Stay Pt. 5

3.3K 431 74
                                    

Hunkai YAOI

.
.

.
.

Kandungan 28 minggu.

.
.

Jongin dan Sehun sepakat untuk tunangan saja lebih dulu sembari menyiapkan pernikahan. Apalagi Jongin baru saja drop beberapa hari lalu karena anemia ringan.

Hanya acara perayaan kecil-kecilan. Jongin mau tema garden party bersama orang terdekatnya. Berhubung Sehun tidak setuju memakai rooftop gedung karena harus menaiki tangga, keputusan nya jatuh di balkon kolam renang hotel milik Sehun. 
Jadi bukan garden party tapi pool party. Tapi it's okay, yang penting adalah inti acaranya.

Alunan melodi manis mengalun sebagai backsound. Tidak sinkron sekali dengan kolam renang yang identik dengan musik beat dan coctail.

Selagi Jongin senang Sehun tidak peduli.

"Kamu sudah selesai?" Sehun yang tengah memakai tuksedo bertanya begitu Jongin keluar dari kamar mandi.

Jongin mengangguk seraya mengendik pada tubuh nya sendiri.
"Apa bagus? Aku pasti terlihat seperti badut."

Sehun tersenyum. "No. You look beatiful."

Sehun mendekati Jongin, terlalu dekat sampai Jongin mau menjauh. Tangan Sehun menahan pinggang Jongin sambil menatap mata cokelat karamel itu.

Kalung tipis berwarna silver itu mengalung di leher Jongin dengan bandul permata biru.
Jarak sekian milimeter itu bertahan beberapa detik.

"Terimakasih."

"Ya." ucap Sehun. "Mari keluar bersama."

Tangan Sehun terulur yang disambut Jongin. Sehun tidak lupa selalu bersyukur, Jongin benar-benar tidak lagi menolak semua interaksi mereka.

.
.

"Selamat Jongin, selamat Sehun. Selamat ponakan uncle." ucap baekhyun ceria, memberi sebuket bunga Chrysan putih pada Jongin.

"Terimakasih Hyung." ucap Jongin.

"Semua kru staff datang dan hampir menghabiskan hidangan party. Mereka itu auh.. "

Jongin tertawa.

"Bukan masalah, hidangan memang untuk dimakan bukan?" Sehun menginterupsi.

"Benar tapi tidak habis saat acara belum di mulai. Mereka buat malu."

Sehun terkekeh. Jongin sempat menoleh sesaat melihat bagaimana sehun tertawa kecil.
He's handsome.

"Apa acara dansa ada dalam list?"

"Kenapa? Hyung mau cari pacar disini?" Jongin tersenyum menggoda Baekhyun.

"Hoo sekarang sudah berani meledek ku?"

Jongin menggeleng. "Tidak. Tidak berani."

Baekhyun melengos." Yasudah, nikmati acaranya. Anggap rumah sendiri, sebagai perwakilan tuan rumah aku menghampiri tamu yang lain dulu."

"Ya, terimakasih Baekhyun-ssi. Silahkan." ucap Sehun.

Sehun dan Jongin melihat kepergian Baekhyun ke tengah keramaian.

.
.

Cincin dengan ukiran sederhana itu tersemat di kedua jari sepasang kekasih itu. Bolehkan sekarang menyebut mereka sepasang kekasih?

Siulan menggoda dari Taeyong memecah keheningan yang tercipta saat penyematan cincin.

"Langgeng ya Hyung~" ucap Taeyong.

Sehun tertawa. "Terimakasih, semoga saja."

.
.

Acara dansa dimulai. Banyak teman Sehun yang berdansa di atas lantai transparan tepat diatas kolam renang.  Air yang bening di bawah lantai menambah kesan romantis para pasangan.

Jongin mengasingkan diri dari keramaian. Pergi ke sudut ruangan, berdiri di pinggiran balkon. Menikmati semilir angin. Langit gelap juga bertabur bintang. Alam juga mendukung mereka saat ini.

"Mau duduk?"

Jongin menoleh. Tersenyum dan menggeleng. "Aku ingin menikmati malam dengan berdiri begini."

"Tapi nanti lelah."

"Hanya sebentar."

Sehun mengalah. Mendekat pada Jongin dan melingkarkan tangan pada tubuh Jongin. Jongin sempat berjengit lalu rileks kemudian.

"Terimakasih." ucap Jongin. "Sekarang hangat."

Sehun tertawa kecil, "Kenapa tidak bilang daritadi?"

"Apa boleh?"

"Pertanyaan bukan dijawab dengan pertanyaan sayang."

Jongin merona. "Jawab saja."

"Kenapa tidak? bukan hanya hati, tubuhku juga milikmu."

"Cheesy sekali."

Sehun hanya tersenyum. Mengeratkan pelukan. "Aku tidak lagi merasa sepi lagi. Ada kamu."

"Kamu bahagia?"

"Tentu saja. Aku punya keluarga sendiri sekarang." Sehun tiba-tiba saja menjadi melankolis.

Matanya terasa panas. Bukan ini hanya,.. Sehun hanya merasa rindu dengan ayah nya. Sejahat apapun dia, ayah tetaplah ayah untuk Sehun.

"Sehun.. " Jongin terkejut mendapati lehernya terasa basah. Jongin membalik tubuh nya.
"Kenapa menangis?" Jongin mengusap pipi Sehun yang basah. Bukan nya mereda airmata Sehun malah terus mengalir.

"Terimakasih." Sehun memeluk Jongin.

Jongin tersenyum. Membalas pelukan Sehun, menepuk nya pelan. Setetes airmata jatuh dari pelupuk mata Jongin.

"Maaf, aku pasti seperti pecundang." Sehun mengusap airmata seperti bocah lima tahun.

Jongin tersenyum. "Aku tidak melihatmu seperti itu, kenapa menangis?"

Sehun memeluk Jongin. Terhalang perut Jongin yang hangat. Sehun menunduk mengelus nya pelan. "Aku hanya rindu.. you know. Maaf kamu pasti tidak suka mendengar nya."

Jongin mengarahkan wajah Sehun menatapnya,"Aku sudah membuka hati, itu artinya aku sudah menerima segala nya kamu. Kamu bisa mengunjungi ayah dengan ku. Apa aku bisa memanggil nya ayah?"

Sehun terharu. "Seharusnya kita membicarakan ini di ruangan private, aku tiba-tiba malu karena sudah menangis."

Jongin tertawa. Memeluk Sehun.

Mereka sudah lebih terbuka sekarang. Setidaknya tidak ada yang melihat airmata mereka di tengah party.





.
.




03/12/2019

03/12/2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Arrogant DarlingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang