Benang Merah?

5.7K 621 53
                                    

Hunkai Yaoi
.

.

"Saya mau bayar administrasi." Jongin menatap pria mungil di bagian administrasi bengkel. Jongin baru saja dihubungi pihak 'St Room' untuk mengambil mobilnya.

Oh yeah, seharian penuh tidak menggunakan mobil nya Jongin benar-benar kesulitan mau melangkah kemana pun.

"Sebentar,.. " Pria ber name tag 'Jimin' itu mengetik sesuatu di komputer nya dan kemudian memberikan bill bayaran Jongin.

"Bisa menggunakan kartu? saya tidak punya uang cash."

"Tentu Tuan."

Jongin mengamati ruangan yang tertata rapi, bengkel ini besar sekali dan sayang nya Jongin sudah memberi 'nilai'  yang cukup lumayan jelek untuk pelayanan nya. Jongin masih ingat bagaimana kesal nya dia tempo lalu. Jongin memang menjadikan pelayanan bengkel ini sebagai samsak tinju, pelarian rasa kesal nya. 

"Terimakasih Tuan, ini kartunya." Jimin memberikan kembali kartu Jongin dan memberi senyum sopan.

Jongin mengambil kartunya dan mengangguk kecil. Pergi ke garasi dimana mobilnya berada. Tadi Jimin sempat bilang lokasi mobilnya
Suara mesin-mesin yang tidak dimengerti Jongin memenuhi ruangan besar itu.

.

"Hyung, pria yang disana mau mengambil mobil nya." Taeyong menepuk bahu Sehun pelan.

Sehun menoleh dan menaikkan alis. "Lalu?"

"Kunci mobil nya."

Sehun langsung melihat ke arah pria yang pakai baju rapi yang terlihat mahal.
"Yasudah, biar aku saja. Lanjutkan ini." Sehun menyerahkan obeng pada Taeyong dan berjalan ke arah pria yang mau mengambil mobil.

.
.

"Selamat siang." Sehun menyapa dengan ramah.

"Selamat siang."

"Ini kunci mobil anda,..anda bisa test drive disini atau langsung membawa nya." Sehun berdiri disamping pintu kemudi mobil.

Jongin diam saja dan memasukkan kunci mobil kemudian menghidupkan nya. Sehun masih berdiri dengan bertopang tangan di pintu mobil yang terbuka sambil sedikit menunduk melihat Jongin.

"Apa ada keluhan?" Tanya Sehun.

"Anda ahlinya kenapa harus bertanya keluhan lagi? berarti anda tidak bekerja dengan baik." Ucap Jongin sambil mematikan lagi mobilnya.

Jongin mendongak melihat Sehun yang masih menunduk. Sehun menatap Jongin dengan senyum kecil disana.

"Bisa anda menutup pintu mobilnya? saya sudah bayar."

"Tentu. Hati-hati dijalan Nona." Sehun menutup pelan pintu mobil sambil melambai.

Jongin yang tadinya mau menyembur kalimat pedas jadi urung tapi matanya masih melotot kesal. Hell, berani sekali memanggilnya nona.

Jongin langsung tancap gas mobil keluar garasi.
.
.
.

.
.

Seminggu berlalu dengan cepat, Jongin juga sibuk dengan rutinitas WO nya.

Jongin weekend ini memilih belanja bulanan ke Supermarket karena demi kolor Baekhyun - yang menghabiskan makanan nya - tidak ada barang satupun yang mau dimakan dalam lemari pendingin.

Jongin memilih bahan mentah serta beberapa buah yang disuka nya kedalam troley.

"Hai Nona, sedang belanja?" suara baritone familiar yang mengganggu telinga Jongin tentu saja.

Jongin menoleh dan mendelik. Tapi diam saja karena Jongin yakin kalau ditanggapi pasti merajalela.

"Sombong nya."

"Apa sih?!" Jongin kesal sudah. "Apa kita saling kenal?"

"Waw, apa perlu saya jabarkan nona?"

"Siapa disini nona?"

"Anda tentu saja." Sehun dengan wajah tengil yang menyebalkan.
Jongin melengos dan mendorong troley ke kasir.

Sehun ikut di belakang Jongin mengantri untuk membayar belanjaan nya.

"Sudah lama kita tidak bertemu, satu bulan? atau.. apa anda mengingatnya?" Gumam Sehun dari belakang punggung Jongin.

Jongin menghela nafas. Kenapa rasanya kesialan selalu mengunjungi Jongin dengan rutin beberapa hari ini. Padahal Jongin dengan yakin selalu ibadah dan do'a untuk keberuntungan nya setiap hari.

"Silahkan Tuan." Kasir memanggil Jongin karena tidak kunjung juga maju kedepan padahal orang di depan nya sudah berlalu.

Jongin tersenyum kikuk. Melangkah mendekat dan akan membayar dengan kartu debit. Tapi sial lagi karena kartu nya tinggal dan uang cash nya tidak mencukupi.

Jongin ingin mengumpat dengan keras.

"Saya yang bayar jadi gabungkan dengan ini." suara baritone milik Sehun memecah pikiran Jongin, seketika menoleh dan melihat Sehun dengan alis tertaut.

Senyum tengil yang menyebalkan muncul seolah mengolok Jongin. "Kau berhutang padaku." bisik nya.

Jongin seperti orang bodoh yang tidak tahu harus apa hanya memandang Sehun yang berdiri bersisian dengan nya. Dekat sekali sampai Jongin merasa lengan nya menempel dengan otot keras yang dibalut kaus putih.

"Terimakasih, silahkan belanja kembali di market kami." Kasir tersenyum ramah begitupun Sehun.

.
.

"Ayo, dimana mobil mu?"
Sehun membawa belanjaan Jongin yang di gabungkan dengan belanjaan Sehun -  dua botol bir -  dan berjalan keluar mini market.

Jongin yang bengong,  "Apa sebenarnya yang terjadi?'' tanya Jongin pada udara AC yang dingin.

.
.

.
Apa hubungan mereka? Yaoo 😂
12/07/2019

 Apa hubungan mereka? Yaoo 😂12/07/2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Arrogant DarlingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang