Thirteen - White Lies

1.2K 120 176
                                    

Masa lalu tetaplah masa lalu.

Kenangan lampau yang tidak bisa disangkal.

Kau tidak akan pernah berada di fasemu sekarang tanpa masa lalu mu.

Pernah dengar satu kiasan?

'Lebih baik berubah menjadi baik dari seorang yang jahat daripada berubah menjadi jahat dari seorang yang baik'

Thirteen - White Lies

Song Mino

Pria yang tampan. Jelas. Berkharisma? Tidak bisa dipungkiri.

Bertubuh menjulang, body semampai dan wajah maskulin nya adalah beberapa diantara ribuan pesona seorang Song Mino.

Dulu Song Mino hanyalah pria tampan dan sexy yang gemar mengobral rasa. Ia begitu suka mempermainkan perasaan seorang wanita tanpa memikirkan akhir dari setiap permainannya.

Mino hanya tertarik. Itu saja. Dan biasanya rasa ketertarikannya itu akan hilang saat ia berkenalan dengan wanita lainnya.

Seperti kumbang yang terbang dan hinggap dari satu bunga ke bunga yang lain.

Tapi Mino hanya hinggap. Freesex? Big No.

Mino tidak suka ambil resiko sejauh itu. Lagipula ia hanya suka mengumbar kalimat-kalimat manis bukan mengumbar hawa nafsu.

Baginya. Itu merupakan sesuatu yang besar tanggung jawabnya. Sesuatu yang harus ia fikirkan matang-matang. Tidak ada yang tahu akibat dari sebuah hubungan badan. Sekalipun kau berusaha mencegahnya dengan apapun

Karma is on the way.

Lagipula alasan Mino tidak menyukai gaya liar yang satu itu karena ia tidak mau terkungkung dalam satu hubungan.

Mino belum siap berkomitmen.

Biasanya ia akan menjauh perlahan saat para perempuan yang ia goda mulai menunjukan obsesi nya. Seperti Son Seung Wan yang jelas-jelas menunjukkan perasaannya saat ia sudah menemukan mangsa baru.

Bagi Mino, Seungwan atau Wendy tidak lebih dari sahabat perempuan.

Tapi tidak pada Joohyun.

Mino terpenjara.

Mino rasanya tidak rela Junmyeon memilikinya.

"Kalau kau masih ingin melamun sebaiknya aku tidur"

Mino tergagap saat suara itu berubah kesal. Keduanya memang sudah berada di apartemen Joohyun setelah bulak balik mencari makanan yang diinginkan oleh Jisoo.

Mino meraih tangan perempuan itu dan memaksanya untuk tetap duduk disampingnya. Joohyun meliriknya sekilas dan menarik nafasnya. Ia meraih lengan Mino dan menautkan jari jemari mereka dengan lembut.

"Aku hanya .. sedikit bingung"

"Apa?"

"Sebelum Suho yang bicara, sebaiknya dengarkan aku Bae.."

"Suho? Jadi kau melamun memikirkan Suho? Astaga"

"Bae... please, jangan menghancurkan suasana" gerutu Mino yang langsung merangkul bahu milik perempuan itu. Mengusapnya dengan lembut sementara Joohyun megulurkan satu lengannya meraih pinggang pria itu.

"Bicara saja. Aku siap mendengarkan"

Mino menarik nafasnya. Ia tidak tahu kehidupan Joohyun dulu nya seperti apa. Ia bahkan meraba seandainya apa yang akan ia katakan ini malah menyakiti perasaan Joohyun.

"Aku dan Suho berkenalan di salah satu club di Gangnam" ujar Mino membuka ceritanya. Ia melirik Joohyun hanya hanya terdiam. Setelah merasa gadisnya itu tidak bereaksi apa-apa ia kembali melanjutkan ceritanya.

OPERA#2 [ Irene ※ Mino ] FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang