Chapter Ten - Fate

1.3K 135 183
                                    

Ada satu peribahasa satir. Entah itu sebuah kebetulan atau memang sebuah kenyataan yang tidak bisa terbantahkan bahkan sekalipun diukur dengan logika.

Sisi tulus bagi seorang wanita adalah saat ia tertawa. Dan sisi jujur seorang pria adalah saat ia menangis.

Pria dan air mata adalah sebuah kejujuran yang tidak dapat terbantahkan. Pernah dengar ungkapan sarkasme.

Air mata buaya.

Pernah lihat buaya menangis? Heol~

Chapter Ten - Fate

Sungai Han. Seoul. Korea

Mino mengusap satu bulir air mata yang keluar melesak melalui retina matanya sementara Irene mengusap air mata lain yang keluar dari keduanya matanya.

Keduanya saling mengusap air mata. Tepat di depan balkon Han river. Bedanya Mino mengusap air mata yang keluar karena menangis sementara Irene mengusap air mata karena tidak kuat menahan tawa.

That bitter in other side, and sweet in another side.

Irene bahkan harus menenggakkan kepalanya menahan air mata yang lagi-lagi keluar.

"Enough.. aigo Song Mino sudahlah"

Mino mengunci bibirnya, tidak bisa membalas Irene. Sementara perempuan bermarga Bae itu mengerjapkan bulu matanya menahan tawa yang keluar.

"Aku bisa gila.. "

"Yaa Song Mino.. bicaralah. Kenapa kau jadi cengeng seperti ini" dengusnya dengan geli.

Mino menarik nafasnya dan mendesah, ia memang selalu lemah kalau sudah berhubungan dengan cerita-cerita sedih menyayat hati.

"Aku ini sedang sedih Bae"

"Heol... tapi kan tidak harus menangis"

"Kalau sedih ya menangis Bae, masa tertawa. Nappun" gumamnya sebal. Irene mendelik dan mendecih.

"Omona.." decak Irene tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

Setelah dari rumah sakit Mino mengajak Irene sekedar duduk-duduk ditepi Sungai Han. Irene yang sedang dalam kondisi yang kacau hanya menurut dan menumpahkan semua kegundahannya didepan Song Mino.

Kekecewaannya, kesedihannya dan kemarahannya yang tidak dapat ia tahan ia ceritakan semuanya.

Awalnya Mino hanya diam mendengarkan tapi beberapa saat kemudian pria itu malah menangis dan sibuk menghapus air yang menetes dari matanya.

Irene terbahak. Air mata buaya -desisnya dalam hati. Iya Irene hanya mengumpat dalam hati. Terlalu kurang ajar kalau dia sampai mengucapkan hal itu secara terang-terangan. Sefrontal - frontal nya Irene ia masih bisa menyaring mana yang pantas ia ucapkan dan tidak.

Dan respon Mino bagi Irene terlalu berlebihan.

Padahal perempuan Bae itu yang salah paham.

Irene tidak tahu kalau jauh sebelum hari ini terjadi, Song Mino sudah terlebih dahulu mengalaminya.

Iya.

Hanya karena cinta, seorang perempuan tega mengakhiri nyawa anaknya sendiri demi Song Mino.

"Yaa... diamlah! Kau lihat orang-orang sudah melihat kita, aigo~~"

※※※

Bobby menaruh stetoskop disaku jas putihnya dan menurunkan kacamatanya dengan gusar, ia menatap lurus kearah seorang pria tampan dengan wajah seangkuh aristokrat kebanyakan harta yang kini terlihat sedikit santai.

OPERA#2 [ Irene ※ Mino ] FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang