleh salah paham. Tentang sebuah ilusi, Dimana hanya aku yang bisa melihatnya dengan jelas. Januari, 2019 ©Akashimy #1 mind-blowing 220719 #3 hrj 310119 #3 nctrenjun 130220 #3 ilusi 130220 #5 adventure 260119