Hanwok yang Sepi

692 112 22
                                    

Pagi – pagi sekali, ketujuh member Seven Dark Unicorns sudah siap di depan vila. Para member laki – laki sedang memindahkan ransel ke mobil, sedangkan para member perempuan sedang melakukan vlog.

“Sekarang kita bertujuh lagi siap – siap mau berangkat nih. Tuh.. liat, ada Hyunjin, Jisung, sama Seungmin lagi ngangkatin ransel ke mobil.” Ucap Lia sambil mengarahkan kamera pada Hyunjin, Jisung, dan Seungmin. Setelah itu, ia pun mengarahkan kameranya ke wajahnya lagi.

Di sini udaranya enak banget, gaes. Dingin, tapi nggak dingin banget. Yaaa dingin – dingin sejuk gitu.” Ucap Lia lagi.

“Yok berangkat!” ucap Seungmin.

“Nah gaes, mau berangkat nih. Ikuti terus keseruan kita yaaaa.”

Lia pun mematikan kameranya lalu masuk ke mobil.

Mobil pun melaju kembali membelah jalanan Hanwok yang masih pagi menuju ke Dreams Carnival.

@@@

Hampir dua jam perjalanan, mereka bertujuh mulai memasuki kawasan yang lumayan sepi. Hanya ada beberapa mobil yang lewat dengan kecepatan sedang dan beberapa pejalan kaki. Suasana jalanan di sini sangat berbeda dengan daerah vila bibinya Jisung yang terbilang ramai.

“Wah.. sepi banget ya.” Ucap Lia sambil merekam jalanan yang mereka lewati.

“Iya, sepi banget. Apa di sini emang sesepi ini ya?” tanya Hyunjin entah pada siapa.

Hingga akhirnya mereka pun sampai di suatu jalan yang sepi. Jalan itu dikelilingi oleh hutan di kanan kirinya yang menambah kesan seram. Di sana mereka terpaksa harus turun karena mobil tak bisa masuk ke sana.

Tak jauh dari tempat mereka, ada penitipan mobil. Kebetulan sekali. Maka Hyunjin pun menitipkan mobilnya di sana.

Mereka bertujuh lalu mengambil tas mereka masing – masing. Mereka lalu berjalan lebih dalam ke jalan itu. Ada penunjuk jalan yang bertuliskan Dreams Carnival dan mereka mengikuti penunjuk jalan itu.

“Eh gaes, emangnya kita mau langsung ke sana? Nggak cari penginapan dulu?” tanya Seungmin.

“Yaaa sambil ke sana aja, Min. Siapa tahu ada penginapan yang deket sama Dreams Carnival supaya kita nggak susah – susah.” Usul Heejin.

Seungmin pun menyetujui ucapan Heejin.


Sekitar 20 menit berjalan, mereka akhirnya sampai di sebuah perkampungan yang juga sepi.

“Wah.. gila sih ini. Ke mana semua orang – orang di sini ya?” tanya Jisung sambil memperhatikan sekitar.

“Lah iya. Ke mana orang – orang?” tanya Hyunjin.

Lia pun mengeluarkan kameranya dan merekam daerah di sekitarnya.

“Kita barusan turun dari mobil  dan jalan sekitar 20 menit. Di sekitar kita sekarang nggak ada siapa – siapa gaes. Sepi banget. Bisa kalian liat kan? Nggak ada siapa – siapa selain kita di sini.”

“Kita tetep jalan aja yuk. Siapa tahu di depan ada penginapan.” Ucap Hyunjin.

Mereka bertujuh akhirnya melanjutkan langkah mereka. Jikyung ketakutan sekarang. Suasana di sekitarnya benar – benar mencekam. Belum sampai di Dreams Carnival saja suasana sudah seperti ini.

“Kamu takut?” tanya Seungmin dan Jikyung mengangguk. Seungmin pun meraih tangan Jikyung dan meletakkannya ke lengannya. “Kamu pegangan aja sama aku kalo takut.”

Jikyung pun memegang lengan Seungmin dengan erat malah seperti memeluk lengan Seungmin dan Seungmin pun memegangi tangan Jikyung untuk menenangkan gadis itu.

“Ehem.. pacaran aja terus.” Goda Jisung yang melewati mereka berdua.

Jikyung dan Seungmin tidak pacaran, tapi siapapun juga tahu kalau mereka berdua saling suka. Entah Seungmin yang terlalu malu untuk menyatakan perasaannya atau mereka berdua yang sepakat untuk menjalani hubungan seperti itu. Hanya mereka berdua yang tahu.

“Eh gaes! Di depan itu kayaknya penginapan deh.” Tunjuk Hyunjin ke sebuah rumah besar yang cukup menarik perhatiannya.

“Ya udah. Coba ke sana yuk.” Ucap Yeji.

Mereka bertujuh pun cepat – cepat mendatangi rumah yang dimaksud Hyunjin tadi. Dan.. ternyata benar saja. Rumah yang Hyunjin maksud itu memanglah penginapan.

Mereka bertujuh pun masuk ke penginapan itu. Suasananya masih sama.

Sepi..

“Yang jaga mana ya? Kok sepi sih?” tanya Yeji sambil memperhatikan sekitar.

Mereka bertujuh berdiri di depan meja penerimaan tamu, tapi meja itu kosong. Maka mereka memutuskan untuk menunggu saja.






“Eh kaget!” ucap Jisung sambil memegangi dadanya. Laki – laki itu menoleh dan menemukan seorang pria yang tengah tersenyum padanya.

“Mau menginap ya?”

Yang lainnya pun menoleh dan perhatian mereka tertuju pada pria yang tadi menepuk pundak Jisung.

“I-iya, kami mau menginap.” Ucap Seungmin dengan tergagap.

Jujur, mereka bertujuh merasa agak aneh dengan pria di depan mereka ini. Senyuman pria itu masih terukir dan senyumannya itu tampak agak menakutkan.

Pria tadi berjalan ke meja penerimaan tamu dan mengambil tiga kunci kamar lalu mengulurkannya pada Seungmin.

“Ini kuncinya. O ya, perkenalkan. Nama saya Kim. Kalian bisa memanggil Pak Kim.” Ucapnya.

Mereka bertujuh pun mengangguk.

“Makan pagi jam 7, makan siang jam 12, dan makan malam jam 7. Paham?”

Mereka bertujuh mengangguk lagi.

“Bagus. Sekarang kalian boleh masuk ke kamar.” Ucap Pak Kim.

Pak Kim lalu berjalan melewati mereka, tapi sebelum ia benar – benar pergi, ia berbalik.


“O ya, jangan pergi ke gudang di ujung tangga ya.” Ucap Pak Kim.

Pria itu lalu berjalan meninggalkan mereka dan menimbulkan tanda tanya di benak mereka bertujuh.

@@@

“Pak Kim agak aneh nggak sih?” tanya Yeji kepada Lia, Heejin, dan Jikyung.
Saat ini mereka berempat sedang berada di kamarnya Yeji dan Jikyung.
Mereka bertujuh menyewa tiga kamar. Sebenarnya mereka tidak mengatakan pada Pak Kim akan menyewa berapa kamar, tapi karena Pak Kim memberi mereka tiga kunci  dan mereka rasa itu cukup, mereka pun tidak protes.

“Iya. Aku juga ngerasa dia aneh banget. Nggak tahu kenapa. Auranya agak aneh aja.” Ucap Jikyung, menyetujui ucapan Yeji.

“Kalian liat senyumannya tadi gak? Serem ih!” ucap Heejin sambil bergidik.

Srek srek srek

Karena penasaran dengan suara itu, Lia pun menengok melalui jendela kamar. Ada Pak Kim di luar sedang memotong rumput.

Tak lama kemudian, Pak Kim menoleh pada Lia dan tersenyum. Lia melebarkan matanya lalu segera pergi dari jendela.

“Kenapa kamu?” tanya Jikyung.

“Aku tadi liat ke luar dan ternyata ada Pak Kim di sana. Dia noleh dong! Terus senyum. Ya ampun! Serem ih!” ucap Lia sambil menetralkan degup jantungnya yang sempat berdegup dengan cepat karena terkejut.


TBC

The Creepy Vlog: Dreams Carnival (00 Line) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang