Berangkat

794 124 16
                                    

“Sung, angkatin ranselnya dong.” Ucap Lia sambil menunjuk ransel – ransel yang berceceran di tanah.

“Oke.” Jisung pun menuruti perkataan Lia dan langsung mengangkat satu persatu ransel itu dengan dibantu oleh Seungmin.

“Udah siap semua?” tanya Hyunjin yang baru keluar dari rumahnya. Mereka bertujuh memang sengaja berkumpul di rumah Hyunjin karena nantinya mereka akan naik mobil Hyunjin ke Hanwok. Dari mereka bertujuh, hanya Hyunjin yang punya mobil cukup besar untuk bisa mengangkut mereka semua beserta ransel – ranselnya. “Ya udah. Kalo gitu ayok berangkat!”


“Eh.. tunggu. Kita belum buka vlognya. Gimana kalo kita pembukaan di sini terus nanti di perjalanannya kita rekam juga?” usul Heejin dan yang lainnya pun setuju. Jikyung langsung menyalakan kameranya dan memberikannya pada Heejin yang berada di depan.

“Satu, dua, tiga.”

“Hai gaesss!!!” sapa mereka bertujuh.

Di video kali ini kita ada kejutan buat kalian. Kita bakal pergi ke Dreams Carnival! Yeay!!!! Kita tahu, konten serem – serem kayak gini kan yang kalian tunggu – tunggu? Nah, karena banyak banget yang ngerequest konten ini, maka kita buatin deh buat kalian. Sekarang kita mau berangkat ke tempat tujuan nih. Ikutin terus ya perjalanan kita.”

Heejin lalu mematikan kamera milik Jikyung dan mengembalikannya pada pemiliknya.

“Ya udah deh, yok berangkat.” Ucap Hyunjin.

Hyunjin masuk ke mobilnya lalu diikuti oleh yang lainnya. Pukul tujuh tepat, mereka bertujuh akhirnya berangkat.

Perjalanan mereka pun dimulai dengan tawa bahagia dan antusiasme yang menggebu – nggebu. Hanya saja.. Jikyung tak merasakan demikian. Gadis itu terus menatap keluar jendela sambil mendengarkan musik melalui earphonenya.

“Ji?”

Seungmin menepuk pundak Jikyung berulang kali. Jikyung lalu melepas salah satu earphonenya dan menoleh pada Seungmin.



“Kenapa, Seungmin?” tanya Jikyung.
Seungmin menggeleng. “Kamu yang kenapa? Dari tadi aku lihat kamu diem terus. Ada yang lagi kamu pikirin?”

Jikyung lalu menunduk kemudian menganggukkan kepalanya.

“Aku cuma.. kepikiran yang nggak – nggak  aja. Aku takut, Min. Nggak tahu kenapa aku nggak bisa seantusias yang lain.” Ucap Jikyung lalu memerhatikan satu – persatu teman – temannya.

Ada Hyunjin yang tengah menyetir sambil sesekali bersenda gurau dengan Yeji di sebelahnya.
Ada Lia yang tengah membicarakan hal yang lucu dengan Jisung.
Dan ada Heejin yang tengah serius menonton konten makeup di ponselnya.

Mereka semua tampak tenang dan tak terlalu memikirkan perjalanan ini. Berbeda dengan Jikyung yang sejak kemarin merasa gelisah.

“Aku takut semuanya nggak baik – baik aja, Min.” Ucap Jikyung dengan nada yang bergetar. Setitik air mata kemudian turun membasahi pipi Jikyung.


“Hei hei.. ada aku di sini. Nggak usah takut, ya? Aku bakal jagain kamu kok. Aku janji.” Ucap Seungmin sambil tersenyum lalu menyeka air mata Jikyung. “Percaya sama aku, ya? Kita semua bakal baik – baik aja kok.”


Jikyung pun akhirnya menganggukkan kepalanya, berusaha mempercayai ucapan Seungmin. Seungmin lalu tersenyum dan mengusap kepala Jikyung.

@@@

Perjalanan dari Seoul ke Hanwok membutuhkan waktu delapan jam. Sekarang ini, ketujuh anak itu sudah setengah perjalanan. Mereka pun berhenti di rest area karena Hyunjin lelah menyetir dan Lia yang ingin ke toilet.

“Habis gini gantian aku aja yang nyetir. Toh juga tujuan kita ke vilanya bibiku, kan. Biar aku aja yang nyetir soalnya aku tahu jalannya ke situ.” Ucap Jisung. Hyunjin pun melemparkan kunci mobilnya pada Jisung dan diterima dengan mulus oleh Jisung. “Oke deh. Ayo berangkat!”


Mereka bertujuh akhirnya melanjutkan perjalanan. Heejin, Lia, dan Jikyung yang mengantuk pun memilih untuk tidur saja agar saat bangun nanti, mereka sudah sampai di tujuan.

@@@

Pukul tiga sore lebih sedikit, Jikyung, Yeji, Lia, Heejin, Seungmin, Hyunjin, dan Jisung sampai di vila milik bibinya Jisung.

Begitu mereka datang, mereka bertujuh disambut oleh seorang wanita paruh baya yang langsung menyuruh mereka masuk ke dalam vila.

Yeji menganga menatap bangunan vila milik bibinya Jisung ini. Bangunan vila ini termasuk mewah dan bagus, meskipun terletak di daerah pelosok. Yeji lalu berjalan mengitari vila sambil merasakan udara sejuk yang menerpa kulitnya.

“Udaranya seger ya.” Ucap Hyunjin yang tiba – tiba berdiri di sebelah Yeji. Yeji pun menoleh lalu mengangguk. “Kamu nggak makan? Yang lainnya udah siap di meja makan.”

“Kamu sendiri?” tanya Yeji.

“Aku di sini manggil kamu. Ayo makan!” ajak Hyunjin dan Yeji pun mengangguk. Mereka berdua lalu berjalan beriringan ke meja makan.
Meja makan sudah penuh dengan makanan. Teman – temannya yang lain bahkan sudah mengambil makanan – makanan itu dan memakannya. Terlihat juga bibinya Jisung yang tengah menyendokkan beberapa lauk ke piring Jisung, Seungmin, Heejin, Lia, dan Jikyung.
Yeji pun duduk dan Hyunjin ikut duduk di sampingnya. Suasana meja makan tampak ramai dengan canda dan tawa sebelum akhirnya Bibi Jung, bibinya Jisung, membuka suara.

“Kalian.. sungguh – sungguh mau ke Dreams Carnival?” tanya Bibi Jung dengan nada serius. Suasana langsung berubah menjadi hening. Jisung yang duduk di sebelah Bibi Jung pun menganggukkan kepalanya.

“Iya, Bi. Kita mau pergi ke sana.” Ucapnya.

Bibi Jung menghela napasnya.

“Bibi kurang yakin kalau kalian pergi ke sana. Bukannya apa. Bibi hanya khawatir terjadi sesuatu yang nggak – nggak. Tempat mistis kayak gitu pasti kan nyimpen hal – hal yang nggak – nggak.”

“Tenang aja, Bi. Kita bisa jaga diri kok.” Jawab Jisung lalu tersenyum.
Bibi Jung pun akhirnya menganggukkan kepalanya. “Ya udah. Bibi percaya sama kalian. Jaga diri baik – baik ya.”

Mereka bertujuh langsung mengangguk mendengar nasihat Bibi Jung.

@@@

Hari sudah malam. Para member Seven Dark Unicorns sedang melakukan kegiatannya masing – masing untuk menyiapkan hari esok. Mereka memang sengaja untuk menginap sehari di vila Bibi Jung dan keesokan harinya baru melanjutkan perjalanan ke Dreams Carnival.

Lia sendiri pun saat ini tengah berada di ruang tamu bersama dengan Heejin sedang mencari informasi lebih lanjut tentang Dreams Carnival.


“Wah, Li, taman hiburannya gede juga ya.” Ucap Heejin sambil memperhatikan satu persatu foto yang menampilkan wujud Dreams Carnival di masa taman hiburan itu belum terbakar.

“Iya, Jin. Untuk ukuran taman hiburan di perkampungan gini sih termasuk gede banget.” Ucap Lia, menyetujui ucapan Heejin.

“Aku nggak sabar besok, deh. Rasanya kepengen cepet – cepet ke sana. Kayaknya seru.” Ucap Heejin yang diangguki oleh Lia.

“Lho kalian belum tidur?” tanya Jisung yang baru keluar dari dapur. Di tangannya ada segelas coklat panas yang baru ia buat.

“Belum nih. Masih mau nyari info tentang Dreams Carnival. Kamu sendiri kok belum tidur?” tanya Heejin.

“Habis bikin ini nih, coklat panas.”
Jisung pun ikut duduk di sofa bersama Heejin dan Lia. Mereka lalu mencari informasi tambahan tentang Dreams Carnival dan mencatatnya di buku untuk keperluan video mereka.

TBC

The Creepy Vlog: Dreams Carnival (00 Line) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang