Hunkai YAOI
.
.
.Jongin marah sekali disaat artist model pakaian nya membuat skandal dan tentu saja auto mereka memutus kontrak kerja, padahal jadwal pemotretan sudah di pelupuk mata.
"Jongin?" Baekhyun menyembulkan kepala dari celah pintu.
"Masuk lah Hyung." jawab Jongin. Tangan nya sibuk mengurut kening karena vertigo yang kambuh dadakan akibat stres.
"Sudah bertemu solusi?"
Jongin menggeleng. "Apa Hyung punya saran cadangan?"
"Aku tidak menyiapkan planning B karena ku pikir semua akan berjalan lancar mengingat artist itu baik-baik saja selama ini."
Jongin mengganguk merasa mereka sepikiran.
"Kenalan Hyung?"
"Mereka tidak memenuhi kriteria mu." Baekhyun akhirnya memilih duduk di kursi. Pasti pembicaraan mereka tidak sebentar. Tidak ada plan B dan Baekhyun menyesali itu semua. Bisa-bisa nya mereka lengah begini.
"Kapan waktu pemotretan nya Hyung?"
"24 jam dari sekarang."
"Apa Chan Hyung tidak bisa?" Jongin berharap sekali Baekhyun menjawab sesuai harapan nya.
Tapi semua hanya harapan.
"Dia bahkan belum pulang dari perjalanan dinas nya." Jawab Baekhyun.
Mereka tampak lesu setelahnya karena masalah ini, belum lagi waktu nya juga terbatas.
.
..
.
Jongin tidak tahu kenapa wajah pria yang pernah ikut kencan buta dengan nya itu terbayang dalam pikiran begitu melihat mobil nya.."Apa dia mau melakukan nya?" gumam Jongin. Dilema apakah harus meminta pria itu atau tidak.
"Tapi kami tidak sedekat itu, pasti dia tidak mau. Ah Jongin, kenapa rasanya seperti senjata makan tuan?" Jongin merutuki diri sendiri. Meracau sendiri karena otak nya sendat berpikir di saat keadaan terdesak begini.
Jongin masih ingat bagaimana saat itu dia memutuskan sepihak kencan mereka - kencan buta - bersama Sehun. Pria itu bertanya alasan nya dan Jongin bilang dia tidak sesuai kriteria idaman Jongin.
Dan sekarang tanpa tahu jalan hidup tiba-tiba saja mereka bertemu lagi dan Jongin harus meminta pria itu melakukan pemotretan karena Sehun memenuhi kriteria yang di inginkan Jongin.
What the shit?!
Jongin menggeleng karena opsi itu buruk sekali. Mau taruh dimana ego Jongin? Dan sayang sekali tidak ada pilihan selain opsi yang buruk itu.
"Aku harus mencobanya." gumam Jongin meyakinkan diri sendiri.
.
..
.
Sehun tersenyum lebar begitu melihat punggung Jongin dari balik kaca tempat istirahat montir bengkel.Pria dengan pakaian modis itu terlihat mencolok diantara besi beroda dan oli. Sehun jadi bertanya-tanya kebaikan apa yang dimasa lalu dilakukan nya sampai Tuhan memberinya keberuntungan dengan rutin.
Sehun memilih menghampiri Jongin. "Kim Jongin-ssi?" Sehun menyapa dengan sopan. Memberi senyum ramah yang di balas Jongin serupa.
Waw, kenapa beruang galak ini?
"Maaf, apa saya mengganggu?"
"Tidak sama sekali. Lagian juga sebentar lagi jam istirahat." Jawab Sehun. Sehun bisa melihat raut wajah sungkan Jongin.
"Ada yang bisa saya bantu? Mobil anda bermasalah?" Sehun harus menunjukkan citra yang baik di hadapan Jongin. Ya kan?
"oh, ini. Tidak-tidak. Mobil saya dalam keadaan baik. Bisakah kita bicara personal di ruangan lain, mungkin?" Jongin benar benar menelan harga diri nya yang tinggi serta ego nya.
Sehun mengangguk. "Tentu, mari keruangan saya."
.
.Jongin mengamati ruangan kerja Sehun. Sehun itu selera nya jantan sekali, begitu kesimpulan Jongin. Furniture serba warna kalem mengisi volume ruangan dengan apik.
Jongin akui, design nya simpel dan nyaman. Ngomong-ngomong Sehun sedang mengambil minuman di meja bar di sudut ruangan.
"Maaf, kulkas nya belum di isi dan hanya ada kopi." Sehun meletakkan sekaleng kopi instan di atas meja.
"Tidak apa." jawab Jongin. Mata nya memperhatikan uap bulir es menempel di kaleng kopi.
"Jadi?" Sehun membuka topik pembicaraan.
"Saya butuh artist model untuk pemotretan besok. Sebenarnya kami sudah punya kontrak dengan artist model pria dan sayang nya sedang terlibat skandal di saat waktu pemotretan hanya tinggal 24 jam. Saya tidak bisa berbasa-basi dengan manis, jadi bisakah anda membantu saya?" Jongin pikir kalimatnya terdengar buruk sekali dalam meyakinkan klien nya. Jongin tidak berkutik di hadapan Sehun.
Padahal pria itu bersikap tenang sekali.
Sehun menyandarkan diri di sandaran sofa. "Maaf mengatakan ini, kenapa tidak cari orang dibidang keahlian yang sama? artist model pria lain?"
"Kami harus rapat untuk pengajuan kontrak, belum lagi penyesuaian jadwal pemotretan dengan jadwal klien. Itu butuh banyak waktu." jelas Jongin.
Sehun mengangguk mengerti.
"Untuk royalti kami akan menyanggupi." tambah Jongin lagi. Meyakin kan Sehun.
Sehun mengangguk pelan, sambil berpikir.
"Tapi saya tidak pro berpose di depan kamera, apa tidak masalah?""Tidak masalah, kru kami akan mengarahkan anda." Jongin mematai Sehun penuh harap.
"Saya juga tidak bisa membiarkan orangblain menyentuh saya, bagaimana? Bukan kah saya harus di make over, benar?"
Jongin terdiam. Mencari solusi untuk Sehun. "Apa anda tidak nyaman dengan orang asing?"
"Benar sekali." jawab Sehun. Menyesap kopi dingin nya sambil menatap Jongin.
"Bagaimana dengan saya?" Jongin menunjuk diri sendiri. Jongin rela turun tangan sekalipun asalkan pemotretan ini tidak gagal.
"Saya pikir kita sudah saling mengenal walau tidak sedekat itu. Itu lebih baik daripada tidak kenal sama sekali."
"Jadi anda setuju?" Jongin merasa senang sekali kalau benar Sehun setuju.
"Kita coba."
Jongin tersenyum lebar dan menjabat tangan Sehun. "Terimakasih." ucap Jongin dengan tulus. "Saya akan beritahu alamat lokasi nya."
Sehun tersenyum dan bersorak dalam hati.
"Tentu."
Jackpot. Sehun diam-diam menyeringai.
.
.apakah faktor usia mempengaruhi ketikan jari di keyboard ? aku lebih banyak mengetik typo untuk ngetik pesan pribadi atau pun cerita fanfik. 😁
Watty aku sudah pulih lagi setelah insiden bikin kesal nggak bisa vote kemarin kemarin.
salam,
25/08/2019