Gift

3.4K 453 53
                                    

Hunkai YAOI
.
.

.
.

Jongin mengerjap mata, menyesuaikan pancaran cahaya yang menyilaukan saat ini. Mau bergerak namun tenaga seperti terkuras habis.

"Ada yang sakit?"

Jongin menoleh. Wajah Sehun terlihat khawatir . Kenapa sehun?

Ah, Jongin ingat dia pingsan.
"Aku merasa tidak punya tenaga sedikitpun."

"Yah, dokter bilang kamu terlalu banyak pikiran dan stres."Sehun menjelaskan.

Jongin hanya diam. Menghela nafas pelan. "Bisa pulang sekarang?"

"Aku panggil dokter dulu." Sehun berdiri untuk menekan bel darurat di atas bed Jongin.
.

.
"Jongin-ssi bisa pulang, nanti tebus resep vitamin yang saya beri. Saya himbau untuk tidak terlalu stres, kurangi aktifitas diluar ruanganddd. Bayinya masih kecil sekali. Sulit untuknya juga jika anda terlalu banyak pikiran." dokter menuliskan vitamin di note kecil. Tidak melihat wajah horor Jongin. Sehun juga sama saja.

"Dokter bilang, bayi?"

"Ya, anda sedang mengandung. Usianya mencapai 3 minggu." Jawab dokter ringan.

Pikiran Jongin berubah kosong. Bagai mengambang di tengah udara.

"Anda belum tahu?" tanya dokter yang akhirnya peka terhadap reaksi dua orang di hadapan nya.

Sehun tersenyum canggung. Melirik Jongin yang masih diam saja. Terkejut pastinya.

"Kami tidak berencana punya bayi secepat ini dan ini kejutan."

Jongin melirik Sehun yang baru saja bicara. Dia terlihat senang.

"Kita tidak bisa prediksi kapan seseorang akan hamil. Secara ilmiah, sperm bisa bertahan selama 24 jam untuk membuahi sel telur. Jadi bukan tidak mungkin akan hamil walau berhubungan satu kali. Selamat, Sehun-ssi. Selamat untuk bayi anda Jongin-ssi."

Dokter itu bukan teman curhat Sehun dan Jongin. Ucapan nya benar benar menyindir tanpa sepengetahuan dokter itu sendiri.

"Terimakasih dokter." Sehun tersenyum. Jongin juga memberi senyum kecil begitu Sehun membawa nya keluar ruangan dokter.

.
.

"Aku tidak menyangka akan begini." gumam Jongin lirih. Kesenyapan di antara mereka membuat Sehun bisa mendengar ucapan lirih nya.

"Kejutan ini luar biasa." ucap Sehun.

Perasaan membuncah dalam hati menggelitik perut Sehun. Bayi nya dan Jongin tengah bersemayam di perut Jongin. It's awesome.

Sehun mengantar Jongin pulang dengan mobil nya. Mereka hanya diam setelah percakapan singkat itu. Sampai di pelataran parkir apartement. Sehun maupun Jongin berpikir sendiri. Bahkan sekarang Jongin belum turun juga.

"Apa langkah selanjutnya Jongin?" Sehun membuka topik. Menatap ke sisi kanan dimana Jongin duduk diam.

Helaan nafas terdengar. "Aku tidak menginginkan ini." ucap Jongin.

Sehun hampir tersedak. "Jongin.." bahkan Sehun mendengar suara nya memberat mengiba. Kenapa Jongin setega itu? Bayi itu bahkan darah daging nya sendiri.

Jongin menoleh. "Aku tidak menginginkan nya. Dengar?" Jongin menatap Sehun yang kini juga menatapnya dengan raut memohon.
Kenapa Sehun harus peduli dengan bayi ini?

"Jongin, bayi itu bukan bayimu. Itu bayiku dan aku punya hak mempertahankan nya." Sehun berkata pelan berusaha mengatur emosi agar tidak meledak.

Sehun mencintai Jongin dan sekarang bayi mereka tengah hadir diantara mereka, kenapa Jongin tidak bisa membuka hati sedikit saja? Setidaknya untuk kehidupan calon bayi mereka?

"Darimana kamu tau ini bayi mu? bisa saja aku juga melakukan nya dengan orang lain. Selagi dia masih kecil tidak sulit menyingkirkan nya."

"Kamu tidak seperti itu. Dan aku percaya itu bayiku. Jangan gegabah Jongin, aku akan menuruti kemauan mu. Jangan menyingkirkan nya." Sehun menggenggam tangan Jongin. Memelas tidak peduli bagaimana tanggapan Jongin melihatnya begini.

Jongin termangu. "Apa alasan mu mempertahankan nya?"

"Aku tidak punya keluarga. Dan dia hadir, untuk itu jangan menyingkirkan nya Jongin. Aku akan bersikap baik dan menurut apa permintaan mu."

Jongin diam sambil menatap Sehun. Jongin tidak tega bagaimana Sehun mengiba padanya.
"Aku akan pikirkan lagi." Jongin melepas genggaman tangan Sehun. "Pulanglah dan istirahat, aku akan menghubungimu nanti."

Sehun tersenyum. Mengusap pipi yang basah dan menatap Jongin yang sudah turun dari mobil. Jongin berdiri menunggu Sehun untuk keluar area parkir.

"Aku menunggu kabar mu." ucap Sehun serak sehabis menangis tanpa sadar. Jongin mengangguk dalam diam.

Itu saja sudah cukup. Sehun akhirnya pulang. Jika Jongin bilang akan memikirkan nya, maka sehun percaya. Jongin tidak akan membohonginya.

.
.

.




ini drama sinetron watty 😂
yang gak vote dan komen aku datengin ke mimpi 😠

21/11/2019

21/11/2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Arrogant DarlingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang